AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI-HARI KAMI SEDEMIKIAN, SEHINGGA KAMI BEROLEH HATI YANG BIJAKSANA.
Nats: Mazmur 90: 1-12
Dr.Roster Simanullang, M.Th
Pendahuluan
Kitab Mazmur mengungkapkan seluruh lingkup perasaan dan pengalaman manusia, dari depresi yang berat sampai sukacita yang meluap-luap[1]. Banyak teolog mengelompokkan kitab Mazmur dengan berbagai cara, melalui isi, ayat-ayat yang sama, struktur atau susunan kata misalnya Tremper Longman, membuat genre kitab Mazmur dalam beberapa bagian yakni mazmur pujian, Mazmur keluhan, pengucapan syukur, Mazmur keyakinan, mazmur peringatan, mazmur hikmat, dan mazmur Raja[2]. Namun Mazmur 90 ini tidak ditentukan, meskipun ada yang mengelompokkan sebagai salah satu Mazmur nyanyian Pujian[3], tetapi Merie Claire Barth mengatakan bahwa jenis Mazmur ini tidak mudah ditentukan karena terpadu atas tiga unsur yang tidak biasa; pernyataan kepercayaan (ay 1-2), doa yang lahir dari renungan (ay 3-11) dan permohonan (ay 12-17). Sejumlah penafsir melihat Mazmur ini termasuk doa permohonan Jemaah (ay 3-11)[4]. Mazmur ini sebuah renungan tentang kepapaan manusia. Kehidupan yang singkat dan sukar. Allah adalah kekal berada diluar waktu dan mengatasi waktu, Ia memberi waktu kepada manusia, awal dan akhir hidup manusia ditentukan oleh Tuhan. Manusia tidak kuasa menahan waktu, hidup manusia di dunia bersifat sementara, seperti rumput. Masa hidup manusia singkat, namun harus dijalani dengan mengingat bahwa Allah berdaulat dan berkuasa mengadili semua. Ketundukan manusia kepada Allah dan keterbatasan waktu, mendorong pemazmur mengajak Jemaah untuk memiliki kepercayaan yang mendalam kepada Allah seraya merenungkan beberapa hal;
I. Hakekat Allah yang kekal pencipta segala sesuatu
Didalam ayat 1-2, diungkapkan bahwa; Tuhan Penolong yang kuasa turun temurun; suatu pengakuan iman tentang kekekalan Tuhan, dan keagungan Tuhan yang mengatasi segala pikiran manusia; Tuhan sebagai pencipta dan Ia penolong Israel yang setia, menggambarkan hubungan yang mencipta dan yang dicipta. Tuhan sebagai pencipta, tidak mungkin sama dengan ciptaan, Ia berbeda dari ciptaan, pencipta tidak tergantung pada ciptaan, tetapi ciptaan tergantung kepada pencipta. Tuhan yang berada diluar dan mengatasi waktu, sedangkan ciptaan dibatasi didalam waktu. Allah penolong Israel pencipta langit dan bumi (Maz 121:1) adalah penolong yang Maha Kuasa. Kebenaran ini mau mengangungkan Tuhan dalam karya penciptaan dan pemeliharaan-Nya.
