Pandangan Tentang Pengaruh Filsafat Yunani Terhadap Pemikiran Kristen
Oleh
Yandry Kopitoy Manoppo
STT LETS
Pendahuluan
Hubungan filsafat Yunani dengan teologi kristiani merupakan hal yang telah lama menjadi kepentingan Gereja. Sejak runtuhnya hellenisme, filsafat Yunani diselamatkan dan direngkuh dalam gereja dan tumbuh berdampingan dengan teologi kristen. Eratnya hubungan ini, menandai masa jaya kristianisme pada abad pertengahan dan hingga kini sisa-sisa kejayaan itu masih dilestarikan dalam tradisi kristiani.
- Sokrates dan Moralitas
Kita perlu mengetahui pemikiran dari tokoh Yunani, diantaranya Sokrates. Sokrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan ia meninggal tahun 399 SM. Lahir dari keluarga di mana ayahnya ahli dalam membuat patung, sedangkan ibunya adalah seorang bidan. Awalnya ia membantu jejak sang ayah turut membuat patung, tetapi ia mengubah haluan hidup dari membentuk batu menjadi membentuk watak manusia.
Ajaran Sokrates yang sampai saat ini tidak pernah dituliskan, melainkan dilakukan dengan perbuatan, yakni dengan cara hidup. Bagai seorang Sokrates, filosofi bukan hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filosofisnya mencari kebenaran, oleh sebab itu ia pemikir dan ia tidak mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang tersimpan dalam jiwa orang. Oleh karena itu, metodenya disebut maieutik; menguraikan seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya sebagai dukun beranak.
Oleh sebab itu Sokrates dalam mencapai kebenaran yang tetap, dengan cara bertanya kesana-sini, kemudian dibulatkan dengan pengertian. Maka jalan yang ditempuhnya ialah metode induksi dan mendefinisikan induksi dengan cara membandingkan secara kritis.
Pandangan Pengaruh Pemikiran Sokrates Dalam Pemikiran Kristen
- Sokrates selalu menekankan pada akal ( masalah-masalah sifat dasar manusia ) yaitu moral. Moral adalah perbuatan akan kebajikan. Perbuatan baik adalah salah satu ajaran kristen yang paling menonjol, namun harus di ingat bahwa motif perbuatan baik menurut iman kristen sangat berbeda dengan motif perbuatan baik menurut aliran filsafat atau agama lain. Perbuatan baik yang dilakukan orang Kristen lahir sebagai buah iman, kepercayaan, dan pembenaran oleh Kristus Yesus, ( Yoh 15:17 ; Yoh 13:35 ).
- Budaya global dibangun dengan kemajuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, media membawa perubahan, satu sisi membawa kerusakan terhadap moralitas, diantaranya : penyalahgunaan narkoba, free seks, tawuran, dan tindakan kekerasan. Inilah yang menjadi pergumulan bagi pendidikan Kristen dalam membentuk moral anak didiknya..
- Plato dan Idealisme
Plato dilahirkan sekitar tahun 428/427 SM di Athena. Dan meninggal di sana pada tahun 347 SM dalam usia 80 tahun dan berasal dari keluarga bangsawan. Ajaran Plato yakni teori tentang ide-ide, teori ini sebagian bersifat logis, sebagian lagi metafisis. Bagian logisnya berkaitan dengan makna kata-kata umum. Plato memberikan penjelasan yang jelas mengenai doktrin ide. Plato menjelaskan bahwa, jika ada sejumlah individu memiliki nama yang sama, mereka tentunya juga memiliki satu “ide” atau “forma” bersama. Sebagai contoh, meskipun terdapat banyak ranjang, sebetulnya hanya ada satu “ide” atau “forma” ranjang.
Pandangan Pengaruh Plato Terhadap Pemikiran Kristen
- Teori tentang ide-ide yang merupakan upaya permulaan yang mengkaji masalah tentang universal yang hingga kinipun belum terselesaikan.
