KEMERDEKAAN SEJATI
(Sebuah Renungan Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 76)
Ditulis Oleh:
Firman Schrijver M.Th., CBC
Dosen STT LETS Bekasi
Email: schrijverf@gmail.com
0811-111674
PENDAHULUAN
Bulan Agustus adalah waktu bagi segenap bangsa Indonesia merayakan hari bersejarah. Tepatnya pada tanggal 17 Agustus kita merayakan hari Kemerdekaan, khusus di tahun 2021 ini kita memperingati hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke 76. Kemerdekaan negeri ini tidak diraih dengan mudah namun lewat perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar, keringat dan air mata, bahkan nyawa anak bangsa. Negeri ini masih berjuang untuk menuntaskan kemiskinan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Apalagi dalam situasi sulit saat ini dimana pandemi Covid-19 masih menghantui. Begitu banyak korban jiwa dari berbagai kalangan seperti masyarakat umum dari berbagai lapisan juga tenaga kesehatan yang berjibaku untuk menolong mereka yang terpapar oleh virus ini.
Kita baru saja melewati masa kritis yang terjadi bulan Juli lalu dimana angka terpapar mencapai angka hampir 60 ribu dan angka kematian sekitar 1400 per harinya. Lewat keputusan dan kebijakan pemerintah yang tepat melalui program PPKM dan program vaksinasi yang masih terus berjalan angka yang terinfeksi Covid-19 mulai menunjukkan penurunan. Pandemi mengajar kita banyak hal baru seperti Work from Home, School from Home, bahkan Ibadah dari rumah. Sosialiasi dan interaksi dengan keluarga, teman, dan rekan kerja dibatasi hanya melalui media online. Kemerdekaan kita sebagai mahluk sosial seolah-olah terampas, tidal sedikit dari kita yang merasa bosan, jenuh, stres bahkan beberapa orang berusaha mengakhiri hidup mereka.
PEMBAHASAN
Melalui situasi ini kita diajarkan juga untuk lebih menghargai hidup yang Tuhan anugerahkan waktu kita menyaksikan beberapa orang terdekat seperti anggota keluarga, teman kerja atau pelayanan, dan sahabat meninggalkan kita lebih dulu. Selagi Tuhan mempercayakan hidup ini maka ada beberapa hal yang perlu dimaknai dalam hidup ini, seperti hal berikut;
- Hidup adalah kesempatan untuk berbuat baik kepada sesama.
- Hidup adalah kesempatan untuk memuliakan Tuhan.
- Hidup yang Tuhan anugerahkan adalah hidup dalam kemerdekaan sejati.
Hal Yang Pertama. Dalam Alkitab ada begitu banyak pelajaran tentang nilai-nilai kehidupan untuk berbuat baik kepada sesama diantaranya kebenaran firman Tuhan dalam Galatia 6:9 (TB) Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Demikian pula perbuatan baik dinyatakan dalam menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan dalam berbagai keadaan, disebutkan dalam Galatia 6:2 (TB) Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Dan masih banyak lagi.
Ditengah situasi sulit seperti sekarang ini banyak orang membutuhkan perbuatan baik dan pertolongan yang dilakukan dengan ketulusan hati.
Hal Yang Kedua. Yang kita maknai dalam hidup ini adalah selagi Tuhan memberi hidup, maka hidup kita hendaknya memuliakan namaNya, baik dalam tugas pekerjaan sehari-hari maupun tanggung jawab ditengah keluarga. Kisah Para Rasul 1:8 (TB) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Salah satu cara untuk kita memuliakan Tuhan adalah dengan menjadi saksiNya, karena kita semua seperti surat terbuka yang dapat dibaca oleh banyak orang (2 Korintus 3:2-3).
Hidup ini adalah sebuah kesempatan sekaligus kepercayaan untuk kita memuliakan Allah, dalam surat rasul Petrus, ia menuliskan pesan berikut, 1 Petrus 2:12 (TB) Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.
Hal Yang Ketiga. Yang dapat dimaknai dalam hidup ini adalah kita hidup dalam kemerdekaan sejati. Artinya Kristus sudah menebus kita menjadi orang-orang yang sudah dibebaskan dari perhambaan dosa.
Roma 6:6 (TB) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Roma 6:18 (TB) Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Kemerdekaan sejati yang kita alami sebagai orang percaya adalah kita sudah tidak diperhamba lagi oleh dosa. Rasul Paulus menyebutkan bahwa manusia terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu tubuh, jiwa, dan roh (1 Tes 5:23).
Tubuh kita mengalami kemerdekaan dari kutuk dan hukuman dosa waktu kita mengalami kelahiran baru saat kita dibenarkan (justification) dengan cara menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi (Yoh 3:3,5; Rom 3:23-24, Ef 2:8-9).
Sementara jiwa kita mengalami kemerdekaan dari kuasa dosa waktu kita terus menerus hidup dalam pertobatan, mengalami pengudusan (sanctification) dan bertumbuh dewasa secara rohani (Rom 8:2, 1 Yoh 1:9, 1 Kor 12:13).
Saat Kristus datang kali yang kedua maka kitapun akan dimerdekakan secara penuh dari kehadiran dosa saat kita diubahkan dalam tubuh kemuliaan (glorification) dalam peristiwa rapture yang ditulis oleh rasul Paulus dalam 1 Tes 4:16-17.
KESIMPULAN
Kemerdekaan sejati orang percaya terjadi waktu hidup kita dibaharui lewat kelahiran baru dimana roh kita bersekutu dengan Roh Allah, hidup kita yang terus menerus dipimpin oleh kuasa Roh Kudus dan kebenaran firman Tuhan, hidup dalam persekutuan dengan orang percaya lainnya (Kis 2:42,46-47) dan berbuah bagi kemuliaan Tuhan (Yoh 15:8).
Memperingati hari kemerdekaan negeri tercinta Republik Indonesia mari kita impartasikan kemerdekaan sejati sebagai orang percaya dengan cara bangkit untuk menjadi terang dan garam ditengah mereka yang belum percaya, beritakan kabar baik dan jadi saksiNya dimanapun Tuhan tempatkan. Tuhan memberkati kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi Alkitab versi 4.8.0 , 2010 – 2021, Yayasan Lembaga Sabda (YLSA), Jakarta.
Buku KOM (Kehidupan Orientasi Melayani) 100 Mengenal Allah dan Tinggal di Dalam Kristus, The Seeker, Cetakan ke 25, Juni 2018, Divisi Pengajaran, GBI Gatot Subroto, Jakarta.