Pola Penempatan Orang yang Tepat dalam Sebuah Pelayanan Gereja
Oleh
Junus Mulyana
STT LETS
Melayani pekerjaan Tuhan adalah panggilan hidup bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, karena sesuai dengan apa yang Tuhan perintahkan dalam Amanat Agung-Nya yang ditulis di Matius 28 : 19 – 20 yang berkata: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Tuhan tidak mau seorang manusia pun binasa, melainkan ingin semuanya diselamatkan. Untuk itulah semua orang yang percaya mendapat tugas untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang dan menggembalakannya sampai jiwa-jiwa yang sudah diselamatkan itu bertumbuh mencapai kedewasaan rohani dan akhirnya menjadi serupa seperti Yesus di dalam seluruh aspek kehidupan mereka, seperti yang tertulis di Kisah Rasul 20:28 : “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.”
Paulus menegaskan, bahwa orang yang meresponi panggilan Tuhan untuk melayani pekerjaan-Nya dipercayakan karunia yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya untuk melakukan tugas yang berbeda-beda pula seperti yang dikatakan oleh Paulus di Roma 12 :4 – 5 : “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.”
Dengan kata lain, Paulus dapat mengatakan bahwa; Tuhan sudah mempersiapkan suatu tugas pelayanan kepada setiap orang yang “terpanggil” untuk meresponi panggilan-Nya, dan dengan adanya tugas pelayanan itu, Tuhan memperlengkapi mereka dengan karunia-karunia Roh-Nya dan talenta-talenta agar semua pelayanan yang dilakukan berhasil membuat jiwa-jiwa bertumbuh mencapai kedewasaan rohani sampai serupa dengan Kristus, tetapi penulis banyak menemukan pelayanan-pelayanan yang tidak bertumbuh dengan signifikan sekalipun pelayanannya sudah dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama di dalam maupun di luar lingkungan gereja. Mengapa sampai terjadi demikian? Memang dari Tuhanlah asalnya setiap tugas pelayanan dan semua karunia-karunia atau talenta, dan setiap orang yang dipercayakan karunia atau talenta, itu artinya dia sedang dipromosikan atau dipercaya Tuhan dalam panggilan tugas pelayanan di bidang tertentu di gereja-Nya. Tetapi yang menjadi masalahnya adalah, apakah setiap pelayan Tuhan sudah mengerti apa yang menjadi panggilan tugasnya? Apakah setiap pelayan Tuhan sudah menemukan karunia atau talentanya? bukan tidak mungkin kalau kepemimpinan di gereja yang justru membuat seorang pelayan Tuhan keluar dari rencana dan panggilan Tuhan, sehingga pelayanannya tidak bertumbuh karena memang tidak sesuai dengan kemampuan, karunia dan talentanya. Bukankah Tuhan sudah mempersiapkan tugas dan karunia untuk seorang pelayan Tuhan yang mau meresponi panggilan-Nya? tetapi yang banyak terjadi di lapangan adalah banyaknya pelayan Tuhan yang belum mengerti panggilan dan karunia yang Tuhan percayakan kepadanya, sehingga mereka melakukan pekerjaan pelayanannya tidak ditempat atau di bidang yang tepat sesuai dengan karunianya dan akhirnya membuat pelayanannya tidak maksimal bagi jemaat yang dilayaninya
Penulis juga menemukan bahwa sebuah pelayanan yang tidak bertumbuh itu bukan hanya karena disebabkan oleh pelayan Tuhan yang tidak mengerti panggilan dan karunianya saja, melainkan disebabkan oleh pemimpin-pemimpin di gereja yang tidak mengerti potensi seseorang sehingga salah menempatkan orang untuk membidangi suatu pelayanan, Maxwell (2008) menyatakan bahwa tak ada bedanya dengan bisnis. Anda harus memilih pemain-pemain yang tepat dalam organisasi anda. Kalau anda memilih dengan baik, keuntungannya berlipat ganda dan rasanya hampir tidak akan ada habis-habisnya. Kalau anda salah pilih, masalah anda akan berlipat-ganda dan rasanya juga tak akan ada habis-habisnya.
Penulis banyak menemukan pelayan-pelayan Tuhan yang dipromosikan untuk menduduki sebuah pelayanan bukan karena karunia, talenta dan kecakapan yang dimilikinya, tetapi lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor lain diantaranya: faktor senioritas, faktor pertemanan, faktor finansial dan juga faktor “keamanan”. Pemimpin mungkin saja mengetahui bahwa orang yang akan dipromosikannya itu tidak cakap dan tidak berkarunia untuk mendukung suatu bidang pelayanan, tetapi karena faktor-faktor yang disebut di atas, maka orang tersebut tetap dipromosikan untuk membidangi sebuah pelayanan. Adanya perasaan sungkan dan ingin membalas budi karena sudah cukup lama melayani atau merintis pelayanan bersama-sama. Faktor lain yang membuat pemimpin salah menempatkan seseorang di suatu bidang pelayanan adalah karena adanya perasaan ”tidak aman” di dalam dirinya. Perasaan “tidak aman” disebabkan oleh karena pelayan Tuhan yang akan dipromosikan itu lebih cakap atau lebih berkarunia dari pada si pemimpin itu sendiri.
Faktor lain yang dapat membuat pemimpin salah mengambil keputusan dalam menempatkan seseorang di bidang pelayanan yang tepat disebabkan karena kurangnya pemimpin-pemimpin memahami firman Tuhan. Efesus 4:11,12,16, menyatakan: 11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Memang Tuhan yang memberikan Karunia 5 Jawatan di gereja untuk memperlengkapi orang-orang kudus-Nya bagi pekerjaan pelayanan, tetapi setelah orang–orang kudus bertumbuh kerohaniannya dan menjadi seorang pelayan Tuhan yang dipercayakan karunia dan talenta, pemimpin di gerejalah yang bertanggungjawab untuk menyusun “anggota tubuh” dan mengikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, artinya; pemimpin-pemimpin di gereja yang bertanggungjawab menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat. Penulis banyak menemukan pemimpin di gereja yang tidak memahami kalau Tuhan sebagai Kepala Gereja yang memberi mandat kepadanya untuk memimpin, Dia mau supaya para pemimpin dapat bekerja-sama dengan-Nya Sang pemberi Karunia dalam kepemimpinannya sebagai yang mewakili Tuhan di gereja untuk mempromosikan seseorang yang dipromosikan oleh Tuhan atau dengan kata lain, mempromosikan orang yang tepat di tempat yang tepat. Untuk itu seorang pemimpin harus dapat mengenali potensi seluruh sumber daya yang ada.
Faktor lainnya yang menyebabkan pemimpin salah menempatkan seseorang dalam sebuah pelayanan adalah disebabkan karena gereja masih dalam tahap perintisan dan belum banyak sumber daya yang terpanggil untuk melayani pekerjaan Tuhan sehingga pemimpin mau tidak mau mempromosikan sumber daya yang ”seadanya” untuk keperluan pelayanan penggembalaan jemaat dan akhirnya mempengaruhi pertumbuhan gereja.
Referensi:
Alkitab Terjemahan Baru. (2006). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
Maxwell, J. (2008). Leadership Gold. Jakarta: Immanuel.