CARA MENGAMBIL KEKAYAAN YANG TUHAN BERIKAN

296 views

CARA MENGAMBIL KEKAYAAN YANG TUHAN BERIKAN

Di tulis oleh: Tanu Widjaja M.Th

Mahasiswa Pasca Sarjana MoU STT LETS – INSTITUT KRISTEN BORNEO

Program Doktor Teologi

 

Pendahuluan

Kekayaan sebagai istilah berasal dari kata dasar kaya dengan pengertian adanya kepemilikan atas suatu benda atau aset yang memiliki nilai baik materiil maupun immateriil. Adanya imbuhan “ke” pada “kaya” dan akhiran “an” sebagai bentuk bahwa benda atau aset tersebut telah dimiliki oleh suatu pihak. Bila dibandingkan dengan kata dasar “kaya” dengan kata jadian “kekayaan” maka akan dapat dirasakan lebih spesifik pada istilah kekayaan. Setiap manusia yang tercipta di muka bumi ini diberikan kemampuan untuk menikmati kekayaan. Kekayaan yang di katakan di sini, bukan hanya bersifat sebuah benda atau aset, melainkan juga kekayaan yang bentuknya inmateriil juga. Sering kali manusia menganggap kekayaan itu adalah benda atau aset yang dimiliki, dan itu yang membuktikan bahwa kehidupannya adalah kehidupan yang terbaik sebagai seorang manusia.

Di dalam Perjanjian baru, Rasul Paulus mengajarkan kepada Timotius tentang arti kekayaan yang sebenarnya. 1 Timotius 6:6-8 (TB) berkata: “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” Pemahaman tentang kekayaan yang dituliskan oleh Rasul Paulus adalah mencukupkan diri dengan apa yang diberikan oleh Tuhan, dan jangan kita mengambil sesuatu yang berlebihan untuk diri kita sendiri.

Peringatan yang juga diberikan oleh Rasul Paulus tentang kekayaan yang berlebihan tertulis juga pada 1 TImotius 6:9-10 (TB) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpan dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Dasar utama dari mengumpulkan kekayaan yang berujung kepada kehancuran ( yang menimbulkan sifat tamak adalah cinta uang ), Rasul Paulus mengingatkan akan hal tersebut untuk kita berhati-hati.

 

Bagaimana kita mengambil kekayaan yang Tuhan berikan?

Dalam kitab perjanjian lama, kita melihat bahwa kekayaan lebih identik dengan kepemilikan akan harta benda yang melimpah yang terjadi atas orang pilihan Tuhan seperti Abraham (Kejadian 17-20), Yakub (Kejadian 30-31), Yusuf (Kejadian 41), Raja Yosafat (2 Tawarikh 17:5) dan banyak orang yang diberkati oleh Tuhan dengan kekayaan. Bagaimanapun mereka adalah orang-orang terpilih dengan janji memiliki bumi dan pemberian. Mereka diberikan tanah dan kekayaan yang sedemikian rupa. Namun berbeda dalam perjanjian baru, mengatakan bahwa Gereja tidak pernah memberikan lahan (tanah) atau janji untuk menjadi kaya. Efesus 1:3 (TB) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Yesus sendiri menyampaikan juga dalam Matius 13:22 (TB) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yesus mengajarkan bahwa ketika kita mengumpulkan kekayaan yang berorientasi membutakan kita atau menipu kita, maka kita sendiri tidak akan menjadi kaya. Kekayaan yang dimaksud adalah kekayaan yang tidak bersifat jasmani tetapi kekayaan (berkat) rohani dalam hidup kita.

Kembali kepada konteks bagaimana cara kita mengambil kekayaan yang Tuhan berikan?

Kejadian 2:1-3;15 (TB) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia ada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Alkitab menuliskan bahwa bekerja itu merupakan poin atas segala sesuatu karena itu adalah hal dasar yang paling penting. Kitab kejadian dimulai dari proses penciptaan yang dilakukan oleh Tuhan sendiri dari hari pertama sampai pada hari keenam dan pada hari ketujuh, waktu Tuhan beristirahat atas segala ciptaan yang telah dilakukan- Nya. Tuhan memulai segala sesuatu dengan mencipta yang identik dengan kata “bekerja”. Hal ini sangat berkaitan juga dengan firman Tuhan yang tertulis di atas

mengatakan bahwa Ketika Tuhan selesai bekerja, Tuhan juga memiliki sebuah tujuan dimana Tuhan ingin memperlihatkan hasil karya-Nya dengan menciptakan manusia untuk bisa menikmati semua hasil penciptaan-Nya. Namun Tuhan tidak ingin manusia yang diciptakan-Nya hanya duduk diam dan melihat saja. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Tuhan juga menempatkan mereka untuk mengusahakan dan memelihara semua yang Tuhan sudah ciptakan dan sediakan.

