Kesenjangan Komunkasi Antar Generasi di Dalam Keluarga
Oleh
Shinta Dewati
– STT LETS –
Pendahuluan
Pernakah kita membayangkan mengapa di jaman sekarang banyakorang tua (generasi yang lebih tua) mengeluhkan banyaknya soal “kesenjangan (gap) komunikasi”dengan anak dan cucu mereka? Dalam istilah sekarang (jaman now) adalah “komunikasi kok tidak nyambung”. Salah satu penyebabnya adalah karena kita hidup di jaman (era) dimana perkembangan teknologi berkembang dengan sangat pesat sehinga banyak yang tidak mampu mengikutinya. Ada yang mengatakan bahwa kehadiran teknologi komunikasi yang sekarang mampu membuat “yang jauh menjadi dekat” dan “yang dekat menjadi jauh”. Di era digital (era informasi) saat ini, meskipun disatu sisi membawa kesempatan bagi keluarga untuk “disatukan”, namun sekaligus juga membawa potensi “kehancuran” bagi keluarga. Dalam arti dapat menyatukan dan menghancurkan keluarga.
Penyebab Kesenjangan Komunkasi
Menurut Randy Hain (motivatorAmerika/2013) ada 5 generasi :
- Generasi Baby Boomer, lahir antara tahun 1946 – tahun 1964
- Generasi X, lahir antara ahun 1965 – tahun 1980
- Generasi Y, lahir antara tahun 1981 – tahun 1994
- Generasi Z, lahir antara tahun 1995 – tahun 2010
Ad.1. Generasi Baby Boomer
- Lahir setelah Perang Dunia II
- Memiliki banyak saudara/keturunan
- Generasi yang dapat, mudah menerima dan menyesuaikan diri
- Dianggap sebagai orang lama yang mempunai pengalaman hidup
Ad.2 . Generasi X
- Lebih toleran terhadap agama, ras dan etnis
- Sulit berubah
- Kurang kreatif
- Komitmen tinggi
- Rasional
- Cenderung feudal (karena dididik dengan disipplin)
Ad.3 . Generasi Y
- Bersifat santai
- Mudah berubah
- Kreatif
- Kurang tanggungjawab
- Komitmen rendah
- Emosional
- Dididik terbuka, santai dan modern
Ad.4. Generasi Z
- Tumbuh dengan berbagai kemudahan teknoligi dan ketersediaan akses ke dunia luar dantidak terbatas
- Usia remaja dan kanak kanak
Masing masing generasi mempunyai ciri ciri dan sifat sifat yang berbeda yang berdampak terhadap kesenjangan berkomunikasi. Mis komunikasi mulai terjadi hanya karena kedua belah pihak dari dugenerasi yang berbeda dibesarkan dengan cara dan selera yang berbeda. Generasi tua menganggap generasi muda itu kurang bertanggungjawab dan kurang sopan, sedangkan generasi muda menganggap generasi tua itu kuno/jadul dan kolot, tidak mengikuti perkembangan teknologi (gaptek).
Bagaimana mengatasi kesenjangan komunikasi antar generasi ini.
Gencarnya arus globalisasi dan modernisasi menuntut penyesuaian diri dari generasi tua dan harus mau belajar mengikuti perkembangan yang ada. Cara mengatasi kesenjangan komunikasi antar generasi :
- Komunkasi efektif
- Menurut Frank E.X. Dance, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dengan tujuan merubah perilaku orang lain.
- Menurut Chalouiss.blogspot.co.id, komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap, saling bertukar informasi, ide dan kepercayaan sesuai harapan
- Beberapa hal yang harus dilakukan generasi tua agar komunikasi generasi tua menjadi efektif terhadap generasi muda :
1). Kenalilah bahasa mereka (generasi muda)
2). Jangan menyertakan emosi (Ef 4 : 29 – 31)
3). Beri kepercayaan kepada generasi muda
4). Diskusikan setiap masalah dan berikan feedback
5). Beri ruang kepada generasi muda untuk mengekspresikan dirinya
Inilah tugas dan tantangan kita yang hidup di era digital ini. Dimasa/jaman inilah Tuhan menempatkan kita untuk hidup dan membina keluarga kita. Kita meyakini bahwa kebenaran Firman Tuhan tetap sama dan tidak lekang oleh waktu. Pertanyaannya adalah bagaimana kebenaran Firman Tuhan disampaikan dengan benar dan dimengerti dengan benar ditengah kemajuan teknologi yang pesat dan ditengah perubahan gaya hidup di dalam keluara dan masyarakat. Kemajuan teknoligi tidak dapat dihindari, tinggal bagaimana hal ini dapat dimanfaatkan untuk memberitakan Kerajaan Allah. 1 Kor 10 : 31, Firman Tuhan berkata, “…..jikalau engkau makan atau jika engkau minum,atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Kita harus mempersiapkan anak anak kita (generasi milenial) dengan teladan dan komunikasi yang efektif agar tidak ada kesenjangan dalam berkomunkasi. Kita dapat mewarisi iman percaya kita di dalam Tuhan dan terus melanjutkan kabar baik (Mat 28 : 18 – 20).