Iman yang Menerobos Rasio
Oleh
Yemi Marlia
Sekolah Tinggi Teologi Immanuel Nusantara
Pada umumnya orang akan lebih mudah percaya pada apa yang dilihat dibanding apa yang tidak atau belum terlihat. Saya pikir itu sangat manusiawi kalau kita akan bersikap ragu-ragu bahkan menolak untuk percaya akan sesuatu yang tidak masuk akal. Tetapi justru itulah iman Kristen yang unik , tetap percaya tanpa dasar penglihatan. Iman adalah pemberian Allah, bukan usaha manusia (Ef. 2:8), dan bukan karena kita mau, 1 Kor. 2:9 TB Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia”. Sekali lagi hanya anugerah Allah yang menjadi perantara kita bisa memiliki iman. Bersyukurlah!
Yohanes 20:29, kata Yesus kepadanya “karena engkau melihat Aku, maka engkau percaya. berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun PERCAYA”.
Dalam pembacaan firman Tuhan saya lebih menyoroti tokoh Tomas yang mengalami pergumulan iman. Bagaimana tidak, dalam kisahnya nast ini berbicara soal Tuhan Yesus menampakkan diri yang kali kedua kepada murid-murid, setelah kebangkitanNya. Ayat-ayat sebelumnya cerita tentang Tuhan Yesus menampakkan diri yang petama kali, waktu itu Tomas tidak hadir bersama-sama saudara-saudaranya menyaksikan moment istimewa itu. Yang ia tau bahwa Yesus yang adalah Guru sekaligus saudaranya itu telah ditangkap ditaman Getsemani, di sidang di hadapan para tokoh terkemuka pada jaman itu seperti kebiasaan sebelum paskah tiap tahunnya, dan akhirnya menerima keputusan bahwa Ia akan di paku diatas kayu salib di Golgota. Pada hari jumat sungguh miris Ia menyaksikan perlakuan keji yang sama sekali tidak pernah terbesit di akalnya, bahwa Guru yang ia percaya dan dengarkan akan memilih jalan penderitaan yaitu hukuman salib. ia menyaksikan berakhirnya hidup Yesus disalib maka berakhir pulalah pengharapan Tomas. Imannya seolah-olah digoncang sangat hebat. Hingga pada hari sabtu ia masih merasa belum sanggup melihat kenyataan.
Hingga hari minggu Tomas tidak ikut berkumpul dan makan bersama saudara-saudaranya seperti yang biasa mereka lakukan bersama ketika Yesus masih hidup. Kata para penafsir mungkin ia masih sedih, terluka dan sangat kecewa. Lalu hari senin pagi Tomas mendengar cerita bahwa Yesus telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada murid-murid, sayangnya Tomas belum bisa percaya karena ia tidak hadir waktu itu dan dengan tegas ia mengatakan di ayat. 25 “sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya, dan sebelum aku mencucukkan jariku kedalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya. Sekali-kali aku tidak akan percaya”. sesungguhnya ungkapan ini bukanlah kelemahan Tomas tetapi ini pikirannya yang kritis terhadap segala sesuatu yang diluar akal manusia, dan ini wajar terjadi karena posisinya ia sedang tertekan. Tetapi delapan hari setelah itu Tomas sudah ikut berkumpul dan makan bersama saudara-saudaranya maka disitu Tuhan Yesus menampakkan diri kedua kalinya dan Tomas benar-benar takjub, akalnya menjadi tunduk kepada penglihatannya, dan ia berkata “Tuhanku dan Allahku” pernyataan satu-satunya dalam Alkitab ia mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Allah.
Kesimpulan dan refleksi
Kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian adalah puncak kemenangan orang percaya. bagaiman tidak penghapan yang pasti yang dijanjikan Tuhan Yesus kini menjadi nyata.Ternyata pengharapan kita tidak berakhir di kubur, tetapi terus dikerjakan Allah sampai saat ini. Inilah misteri iman, dimana kita harus tetap percaya tanpa ada bukti untuk memuaskan pikiran, hati, mata dan perasaan kita. Mari kita tundukan hati kita dibawah otoritas Tuhan sehingga dalam pengiringan kita bersama Tuhan dalam perjalanan di bumi ini, kita terus memandang harapan yang indah dan yang telah disediakan bagi kita.
Tidak sedikit kita yang masih sering kandas dalam pengharapan akibat kita fokus pada kenyataan hari ini, entah itu kepahitan, kemiskinan, sakit-penyakit, broken home dan lainnya. Hari ini Tuhan Yesus melalui kisah Tomas mengajak kita untuk mengubah fokus kita bukan hanya pada kenyataan yang didepan mata, tapi pada pekerjaan Allah yang sanggup menjadikan segala sesuatunya tidak mustahil. Kita perbesar kapasitas hati dan iman kita.
“sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Kor. 5:7). Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
Referensi:
Akitab Terjemahan Baru. (1974). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.