Kata “mengusahakan” dan “memelihara” disini memiliki arti yang sinomin yaitu “mengelola”. Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk mengelola semua yang telah ada (di dalamnya adalah semua kekayaan baik itu yang ada di langit (udara), di bumi (dataran) dan yang ada dibawah bumi (laut dan laut dalam). Tuhan sudah memberikan semua kekayaan atas bumi ini kepada manusia.

Kekayaan atas bumi ini juga tinggal di nikmati saja, karena dalam Kejadian satu, Tuhan bukan hanya menciptakan, ketika Tuhan melihat semua yang Ia ciptakan semuanya sangat baik ( Kejadian 1:31; 2:1). Tuhan melihat semua karya-Nya sangat indah. Semua yang baik dan sangat memuaskan atas pekerjaan yang Tuhan sudah lakukan merupakan sebuah harmonisasi dan kesempurnaan atas langit dan bumi yang merupakan gambaran dari Allah itu sendiri sebagai pencipta. Tuhan tidak hanya menciptakan namun juga Tuhan memelihara ciptaan-Nya. Terlihat dari ketika Ia menempatkan manusia di taman itu tersebut (Kejadian 2:7), menaman ditaman dan menyiraminya (Kejadian 2:6,8), dan juga menyediakan seorang istri bagi manusia itu (Kejadian 2:21-22).

Ayat firman Tuhan lainnya juga yang menyatakan bahwa Allah sudah menyediakan kekayaan tersebut di muka bumi ini tercatat dalam Mazmur 104:10-22, yang mengatakan bahwa Tuhan yang peduli atas bumi ini dengan menyirami dan menumbuhkan hasil-hasil dari tanah, Mazmur 145:14-16 (TB) tertulis bahwa Ia memberi makan kepada yang membuatnya, memberi pertolongan untuk mereka yang menderita dan juga peduli kepada mereka yang membutuhkan segala sesuatu untuk hidup.

Sudah sangat jelas tertulis dari setiap firman Tuhan, Ia tidak hanya bekerja untuk menciptakan, Ia juga yang menyirami dan menyediakannya untuk manusia yang hidup dimuka bumi ini (kekayaan sudah disediakan oleh Tuhan sendiri). Bagian yang perlu dilakukan oleh manusia adalah penuhi bumi dan taklukkan (Kejadian 1:28 (TB)).

Kekayaan yang ada di muka bumi ini sebenarnya sudah tidak perlu diambil, yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola kekayaan yang sudah diberikan kepada kita. Konteks mengambil dalam hal ini dapat di analogikan dari sudut pandang penulis adalah menerima dan menumbuhkembangkan.

Menerima dan menumbuhkembangkan semua yang Tuhan sudah berikan kepada kita secara holistik atas semua kekayaan dapat di lakukan melalui tiga hal:

1.    Memperoleh (mendapatkan)

Amsal 22:29 (TB) Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.

Untuk memperoleh kekayaan yang Tuhan sudah sediakan adalah kita harus bekerja. Bekerja sesuai dengan kecakapan yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Manusia diberikan talenta oleh Tuhan dalam bentuk sebuah kompetensi. Kompetensi memiliki dua bagian yaitu hardskill competency and softskill competency. Jika kita dapat memaksimalkan kompetensi yang Tuhan sudah berikan kepada kita, maka kita akan dengan mudah memperoleh kekayaan tersebut. Karena firman Tuhan berkata bagi orang yang bekerja layak mendapatkan upahnya. Bahkan dengan kompetensi, kita mampu berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kita juga mampu mendapatkan yang lebih dari mereka karena kecakapan kita dalam mengerjakan segala sesuatu yang menghasilkan sebuah solusi atau hasil yang bermanfaat.

2.    Menabung (menyimpan)

Amsal 6:6-8 (TB) Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak; biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya, atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

Ada dua poin dalam menabung atau menyimpan dalam mengelola kekayaan yang Tuhan sudah berikan yaitu:

  1. Perhatikan perilaku (attitude ) dan juga belajar menjadi
  2. Konsisten sekalipun tidak ada yang mengawasi dengan cara menyediakan dan mengumpulkan (tetap bekerja).

Kedua poin yang dikatakan ini adalah sangat penting bukan untuk di waktu sekarang tetapi persiapan untuk di waktu mendatang (masa depan). Kita diajar untuk menabung dengan tujuan bukan untuk membuat menjadi lebih kaya tetapi mempersiapkan kebutuhan bilamana sewaktu-waktu dibutuhkan ketika kondisi kita tidak dalam keadaan yang baik. Atau dengan kata lain kita sudah mempersiapkan sesuatu ketika ada musibah yang terjadi di masa depan.

Kita tidak dapat memprediksi masa depan, apakah segala sesuatu dalam ekonomi pemerintahan suatu negara atau dunia selalu dalam keadaan baik atau tidak. Kita mempercayai bahwa Tuhan memelihara kita, namun Tuhan juga mengajar kita untuk bisa menyimpan bukan untuk sebuah kepentingan yang bersifat egois.