- Teori ini sebagian bersifat logis, sebagian metafisis. Ukuran kebenaran adalah logika, tetapi ingat! logika manusia terbatas, dimana manusia sebagai subjek dan Allah juga sebagai subjek. Tetapi manusia sebagai subjek terbatas sedangkan Allah bukan subjek yang terbatas. Jadi kesimpulannya manusia tidak mutlak benar, Allah mutlak benar.
- Hakekat atau esensi segala sesuatu bukan hanya sebutan saja tetapi memiliki kenyataan, yang lepas dari segala sesuatu yang berada secara kongkrit yang disebut ide. Ide-ide itu nyata yakni dalam dunia, dan hubungan antara ide-ide ini disebut koinonia (Persekutuan). Persekutuan merupakan sebuah kegiatan Kristen dalam menyatu dalam satu iman percaya kepada Allah Bapa.
- Idealisme adalah salah satu pandangan filosofis yang telah berpengaruh besar pada pendidikan sepanjang zaman. Idelisme pada intinya merupakan penekanaan pada relitas ide – ide, pemikiran, atau kepribadiaan, daripada penekanaan kepada objek dan pengaruh material. Dalam konteks ini sebuah sekolah idealis memandang siswa sebagai kepribadiaan absolut. Secara motivasional seorang siswa idealis, dikarakterkan dengan kemauaan untuk menuju kesempurnaan, dia berjuang demi kesempurnaannya, karena manusia ideal adalah sempurna. Guru memilki posisi krusial sebagai contoh hidup dan melayani para siswa, dan sekolah bertugas melestarikan warisan dan mengajarkan ilmu pengetahuaan.
- Aristoteles dan Realisme
Seorang filsuf besar dari Yunani lahir di Stageria yang hidup pada tahun 384-322 SM. Ayahnya yang bernama Nicomachus, seorang dokter di istana Amyntas III, Raja Macedonia. Pada saat Aristoteles berkelana ke Asia kecil. Aristoteles belajar pada akademik Plato selama 20 tahun, seorang murid dan lawan Plato. Dari situlah Aristoteles menemukan pemikiran-pemikiran diantaranya pemikiran yakni tentang logika, negara, metafisika, etika, pengetahuan dan ontologi.
Pandangan Pengaruh Aristoteles Terhadap Pemikiran Kristen :
- Aristoteles adalah kolektor fakta dan pemilah pengetahuan, dengan paham realisme dan menolak kedualismean dan berpendapat bahwa dunia bersifat monoiatik, seperti mesin yang diatur untuk bekerja seirama dengan hukum-hukum yang tidak mungkin bisa diubah. Jadi lebih penting nyata dari pada memikirkan keinginan.
- Aristoteles dianggap sebagai bapak logika, karena dialah orang yang pertama kali dengan sistematik menyusun kaidah-kaidah berfikir yang valid (syah).
- Aristoteles juga percaya adanya Tuhan, bukti adanya tuhan menurutnya adalah tuhan sebagai penyebab penggerak.
- Tetapi walaupun tertarik pada agama ia melihat Allah sebagai sesuatu yang Impersonal, bukan sebagai Allah Bapa yang dideskripsikan oleh Alkitab.
- Realisme adalah reaksi melawan keabstrakaan dan kedunialainan dari idealisme. Titik awal dasar bagi realisme adalah obyek dalam perasaan kita secara independen. Dalam konteks ini sebuah sekolah memandang siswa sebagai subyek bagi hukum alam, dan sebagai akibatnya tidak bebas dalam memilih. Dalam hal ini murid diperkuat, didisiplinkan, dibentuk sampai mereka membuat respons yang di harapkan. Guru berperan sebagai pemberi informasi akurat mengenai realitas kepada para siswa dengan cepat dan paling efisien. Sekolah realis berfokus pada pelestarian warisan . Sekolah memberi penekanaan pada fakta – fakta yang telah terbukti dan terstruktur.
