Katarsis

924 views

Katarsis

Oleh

Selviana

Fakultas Psikologi UPI YAI – STT LETS

 

Apa yang muncul dalam benak anda ketika membaca kata di atas? Bagi kebanyakan orang Katarsis merupakan sebuah kata yang baru mereka dengar, tapi bagi sebagian orang yang sudah mengetahui kata ini terdengar biasa bahkan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya apa sih katarsis itu?

Katarsis atau katharsis, dari bahasa Yunani pertama kali diungkapkan oleh para filsuf Yunani, yang merujuk pada upaya “pembersihan” atau “penyucian” diri, pembaruan rohani dan pelepasan diri dari ketegangan. Istilah ini digunakan antara lain oleh:

-”Penyucian” yang dihasilkan pada para pemirsa dalam sebuah pentasan sandiwara, menurut Aristoteles

-Metode psikologi (psikoterapi) yang menghilangkan beban mental seseorang dengan menghilangkan ingatan traumatisnya dengan membiarkannya menceritakan atau kelegaan jiwa, ketika seorang penulis berhasil merapungkan tulisannya.

Filosofinya, katarsis adalah penyucian diri atau bisa juga pembebasan diri dari tekanan sehingga bisa kembali “normal” dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dengan pengertian ini, pertanyaannya adalah seberapa sering kita melakukan katarsis dalam sebulan? Apakah semua orang yang memiliki beban lebih berat dari biasanya juga lebih sering melakukan katarsis? dan apakah semua katarsis dilakukan dengan cara yang benar?

Saat saya kuliah di jenjang S1, ada beberapa hal unik yang dilakukan teman-teman saya untuk menyalurkan kekatarsisannya pada saat banyak sekali tugas dan laporan yang harus diselesaikan. Misalnya: Ketika kuliah berakhir dan kelas sudah sepi, beberapa teman saya memilih untuk bernyanyi lagu dangdut dan berjoget-joget dipojok kelas sambil tertawa-tawa untuk menyalurkan kekatarsisannya. Ada juga yang memilih untuk bermain kartu pada saat tidak ada kelas/tidak ada dosen, dan yang kalah mukanya diberi bedak oleh pemain-pemain yang lain, namun ada juga yang menyalurkan katarsisnya dengan hal-hal yang negatif seperti minum-minuman keras, merokok, dan nongkrong-nongkrong sampai tengah malam padahal sebenarnya ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyalurkan kekatarsisan kita untuk membuat hidup kita lebih produktif. Berdasarkan pengalaman pribadi, hal tersebut adalah:

  1. Hubungan intim dengan Tuhan lewat Doa, Saat teduh, Pujian-Penyembahan : Ini katarsis yang paling jitu. Dengan bergaul intim kepada Tuhan, hidup kita akan penuh damai sejahtera, ada ketenangan yang dapat merenggangkan otot-otot jiwa kita dari segala permasalahan yang kita hadapi, ada hadirat Tuhan yang menyegarkan roh kita sehingga bisa kembali normal dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari.
  2. Sharing dengan keluarga, pembimbing/hamba Tuhan, atau rekan rohani. Hal ini dapat membuat kita mendapatkan masukan-masukan yang membangun, selain itu kita juga dikuatkan lewat dukungan dan doa yang diberikan mereka.

Jadi, mulai sekarang salurkanlah katarsis anda dengan hal-hal yang positif. Selamat berkatarsis. Tuhan memberkati.

Pertanyaan:

  1. Bagaimana cara anda berkatarsis selama ini?
  2. Dengan penjelasan diatas, hal-hal apa yang akan anda lakukan untuk menyalurkan katarsis anda denga cara yang positif? Boleh ditambahkan sendiri.

 

Berkatarsislah denga cara-cara yang positif untuk membangun hidup anda.

 

Referensi

 

Alkitab. (1974). Mzr 62 : 1-13. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!