Belajar bijak dan memiliki perilaku yang tidak berpangku tangan juga ada kodrat yang Tuhan sudah tentukan dalam hidup manusia, dimana Tuhan sendiri sudah menjadi contoh bahwa awal dari semua penciptaan dimulai dengan bekerja. Tuhan juga menginginkan manusia yang diciptakan-nya bukanlah pribadi yang tidak melakukan bagiannya, tetapi bekerja agar apa yang Tuhan sudah perintahkan kepada manusia pertama dimuka bumi ini bisa tetap terpelihara dan baik adanya.

Tuhan juga tidak mau manusia menggunakan kekayaan yang diberikan dengan sembarangan. Tuhan memerintahkan manusia untuk hidup dengan bijaksana dengan mempergunakan kekayaan sesuai kebutuhan bukan keinginan. Karena keinginan manusia itu cenderung akan membawa manusia menuju kebinasaan, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Rasul Paulus berkata kepada Timotius untuk mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan sudah berikan kepada kita dan dipergunakan seperlunya bukan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi nafsu kita sebagai manusia.

Berkecukupan itu memiliki pengertian bahwa kita hidup dalam berkelimpahan, dimana kelimpahan yang dikatakan adalah kita tidak pernah berkekurangan baik itu secara jasmani maupun secara rohani. Menabung di anjurkan bisa lebih dari apa yang kita habiskan untuk keperluan hidup. Minimal kita bisa menyimpan 10 persen dari total penghasilan kita sebagai pegangan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di masa yang akan datang.

 

3.    Investasi

Amsal 13:11 (TB) Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.

Investasi merupakan salah satu bagian yang Tuhan ajarkan juga kepada kita untuk mengelola kekayaan yang diberikan. Ketika Tuhan berkata dalam Kejadian 2:6,8 (TB) bahwa ada kabut yang naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi dan ada taman yang disediakan Tuhan untuk dikelola. Firman Tuhan ini menjelaskan bahwa tidak cukup hanya menyimpan saja, tetapi Tuhan memerintahkan agar manusia juga mengelolanya dengan menaman dan memelihara sehingga tumbuh yang baru dan terus berkembang.

Implementasi dalam kehidupan kita sebagai manusia (orang percaya), Tuhan memerintahkan kepada kita untuk belajar berinvestasi pada ladang yang subur, bukan untuk memperkaya diri namun untuk memberikan manfaat bagi orang lain dan bagi diri kita sendiri. Investasi ini bisa dalam bentuk memberi kepada orang- orang yang tidak mampu (berkesusahan), bisa juga dalam bentuk investasi dalam bentuk lainnya seperti property yang memberikan manfaat untuk kebutuhan di masa tua.

Segala bentuk investasi yang dilakukan, firman Tuhan mengajarkan untuk tidak seperti orang yang membabi buta menempatkan semua harta miliknya untuk mendapatkan yang lebih, tetapi Tuhan mengajarkan untuk berinvestasi sedikit demi sedikit dari apa yang kita peroleh. Investasi ini penting sebagai bagian dari dari antisipasi ketika ada masa kesusahan terjadi.

 

Kesimpulan

Tuhan adalah pencipta segala sesuatu dengan segala kekayaan yang ada di dalamnya. Tuhan juga yang telah memberikan kekayaan tersebut kepada manusia dengan cara manusia itu bekerja untuk mengelola (menguasai dan menaklukkan). Manusia diberikan kapasitas besar oleh Tuhan untuk dapat melakukan segala sesuatu dengan baik, karena manusia di ciptakan oleh Tuhan serupa dan segambar dengan- Nya.

Manusia memiliki dua hal dalam dirinya yaitu karakter yang terlihat dari attitude (perilaku) yang di lakukan setiap hari dan kompetensi yang terlihat dari kemampuan untuk mengerjakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Tuhan memberikan talenta kepada manusia untuk dapat mengerjakan segala sesuatu yang Tuhan sudah lakukan atas bumi yang diciptakan-Nya.

Tata kelola yang Tuhan ajarkan kepada manusia sudah Tuhan perlihatkan juga kepada manusia melalui perintah-Nya. Manusia di perintahkan untuk mengelola dengan sebaik-baiknya dengan memperoleh (mendapat) kan kekayaan dengan mempergunakan semua talenta yang Tuhan berikan, Menabung (menyimpan) dan juga berinvestasi pada tempat yang subur yang berdampak untuk banyak orang dan diri sendiri juga.

Orang yang melakukan seluruh perintah Tuhan dengan sebaik-baiknya dan mengerjakannya dengan bijaksana, maka hidupnya tidak pernah mengalami berkekurangan karena Tuhan sudah berjanji mencukupkan semua keperluan kita dengan seluruh kekayaan-Nya. Matius 6:31-33 (TB) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

 

Daftar Pustaka:

Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2017

Keller Timothy, Every Good Endeavor – Connecting Your Work to God’s Work, Redeemer City to City, 2012

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!