Aretê

1.116 views

Aretê

Oleh

Selviana – Fakultas Psikologi UPI YAI/STT LETS

Di Yunani kuno, arete bermakna “kehebatan” atau “keunggulan.” Kata ini terkait dengan araomai (“berdoa”) dan aristos (“terbaik”), yang juga menjadi asal kata aristokrasi, yaitu kekuasaan oleh orang-orang terbaik. Bagi orang Yunani kuno, arete adalah ketika kita menjadi orang terbaik yang kita bisa. Bila kata arete dipakai dalam istilah dunia kerja, maka hal ini untuk menggambarkan seseorang yang bukan hanya bekerja secara profesional tetapi juga yang baik. Seorang karyawan yang profesional adalah seorang yang memahami dan mampu mengerjakan tugas-tugas pekerjaannya dengan benar, ontime masuk kantor, bersedia mengerjakan lebih dari yang diminta, mampu menguasai diri saat berada di bawah tekanan, dan sanggup mengerjakan tugas-tugas deadline dengan hasil kera yang memuaskan. Seorang yang arete adalah seorang yang profesional seperti contoh-contoh di atas, dan juga mampu menjadi seorang pekerja yang baik seperti menjadi seorang pekerja yang baik terhadap atasan dan rekan kerja, mau melayani dengan segenap hati, tidak bersedia kompromi terhadap kecurangan-kecurangan yang ditawarkan, dan lain-lain. Dengan kata lain, arete dapat juga bermanka profesional yang baik/melakukan yang terbaik dari yang bisa dilakukan. Misalnya: seorang fashion designer profesional adalah seorang yang handal dalam mendesain dan membuat pakaian dengan baik, sehingga dapat menghasilkan pakaian-pakaian yang berkualitas, pakaiannya diperagakan oleh para model dan pakaiannya dihargai dengan harga yang mahal, tapi seorang fashion designer yang arete adalah seorang designer profesional yang juga mampu melayani klien dengan baik, seorang yang begitu menjaga kualitas produknya dengan baik, seorang yang  sangat senang melihat orang lain tampil lebih cantik dan tampan dengan pakaian buatannya dan seorang yang selalu ingin berkarya lebih banyak lagi lewat keahliannya di bidang fashion design tersebut.

Mengacu pada paparan di atas, secara rohani firman Tuhan dalam Kitab Kol 3 : 23-24 berbunyi : Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagi mu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Dengan kata lain, secara rohani seorang yang arete akan melakukan apapun juga yang bukan hanya didasari pada kemampuannya mengerjakan pekerjaan tersebut, tetapi ia juga akan melakukannya dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Ia tidak akan sembarangan mengerjakan sesuatu karena ada suatu kesadaran dalam dirinya bahwa apa yang dikerjakannya itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Seorang yang arete juga adalah seorang yang mengerti bahwa setiap pekerjaannya bukan hanya untuk memperoleh penghasilan, tetapi lewat pekerjaan tersebut ia menjadi berkat besar bagi banyak orang dan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Hal inilah sebenarnya yang perlu dimengerti dan dilakukan dalam hidup kita sebagai anak-anak Tuhan. Sebuah kesadaran bahwa kita ini adalah hamba-Nya dan Kristus adalah tuan, sehingga kita mengerti bahwa apapun juga yang kita lakukan dengan segenap hati adalah untuk menjadi arete bagi tuan kita dan sesama kita dalam berbagai pofesi yang dijalani.

Ada banyak diantara kita yang dipakai Tuhan di tempat dan bagian kita masing-masing. Ada yang bekerja di kantor, sekolah/kampus, rumah sakit, instansi pemerintahan, rumah, dan dimanapun kita ditempatkan, dengan berbagai profesi yang ada, dengan tingkat pekerjaan dan jenjang yang berbeda-beda, tetapi biarlah kita senantiasa menjadi pribadi yang arete sehingga hidup kita dapat menjadi berkat yang luarbiasa. Selamat bekerja dan berkarya. Tuhan Yesus memberkati.

Referensi:

Alkitab. (1974). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!