- Kelahiran Paham Helenisme
Paham Helenisme adalah paham orang dunia yang berbicara berkelakuan dan hidup seperti orang Yunani. Helenisme merupakan kebudayaan yunani yang mencapai puncak tertingginya di Athena pada abab ke 5 SM. Kebudayaan memberi ciri khusus pada seni, perdagangan, dan gaya berpikir di daratan yunani sesuai dengan pengaruh Athena. Helenis adalah perkembangan lebih lanjut dari kebudayaan yunani di antara penduduk yang berdiam di pesisir timur laut tengah, kemudian memantulkan kebudayaan yang telah dimulai di Athena oleh tentara-tentara aleksander agung, gaya hidup yunani ini didawa jauh sampai ke India. Helenisme bertahan cukup lama di mesir, palestina, asia kecil, dan Persia serta mempengaruhi agama, pemerintah, bahasa, dan dunia seni bangsa tersebut.
Pandangan Pengaruh Helenisme Terhadap Pemikiran Kristen :
- Kebanyakan kaum Yahudi merespon secara positif tentang paham helenis, hal ini terbukti dengan banyaknya kaum Yahudi yang menggunakan bahasa Yunani dalam berbicara. Bahkan kala itu, Perjanjian Lama dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang disebut dengan Septuaginta. Septuaginta terbentuk berawal dari sebuah keluarga Yahudi, Ptolemeus yang menerjemahkan Kitab Suci Ibrani ke dalam Yunani. Septuaginta digunakan untuk menjembatani kosa kata Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
- Paulus yang menyebarkan ajaran Kristen di Mediterania. Paulus berasal dari daerah Tarsus, oleh karenanya ia telah lama mengerti hikmat-hikmat Yunani sehingga ia memakai filsafat-filsafat atau pemikiran-pemikiran Yunani dalam menyebarkan ajaran Kristen. William M Ramsay seorang ahli sastra mengatakan bahwa helenisme yang ada dalam diri Paulus adalah sebagai alat penyampai ajaran Kristen, namun ia tidak pernah terpengaruh oleh helenisme. Itu terbukti dari semua tulisan-tulisan yang ia ciptakan dengan kata-kata dan pemikiran Yunani namun mempunyai maksud memberitakan Kristus. Dengan menggunakan filsafat Yunani, misalnya tentang bagaimana Kristus mempersatukan orang bukan Yahudi dan orang Yahudi dalam “satu manusia baru” yang dapat bersekutu dengan Allah (Efesus 2 : 15). Pernyataan-pernyataan seperti inilah yang membuat orang-orang Yunani berpikir dan mencernanya.
PENUTUP
Dalam jaringan pengetahuan, pemikiran kristen dalam teologi tetap boleh menggunakan filsafat, namun kiranya tidak menetapkan baginya suatu kerangka pemikiran menurut selera teologi. Teologi seperti halnya model-model pengetahuan lainnya perlu belajar dalam benalar bersama pengetahuan yang lain berkembang. Kalau tidak teologi dalam pemikiran kristen hanya akan menumpuk “harta masa lalu” dalam menara gading, tetapi kehilangan arti untuk masa sekarang.
Referensi
Amsal, B. (2006). Filsafat ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bertens. (1999) Sejarah filsafat yunani. Yogyakarta: Kanisius
Drane, J. (2006). Memahami perjanjian baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Firdaus, S. (2007). Pemikiran Politik Barat; Sejarah Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya terhadap dunia. Jakarta: Sinar grafika Offset.
Hendrik, JP. (1996). Pengantar filsafat, Yoyakarta: Kanisius.
Knight, G. (2009). Filsafat dan Pendidikan. Tangerang: Universitas Pelita Harapan.
Packer, JI. (2004). Dunia perjanjian baru. Malang: Gandum Mas.
Tafsir, A. (1990). Filsafat umum. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.