II. Hakekat manusia yang fana dan singkat umurnya
Pada ay 3-6 pemazmur menebut bahwa; manusia itu fana dan sangat singkat umurnya. Berasal dari debu dan kembali kepada debu (Kej 3:19). Awal dan akhir hidup manusia ditentukan oleh kepapaan, keterbatasan manusia sekaligus mengungkapkan keajaiban dan keagungan Tuhan dalam karya penciptaan-Nya. Ia juga yang mencipta waktu, memberi kehidupan, itu menjadi jelas melalui perhitungan waktu (ay 4). Manusia sebagai ciptaan hidup dalam Batasan waktu; tahun, bulan, hari dan jam. Perhitungan waktu yang Panjang 1000 tahun sekalipun dalam pandangan Tuhan sama seperti hari kemarin, dan giliran jaga malam yang berlalu tanpa bekas (2 Petrus 3:8). Tuhan yang tidak mengenal permulaan dan akhir (ay 2) dan tidak dibatasi waktu sebab dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah (2c). Tuhan berada diluar waktu dan mengatasi waktu, tetapi Dia memberikan waktu kepada manusia, lalu bagaimana dengan waktu yang diberikan kepada manusia? Lamanya adalah seperti tidur dan bangun, seperti hanya satu hari, malam, pagi dan petang (5-6) Tuhan menghanyutkan manusia dalam tidur untuk memberi kesegaran dan kekuatan baru. Hidup manusia bagaikan rumput yang segar di waktu pagi dan lesut di waktu sore (Maz 103:15-16; Yesaya 40:6), manusia fana dan sangat singkat umurnya. Pada ayat 7-11; manusia berada dalam murka Tuhan; umur manusia itu bukan hanya singkat tetapi juga berada didalam ancaman hukuman Tuhan karena dosa-dosanya (ay 7-9). Hidup dalam ketakutan, penderitaan, keluh kesah dan berujung kematian serta ancaman hukuman Tuhan yang menyertai. Ketakutan ini menjadi lebih besar karena Tuhan menghitung dosa-dosa setiap orang bahkan dosa yang paling tersembunyi sekalipun (ay 8). Tidak ada kebanggaan dalam hidup yang terbatas dimensi waktu, hidup manusia itu hanya sebuah keluhan yang panjang, sama panjangnya dengan masa hidup; keterbatasan manusia dalam dimensi waktu; umur pendek atau berumur panjang pun tak luput dari keluhan dan penderitaan, tidak ada kebanggaan karena hari hari hidupnya yang ada hanyalah keluhan.,kesukaran dan penderitaan.; menyadari semua itu pemazmur katakan ;”ya sungguh kami melayang lenyap (ay 10d). manusia yang singkat umurnya itu pergi setelah menghabiskan hidupnya dalam keluhan, kesukaran dan penderitaan. Yang paling menyedihkan bagi manusia adalah bahwa hidup tanpa kesadaran dan keyakinan akan ancaman hukuman Tuhan yang Maha Kuasa-Maha Agung (ay 11) hidup tanpa menyadari bahwa Tuhan sungguh serius memberi hukuman terhadap dosa-dosanya.
III. Doa Permohonan
Keyakian bahwa Tuhan adalah penolong Israel yang setia dan berkuasa memberi penghukuman membuat pemazmur memohon kepada Tuhan yakni;
- supaya diberi hati yang bijaksana (ay 11-12); hati yang sadar akan kepapaannya dan tahu hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Hidup ini benar-benar singkat dan selalu berada dalam ancaman hukuman Tuhan. Hati yang bijaksana adalah hati yang mengerti dan taat kehendak Tuhan “mengenal murka Tuhan” untuk memeproleh hati yang bijaksana manusia perlu dibimbing oleh Tuhan (“Ajarlah”)
- memohon supaya dibebaskan dari penderitaan yang sudah lama ditanggungkan mereka. Umat memohon supaya Tuhan kembali (ay13) karena sudah lama Ia meninggalkan mereka dalam penderitaan. Hendaknya Tuhan mengubah pikiran dan berhenti menghukum mereka. Mereka sudah kenyang dengan hukuman (ay14-16).
- Mendambakan perbuatan Tuhan yang Agung (ay 15); Bersukacita bagi Tuhan merupakan dambaan setiap orang (ay15). Kasih setia Tuhan dinyatakan dalam perbuatan-perbuatan yang agung sebab itu pemazmur memohon supaya Tuhan menyatakan perbuatan perbuatan-Nya yang selalu agung dan semarak bukan hanya kepada mereka melainkan kepada anak cucu mereka (ay16). Sukacita itu bisa bertahan jika Tuhan memberkati perbuatan tangan mereka (ay17) tanpa kemurahan kasih setia Tuhan pekerjaan tangan Tuhan tidak akan berhasil dan bertahan. Tetapi umat Tuhan percaya bahwa Tuhan adalah penolong Israel turun temurun.
