Awali Natal Dengan Persiapan Perayaan Dan Perlu Bertobat

435 views

Awali Natal Dengan Persiapan Perayaan Dan Perlu Bertobat

Antonius Natan

Lukas 2:11-14 (TB) “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”

Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” 

Setiap tahun umat Kristiani merayakan kelahiran Kristus. Gereja mempersiapkan diri dengan memberikan hiasan, ada pohon natal hanya tampak semakin modern dengan pernak-pernik yang baru. Mungkin tahun ini gereja tidak menghias diri secara meriah dengan penambahan tenda dan kursi. Melainkan di jaman serba virtual dan online, persiapannya berbeda lagi. Gereja mulai memberi peralatan soundsytem dan multimedia untuk mendukung siaran langsung baik via YouTube, Facebook atau Instagram. Gereja melaksanakan dua model kebaktian, Ibadah tatap muka di gereja secara terbatad mengikuti protocol Kesehatan dan Ibadah Vitual secara online.

Situasi lain di jemaat tak kurang keluarga-keluarga sibuk berburu di online store mencari pakaian apa yang pantas digunakan walau belum tentu dapat bepergian dengaa situasi pandemi saat ini. Yang menarik adalah ibu-ibu sibuk mempersiapkan makanan yang akan dihidangkan. Mungkin juga saat pandemik ini seisi rumah terlibat memasak bersama. Natal identik dengan pesta yang tidak boleh dilewatkan.

Kelahiran Juruselamat di kota Daud ditandai oleh fenomena alam yang berbeda, bintang bersinar sedemikian rupa memberikan jalan bagi orang Majus, penampakan malaikat dan bala tentara Sorga menunjukkan suasana Sorga ada di bumi, tentunya keadaan padang gembala yang luas menjadi terang benderang, dan dipenuhi dengan suara musik dan alunan lagu yang merdu oleh para malaikat, suasana pesta dan sangat meriah, buktinya para gembala berbondong bondong datang kepalungan Yesus, mereka dengan polos turut bersukacita dan merasakan damai sejahtera, padang gurun yang dingin diwaktu malam berubah menjadi hangat, udara yang dingin membeku menjadi cair dan mengalirkan gelora panas memuliakan keagungan Tuhan. Atmosfir Surga terasa.

Berbeda dengan keadaan di istana Herodes, sang Raja dan politikus memaknai kehadiran Juruselamat sebagai petaka, ancaman dan kekhawatiran berakhirnya masa kekuasaan, adanya persaingan, adanya perebutan kekuasaaan, kehancuran terbayang sehingga perlu disiasati dengan membunuh bayi Yesus dengan mengerahkan tentara yang besar.

Disatu sisi peristiwa kelahiran Yesus adalah peristiwa berdarah mencekam dan mengerikan yang perlu diketahui manusia sepanjang masa, anak anak usia 2 tahun kebawah harus dibunuh! peristiwa mengerikan dan mengharukan! Jerit tangis keluarga karena anak mereka harus mati. Ibu-ibu mengalami kesedihan yang luar biasa, keluarga kehilangan bayi-bayi laki. Dimanakah keadilan? Dimanakah Allah pada saat itu? Natal yang membawa kemarahan, kesedihan, dendam, kekecewaan sekaligus mempersalahkan Allah.

Persiapan Natal Perlu Pertobatan

Melihat peristiwa-peristiwa yang menyertai kedatangan Tuhan Yesus kedalam dunia, terjadinya atmosfir surgawi di padang gurun yang dingin membeku, terjadinya kemarahan dan kekhawatiran seorang manusia yang sangat di dalam istana Herodes. Pembunuhan bayi seperti mendatangkan atmosfir neraka yang menghanguskan.

Saat ini apa makna Natal sesungguhnya bagi kita? sekedar peringatan sejarahkah? atau sekedar perayaan liturgi yang berbedakah? atau mungkin perayaan menuju liburan panjang akhir tahun?

Sadarkah kita bahwa kelahiran Juruselamat diperingati sebagai cerminan bahwa apakah Yesus masih lahir dalam hidup kita manusia? bahwa manusia diselamatkan dan ada hidup setelah kematian, bahwa ada penghakiman terhadap sikap dan perilaku manusia.

Saat Natal adalah saat melakukan kontemplasi, melakukan koreksi atas pertumbuhan iman, koreksi terhadap sikap dan perilaku, apakah perbuatan selaras dengan hukum cinta kasih, dengan rela memberitakan kabar keselamatan bagi orang lain, Rasul Paulus memberikan pengajaran tertuang di Galatia 5, bahwa kita manusia merdeka sehingga tidak terikat dengan dosa, pola hidup mengikuti kehendak Tuhan sehingga memiliki buah Roh.

Sesungguhnya hanya orang benar dan saleh yang pantas merayakan kedatangan Juruselamat, akan menjadi aneh jika manusia berdosa merayakan kedatangan Juruselamat yang akan menghakimi orang berdosa. Mari gunakan waktu sejenak merenungkan makna Natal. Apakah kita berkenan kepada-Nya? awali Natal dengan pertobatan dan tidak berbuat dosa lagi, sehingga setiap tahunnya didapati iman kita bertumbuh dan karakter semakin positif.

Tahun ini kita menikmati Natal dalam suasana pandemic Covid 19. Mungkin tahun depan masa kelam pandemic berlanjut, tetapkanlah Yesus hidup dalam diri kita. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!