Strategic Placement: Memandang Gereja Kecil Sebagai Penempatan Strategis Dalam Penanaman Gereja
Oleh:
Juserdi S. Purba
– STT LETS –
Pengantar
Materi ini mengaitkan apa yang terjadi di lingkungan gereja-gereja di Indonesia pada umumnya dengan beberapa paparan dari peneliti gereja (church researcher) tentang Gereja Kecil (Small Church). Kita menyadari ada keunikan masing-masing pada gereja-gereja lokal di Indonesia yang begitu banyak – dimana secara umum atau kebanyakan merupakan gereja-gereja yang dikualifikasikan sebagai Gereja Kecil (Small Church). Ada beberapa pengecualian, misalnya GBI dan beberapa yang lain, yang bisa digolongkan sebagai Gereja Besar (Big Church). Namun pada kenyataannya, gereja-gereja besar ini juga dibagi ke berbagai wilayah menjadi semacam gereja satelit – yang kemudian dari segi jumlah masuk lagi menjadi kelompok gereja kecil (Small Church). Mungkin jemaat hanya bergabung satu atau dua kali setahun dalam acara-acara khusus.
Mungkin kita tidak terlalu memperhatikan secara detail, namun beberapa gereja dari satu sinode misalnya, sudah hampir ada di semua propinsi saat ini bahkan ada yang sudah masuk ke beberapa negara seperti di Asia Tenggara atau Asia Selatan. Polanya sama, dari gereja lokal (yang diklasifikasikan sebagai Small Church) menginjili, memuridkan, memperlengkapi dan mengutus.
Hal seperti ini menjadi kekuatan, dan keunikan tersendiri. Walaupun di beberapa daerah mungkin nama satu gereja dari satu sinode tertentu mungkin kurang terdengar (dalam arti tidak semenonjol beberapa gereja besar yang umum diketahui) namun ternyata sudah melangkah jauh, bahkan ke “tempat-tempat sunyi”.
Persepsi dan Realitas antara Gereja besar dan Gereja kecil
Karl Vaters, seorang church researcher, pendeta di Cornerstone Christian Fellowship di Fauntain Valley, California menuliskan di newsmallchurch.com dalam topik “When Church Perceptions Don’t Match Small Church Reality” (Saat Persepsi Tentang Gereja Tidak Sesuai Dengan Realitas Gereja Kecil) menampilkan beberapa info-graphic yang disertai dengan pertanyaan-pertaanyaan. Berapa banyak orang hadir (jemaat menghadiri gereja)? Persepsi yang ada mengatakan lebih banyak orang menghadiri Gereja-Gereja Besar (Big Churches) daripada Gereja-Gereja Kecil (Small Churches). Apakah betul demikian? Kenyataan (realita-nya), satu milyar orang Kristen menghadiri gereja yang jemaatnya di atas 350 orang, sementara ada satu milyar juga yang menghadiri gereja dengan jemaat di bawah 350 orang. Dimana pertumbuhan gereja terjadi? Persepsi yang ada mengatakan bahwa Gereja-Gereja Besar (Big Churches) mendorong pertumbuhan gereja, sementara Gereja-Gereja Kecil (Small Churches) melambatkan pertumbuhan gereja. Kenyataannya, Gereja-Gereja Besar bertumbuh (berkembang) secara dramatis di beberapa tempat, sementara Gereja-Gereja Kecil bermultiplikasi secara dramatis di seluruh dunia. Prinsip-prinsip kepemimpinan mana yang bekerja (yang berjalan)? Persepsi yang ada mengatakan bahwa setiap Gereja Kecil dapat menggunakan prinsip-prinsip pertumbuhan gereja untuk menjadi sebuah Gereja Besar. Kenyataanya, beberapa prinsip saling cocok tetapi banyak yang tidak.
Penempatan Strategis (Strategic Placement)
Kekuatan yang mengherankan dari Gereja-Gereja Kecil adalah Penempatannya yang Strategis (Strategic Placement). Di sinilah ukuran kecil (small) tadi justru menjadi keuntungan. Gereja-Gereja Kecil telah menemukan cara (jalan)-nya sendiri untuk masuk ke seluruh sudut (penjuru) dunia. Hukum tidak dapat menghentikannya, jarak tidak dapat membatasinya, kurangnya dana tidak akan melemahkannya, di tempat-tempat dimana kekristenan dianggap illegal maka ukurannya membuatnya tidak kelihatan, dimana orang-orang tidak punya transportasi maka ukurannya membuatnya dapat (mudah) diakses, dimana tanah telah berharga mahal maka ukurannya membuatnya mampu dibeli.
Gereja-Gereja Kecil (Small Churches) adalah satu dari alat (tool) terbesar Allah untuk menjangkau dunia, karena hadir di lebih banyak tempat di bumi melebihi kelompok-kelompok masyarakat lainnya, terpencar luas di seluruh dunia melebihi keyakinan-keyakinan (kepercayaan) lain dan juga terdistribusi melebihi denominasi-denominasi gereja yang ada. Gereja-Gereja Kecil tersebar lebih luas dari produk-produk muatan manusia yang mendunia, menjangkau ke begitu banyak segmen kehidupan manusia. Gereja-Gereja Kecil dapat ditemukan di setiap benua, di setiap negara dan (hampir) di setiap suku. Secara kultural – dengan paket injil – dapat lebih beradaptasi dibandingkan ideologi, keyakinan dan filosofi lain yang sudah ada. Gereja-Gereja Kecil dapat betah (at home) di setiap bahasa, budaya, di antara kelompok umur, status sosial ekonomi dan cocok bagi setiap citarasa dan gaya.
Penutup
Sering kita — mungkin — merasa kurang percaya diri atau bahkan justru merasa gagal bahwa jumlah kehadiran jemaat kita tidak cukup banyak. Namun ketika kita menyadari Gereja Kecil (Small Church) adalah bagian dari strategi ilahi dalam penjangkauan dunia bagi Kerajaan Allah, maka kita hanya perlu menyadari posisi kita dan memberi respon yang tepat. Tidak dilemahkan namun tidak juga membuatnya menjadi semacam alasan (excuse).
Kita semua ingin gereja kita bertumbuh, berkembang, bertambah banyak dalam jumlah jemaat yang dilayani. Kita merindukan itu. Tetapi mari kita melihat satu tujuan yang lebih besar, dimana Tuhan sudah membawa gereja kita dalam strategi ilahi ini. Srategic placement.
Gereja sebagai agen perubahan, mengubah orang orang menjadi sama (sempurna) seperti KRISTUS, maka gereja kecil menjadi begitu efektif untuk mengerjakannya. Perubahan besar adalah kumpulan perubahan kecil. Kota berubah karna masyarakatnya berubah, masyarakat berubah karna orang orangnya berubah. Gereja hadir di dalam skala kecil di tengah masyarakat kota adalah cara yang efektif untuk melayani membawa orang orang datang pada pada YESUS.
Gereja yg kecil memiliki fleksibilitas yg tinggi… jalan bagi gereja besar agar fleksible adalah dengan memecahnya menjadi bagian2 kecil… krna yg kecil yang dapat bertumbuh…