PENUTUP
Manusia bijak adalah orang yang menyadari hidupnya singkat dan memanfaatkan waktu yang ada untuk berkarya mengisi masa-masa hidupnya sebaik mungkin melalui karya-karya yang bernilai keabadian atau bermakna memberi rasa hormat dan totalitas hidup kepada Allah pemilik hidup dan pencipta waktu. Manusia sebagai makhluk yang terbatas dalam ruang dan waktu. Keterbatasan manusia membawa dirinya untuk mengenal dan mengetahui apa yang dapat menopang. Tanpa mengenal diri tidak mungkin mengenal Allah, tanpa pengenalan akan Allah tidak ada pengenalan diri sendiri. (John Calvin). Sumber kita mengenal diri sendiri, pengenalan kepada Allah, itulah yang menuntun hidup manusia berserah kepada Allah. Allah melampaui batas ruang dan waktu. Manusia hidup di dunia ini mempunyai batas waktu, suatu waktu yang direlatifkan oleh Tuhan, waktu dimana tidak seorangpun tahu kapan akan berakhir. Karena waktu yang sangat terbatas hingga manusia bisa menjalani setiap waktu tersebut dengan penuh makna dan penuh arti. Allah berdaulat dan tidak terbatas, hidup ini akan berakhir, rentannya hidup ini. Menyadari rentannya kehidupan sehingga kita hidup bijaksana
Ada suatu masalah dalam semua kebaikan manusia yaitu semuanya Cuma sementara, suatu refleksi terhadap kesementaraan hidup, singkatnya hidup manusia. Pemazmur sudah melihat segala kebaikan, keindahan dalam hidup manusia, dan mengatakan bagwa semua itu hanya seperti debu. Berlalu seperti mimpi; kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang maka kehidupan yang baik dimulai jika memikirkan akhir dari hidup itu, sadar bahwa kematian akan datang hidup akan berakhir maka berjuang mengisi waktu yang singkat ini sebaik mungkin, seberguna mungkin, menjadi peka, tidak mau menghabiskan waktu untuk hal hal yang sia,sia. Pemazmur mengajak kita untuk melihat kesmentaraan hidup manusia. Semua kemuliaan akan hilang, hidup paling indah akan berakhir, semua hanya seperti giliran jaga malam, seperti rumput yang segar diwaktu pagi lesut diwaktu sore, waktu terlalu sedikit untuk diboroskan. Mari evaluasi hidup yang sudah dijalani.
Aplikasi
Menyadari rentannya kehidupan ini ada tiga hal yang patut di renungkan; Memohon hati yang bijaksana dari Tuhan; waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. Menghitung hari-hari artinya: melihat hari-hari yang telah kita lewati, hari hari saat ini dan hari-hari yang akan datang, menghitung berarti melihat apakah hari-hari tersebut sudah dijalani dengan baik dan bermakna ataukah hari-hari tersebut dijalani dengan sia-sia, berlalu begitu saja tanpa karya yang bermakna. Ketika menghitung hari hari dan beroleh hati yang bijaksana yang bersumber dari Tuhan. Menghitung hari bukan berarti membuat manusia menjadi fasif tetap aktif; semakin bersungguh-sungguh melakukan karya dan pekerjaan kita. Selama masih ada siang kita terus berkarya. Kita harus sadar bahwa waktu ini sangat singkat maka mari kita mengisi hidup kita di dunia ini dengan sebaik mungkin. Hati yang bijaksana melahirkan kesungguhan untuk terus berkarya demi kemuliaan Tuhan. Marthin Luther berkata: mari kita bekerja seakan-akan Tuhan akan datang seribu tahun lagi, mari kita mendekatkan diri pada Tuhan seolah olah Tuhan akan datang esok hari.. dengan hati yang bijaksana membuat hidup yang terbatas ini menjadi penuh makna untuk kemuliaan Tuhan. Amin
Daftar Pustaka
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas, Malang, 1994
Dianne Bergant &Robert J.Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002
Charles F.Pfreiffer, Efferett F.Harisson, The Wycliffe Bibble Commentary, Gandum Mas, Malang, 2007
Handbook to the Bible, Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab, Kalam Hidup,Malang, 2015
Marie Claire Barth&B.A Pareire, Tafsiran Alkitab, Kitab Mazmur 73-150, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001
Tremper Longman, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1992
Walter C.Kaiser,Jr. Teologi Perjanjian Lama, Gandum Mas, Malang, 2000
[1] Handbook to the Bible, Kalam Hidup Bandung, 2015, hal 368.
[2] Tremper Longman, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1992,
[3] Opcit,
[4] Marie Claire Barth&B.A.Pareira, Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur, BPK G,Mulia, Jakarta; hal 157.