MERAWAT PANCASILA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB ORANG KRISTEN
Oleh : Dr Antonius Natan M.Th – Waket I STT LETS
Hakekat Kebangsaan
Bulan September merupakan waktu yang tepat untuk memaknai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan sejahtera merupakan hal yang mendasar bagi bangsa Indonesia, sehingga perlu dijabarkan dalam konsep dasar negara dan ideologi nasional seperti yang telah dirumuskan dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.Agar kehidupan sejahtera terjadi maka perlu diawali dengan anak bangsa menolak berbagai bentuk diskriminasi suku, keturunan, warna kulit, ras, asal-usul, kedaerahan, golongan dan agama serta status sosial maupun kedudukan. Merawat Pancasila dalam hidup berkebangsaan bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa Indonesia, dalam mewujudkan cita-cita proklamasi demi tercapainya masyarakat adil dan makmur.
Menjelang kemerdekaan Republik Indonesia melawan penjajahan Belanda dan Jepang berbagai suku bangsa termasuk didalamnya Tionghoa, Arab, India dll. Turut serta bahu membahu berjuang di wilayah nusantara serta rela berperang dan mengorbankan nyawa demi Sang Saka Merah Putih berkibar, perjuangan yang tidak mengenal suku bangsa, perjuangan tidak mengenal agama, anak bangsa berjuang mengusir penjajah baik yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha bahkan Konghucu, mempertahankan tanah air dan melawan kezaliman tentara penjajah serta menolak keserakahan bangsa asing di bumi pertiwi. Kemerdekaan adalah milik bersama dan diwariskan kepada anak dan cucu. Sehingga kitalah yang harus merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tentunya Republik Indonesia adalah milik seluruh penduduk Indonesia yang harus dipertahankan, maka setiap anak yang lahir, dibesarkan, memperoleh pendidikan, memakan dan minum di wilayah nusantara disebut penduduk pribumi, siapapun itu memiliki hak yang sama dan berkewajiban menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itulah Hakekat kebangsaan.
Merawat Pancasila
Tetapi Akhir-akhir ini pluralisme bangsa Indonesia sedang diuji “ketahanannya”, goncangan demi goncangan dengan dalih menjunjung tinggi kepentingan, mempertentangkan agama, suku bangsa serta ideologi. Sesuatu yang seharusnya tabu dan tidak nasionalis malah menjadi model bagi kalangan tertentu, kelompok yang memiliki fanatisme yang sempit, merasa diri paling benar dan mengabaikan etika moral dan ajaran agama yang benar. Bumi seakan sesak dengan berita berita mencekam, mengintimidasi dan menakutkan disertai dengan kebohongan. Media sosial menjadi sarana bagi kelompok tertentu dan menjadikan kelompok lain terjerat.Kebinnekaan dan toleransi yang menjadi perekat bangsa terkikis, kekerasan bermunculan, masyarakat mulai terpengaruh benih kecurigaan dan kebencian serta berprasangka buruk terhadap sesama saudara. Semangat kebangsaan yang telah terajut kini mulai terkoyak
Peranan orang Kristen yang tergabung dalam gereja-gereja menjadi penting di tengah gejolak bangsa Indonesia, peranan sebagai fasilitator & katalisator dalam banyak kegiatan merawat Pancasila merupakan benteng pertahanan. Perlu pemahaman baru dan model yang sesuai jaman dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang dalam masyarakat maupun birokrasi, gereja yang memiliki otoritas surga perlu mendorong dan menumbuhkan sikap hidup damai tanpa kekerasan, menghargai keberagaman, mendakwah sikap dialogis antar sesama pemeluk agama dan menghormati satu dengan lainnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi serta tidak memberi tempat pada patriotisme yang picik.
Mari kita bersama memberikan kesadaran, kepada siapapun terutama kepada anak-anak remaja dari sejak dini, agama menghargai perbedaan, agama mengajarkan hidup berdampingan, agama mengajarkan kedamaian, dunia modern menjadi dunia yang tanpa batas dan saling berhadapan, setiap agama mengajarkan kasih, hormat dan takut kepada Tuhan Sang Pencipta.Gereja-gereja di Indonesia berdiri dengan maksud Tuhan agar Indonesia mengalami keselamatan. Gereja dibangun dan dibentuk sebagai sebuah gerakan moral terus proaktif mengantisipasi perkembangan wilayah, bersahabat dengan lingkungan, peduli dengan kondisi RT/ RW dengan memberi contoh bagi komunitas lain dalam membina hidup berdampingan yang rukun, kemandirian dan menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi melainkan saling mendukung dan menghormati.
Gereja-gereja di Indonesia perlu turun kelapangan turut serta dengan pemerintah untuk membina keluarga-keluarga agar rukun dan harmonis. Membangun keluarga sejahtera yang memiliki kemampuan untuk bertani dan beternak secara mandiri. Mendorong kemajuan ekonomi dan merangkai mata rantai perdagangan yang singkat dengan mempertemukan penjual yang berada di pedesaan dengan pembeli yang berada di perkotaan. Kemajuan teknologi memungkinkan semua menjadi nyata.Akhirnya, masyarakat nusantara memahami hakekat merawat Pancasila, gelombang yang didalamnya menggerakkan lebih banyak orang diseluruh Indonesia untuk menghayati pluralisme dan menghidupkan falsafah Pancasila yang menjadi pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya Karakter Bangsa.
Pro Ecclesia et Patria