SETIA MENCINTAI TUHAN
NATS: YOSUA 23:1-16
Oleh: Dr.Roster Simanullang, M.Th
Kitab Yosua ditulis sebagai catatan mengenai kesetiaan Tuhan dalam menggenapi janji-Nya kepada Israel mengenai Tanah Kanaan. Kisah Hikayat yang sangat Panjang, mulai dari regenerasi kepemimpinan Musa kepada Yosua. Catatan tentang bagaimana Tuhan menuntun dan menyertai bangsa Israel menaklukkan bangsa-bangsa di Kanaan, dan akhirnya mereka bisa menduduki tanah perjanjian itu serta membagi-baginya kepada masing-masing suku sebagai milik pusaka mereka.
Lama sesudah Israel menetap di Kanaan (kurang lebih 10-20 tahun) dan mendiami tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya menjadi bagian mereka, umur Yosua sudah semakin tua , Fisik sudah mulai lemah tidak mungkin lagi bisa memimpin pasukan melanjutkan penaklukan bangsa yang masih tersisa di Kanaan, maka di hari-hari terakhir dalam usia senjanya, Yosua memanggil seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para kepala-kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukan untuk di berikan amanah perpisahan sebagai pesan-pesan terakhirnya.
Teks bacaan kita hari ini adalah pidato perpisahan Yosua kepada para pemimpin bangsa itu. Dalam perpisahan itu Yosua mengingatkan kembali Israel untuk beberapa hal penting yaitu; Agar Israel tetap teguh dalam Iman, Setia kepada YAHWEH yang telah memimpin mereka keluar dari Mesir dan masuk ke tanah Kanaan, memelihara dan melakukan hukum Tuhan dengan hati yang teguh (ay 6).Jangan bergaul dengan bangsa-bangsa kafir yang masih tinggal di Kanaan dan tidak boleh kawin mengawin dengan mereka (ayt:7,12), Tetap berpaut kepada Tuhan (ay:8) serta bertekun mengasihi Tuhan (ay:11). Amanat ini sangat penting mengingat bangsa Israel yang sudah mendiami tanah perjanjian itu ada kecenderungan lupa akan Kasih setia Tuhan yang telah menyertai mereka. Sebab disana mereka sudah merasa aman dan nyaman (ay:1). Rasa nyaman itu justru membuat mereka cenderung lupa diri dan lupa Tuhan. Mereka cepat berpuas diri dan mulai terpengaruh dengan kekafiran. Israel mulai lupa kepada Kasih setia Tuhan yang telah menggenapi janji-Nya.
Merebut tanah Kanaan, bukan persoalan mudah tapi suatu tugas yang berat, mustahil bagi Israel untuk menaklukkan bangsa-bangsa yang kuat karena mereka masih terpengaruh dengan mentalitas budak di Mesir, tidak punya keahliah berperang, sedangkan bangsa yang mereka hadapi memiliki tantara-tentara hebat, kota-kota yang kuat terlatih dalam berperang, jadi tidak mungkin Israel mampu menaklukkannya, tetapi karena Tuhan lah yang berperang bagi mereka (ay:3,10) sehingga mereka bisa mengalahkan bangsa-bangsa yang besar dan kuat. Itulah sebabnya dalam pidato perpisahan ini Yosua mendorong bangsa itu untuk insaf dengan segenap hati dan segenap jiwa, bahwa satupun dari segala yang baik yang telah dijanjikan Tuhan kepada mereka, tidak ada yang tidak di penuhi, semua telah di genapi, tidak satupun yang tidak dipenuhi (ay:14) mengingat Kasih setia Tuhan, selalu mengingat segala yang dilakukan Tuhan. Semua kekayaan dan milik pusaka yang mereka miliki adalah karena Tuhan. Tuhan yang menjadikan bangsa Israel berhasil adalah Tuhan yang menuntut kesetiaan dan ketaatan melakukan kehendak-Nya. Kasih kepada Tuhan selalu berjalan seiring dengan kesetiaan dan ketaatan pada Firmn-Nya. Lalai dan mengabaikan hukum Tuhan membuat mudah tergoda, gampang jatuh kedalam pengaruh buruk. Membuat bangsa itu tidak lagi fokus pada kehendak Tuhan, membuat iman menjadi ragu dan akhirnya menjauh dari Tuhan. Bergaul dengan orang fasik para penyembah berhala di Kanaan akan mempengaruhi moral dan kerohanian mereka. Pergaulan yang buruk akan merusak relasi mereka dengan Tuhan, perkawinan campur dengan para penyembah berhala akhirnya akan membawa mereka berpaling dari Tuhan. Itulah sebab nya Yosua dengan tegas mengingatkan bangsa itu untuk tidak boleh berkompromi dengan kebiasaan-kebiasaan berdosa, perzinahan rohani oleh para penyembah berhala, pelanggaran terhadap hukum ini akan menjadi kekejian bagi Tuhan dan melanggar perjanjian kekudusan Tuhan. Melangkahi perjanjian yang telah diperintahkan Tuhan dan pergi beribadah kepada allah lain, maka murka tuhan akan bangkit sehingga akan binasa (ay 16)
Bertekunlah mengasihi Tuhan dengan senantiasa setia dan taat kepada kehendak-Nya, membangun iman yang kokoh, tidak boleh berdamai dengan dosa-dosa terselubung didalam kehidupan kita. Terpisah dari cara-cara orang fasik, memisahkan diri dari masyarakat jahat disekeliling mereka dari bangsa-bangsa penyembah berhala disekitarnya. Israel harus tetap setia kepada Tuhan, hidup mereka harus tetap berpusat kepada YAHWEH yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Yosua mengingatkan agar bangsa Israel beribadah dengan setia-taat dan bertekun kepada Tuhan, bukan dengan keterpaksaan tetapi dengan penuh kesadaran bahwa Dialah Tuhan yang patut disembah dan tidak ada allah lain. Bertekun mengasihi Tuhan bermakna senantiasa berusaha hidup dalam kesetiaan serta secara aktif membangun iman kepada-Nya.
Setia kepada Tuhan berarti sungguh-sungguh mengasihi-Nya dengan tulus-iklas, rela, penuh penyerahan bagaimanapun keadaan dan situasinya, berpegang teguh dan taat pada hukum-Nya. Rela menanggalkan sesuatu yang berharga, kenyamanan demi kehendak-Nya.
Tetaplah setia mencintai Tuhan dalam situasi apapun.
Amin
Dr.Roster Simanullang, M.Th
Daftar Literatur
Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2014
Andrew E,Hill&John H,Walton, Survey Perjanjian Baru,Gandum Mas, Malang, 1996
Charles F.Freiffer&Everett F.Harisson, The Wyclife Bible Commentary, Gandum Mas,Malang2007
Paul,J.Acthemeier Harpers Bible Dictionary,Harper&Row Publiseshers, San Fransisco,1985
F.L.Bakker, SejarahnKerajaan Allah 1, BPK Gunung Mulia Jakarta,1993
Walter C.Kaiser,Jr, Teologi Perjnajian Lama, Gandum Mas, Malang, 2000
S.Wismoady Wahono, Disini Kutemukan, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1997.