Pemimpin Pujian Penyembahan dan Pengkotbah yang Membangkitkan Antusiasme Jemaat dalam Beribadah

1.755 views

Pemimpin Pujian Penyembahan dan Pengkotbah yang Membangkitkan Antusiasme Jemaat dalam Beribadah

Oleh

Marshinta Uli Melania Hutapea

STT LETS

Pertumbuhan gereja adalah perkembangan dan perluasan tubuh Kristus baik dalam kuantitas maupun dalam kualitas. Gereja sebagai organisme yaitu kumpulan dari orang orang percaya, diibaratkan seperti tanaman yang membutuhkan pertumbuhan melalui sari-sari makanan yang diperoleh dari air dan mineral dari dalam tanah yang cukup.  Firman Tuhan sebagai bahan makanan rohani yang       memberikan pertumbuhan yang sehat bagi gereja.  Gereja yang sehat menghasilkan pertumbuhan yang seimbang yaitu baik kuantitas maupun kualitas.

Pertumbuhan kuantitas yang dimaksud adalah pertambahan jumlah anggota gereja, sedangkan pertumbuhan gereja secara kualitas merupakan pertumbuhan yang dihasilkan berdasarkan  hubungan yang pribadi dengan Roh Kudus. Penekanan pertumbuhan  kualitas adalah        kedewasaan rohani yang dibuktikan dari perbuatan, perkataan, dan    tindakan yang berdasarkan karakter Kristus dan mewujudkan tugas panggilan yang diamanatkan oleh Yesus sebagai kepala Gereja yaitu melayani, bersekutu dan bersaksi. Contoh pertumbuhan kualitas dinyatakan  dalam kehidupan orang percaya yang mula-mula yaitu: ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, dalam doa dan pujian sambil memecahkan roti yang sering dilakukan didalam Bait Allah dan di rumah masing-masing dengan tulus hati, dan kasih persaudaraan. Setiap  Gereja diharapkan bertumbuh secara kualitas maupun kuantitas, sehingga telah banyak dilakukan penelitian untuk mendapatkan pertumbuhan gereja tersebut. Gereja yang bertumbuh dimulai dari gereja yang memiliki jemaat yang antusias dalam beribadah. Antusiasme Jemaat inilah sebagai pendorong dan motivasi dalam pertumbuhan gereja.

Waren (2006) berpendapat terdapat lima dimensi Pertumbuhan Gereja, yaitu: Gereja bertambah akrab melalui persekutuan, gereja bertambah sungguh-sungguh melalui pemuridan, Gereja bertambah kuat melalui ibadah, Gereja bertambah besar melalui pelayanan, dan Gereja bertambah luas melalui penginjilan.  Semuanya ini terjadi karena adanya Antusiasme Jemaat.  Dari pendapat diatas Gereja bertumbuh salah satu dimensinya adalah gereja yang bertambah kuat melalui ibadah. Rendahnya tingkat pemahaman pelayan mimbar dalam hal melayani di ibadah merupakan salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan gereja. Dasar pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah, pekerjaan Roh Kudus dan pertumbuhan kehidupan kerohanian jemaat secara pribadi.  Namun ada bagian manusia untuk mewujudkannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata antusiasme diartikan sebagai kegairahan, gelora, semangat atau minat besar terhadap sesuatu.  Kata Antusiasme sebenarnya berasal dari bahasa yunani yakni “enthousiasmos”.  Kata “enthousiasmos”  ini adalah kata sifat dari kata  “entheos” , yang berarti : “ memiliki Tuhan di dalam ”.  Namun demikian, kata ini diadaptasikan kedalam bahasa inggris (enthusiasm) maupun bahasa indonesia (antusiasme) kata ini tidak dikaitkan  apa pun dengan agama  maupun keyakinan.  Intinya, dalam perasaan tergugah, bergairah oleh karna memiliki energi dan motivasi yang penuh.  

Antusiasme inilah yang dirasakan Jemaat mula mula dalam Kisah Para Rasul 2:41-47:

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.  Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.  Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

            Pertumbuhan gereja mula-mula sangat dipengaruhi oleh Antusiasme Jemaat dalam bersekutu baik dalam hal bersekutu, dalam mendengarkan pengajaran rasul-rasul, berbagi, berdoa dan bersaksi. Demikian halnya dengan gereja saat ini, antusiasme Jemaat memegang peranan penting sebagai motivasi dan penggerak dalam pertumbuhan Gereja.   Antusiasme Jemaat akan terlihat dan dibangun saat beribadah. Antusiasme dalam beribadah ini dipengaruhi oleh banyak faktor saat penyelenggaraan ibadah setiap minggu.  Namun hanya beberapa faktor  penting yang ada dalam penyelenggaraan ibadah yang akan mempengaruhi antusiasme jemaat dalam beribadah. Dari beberapa Faktor penting  yang menjadi perhatian penulis adalah dua hal, yaitu faktor Pujian Penyembahan dan faktor kualitas Khotbah.

Faktor Pujian dan Penyembahan menjadi sangat penting  dalam ibadah yang sejati tercermin dari kisah  dalam Yohanes 4 : 23-24 : tetapi  saatnya  akan datang dan sudah ada sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam Roh dan kebenaran: sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu  Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”   

Menurut Zschech (2006) penyembahan sejati terjadi saat roh  seorang memuja dan berhubungan dengan Roh Allah, saat jati diri seseorang sedang mengasihi Dia, hanyut dalam Hadirat-Nya. Penyembahan sejati bukan tentang lagu yang dinyanyikan; juga bukan tentang ukuran orkes musiknya; dan bukan ukuran paduan suaranya. Walaupun musik adalah ungkapan penyembahan yang sangat indah. Musik itu sendiri bukanlah inti dari penyembahan. Inti penyembahan adalah saat hati dan jiwa seseorang, serta semua yang ada dalam dirinya , memuja dan berhubungan dengan roh Allah.  Lebih lanjut, Zschech (2006) menyatakan, Pemimpin pujian yang menyadari Kristus telah menguasai seluruh hidupnya  yang memiliki keintiman dengan Kristus akan membawa jemaat kepada penyembahan yang luar biasa, bahkan membawa jemaat kepada penyembahan pemujaan kepadaNya yang melampaui dan diatas batas yang masuk akal.  Ini menunjukkan bahwa suasana Pujian Penyembahan sangat dipengaruhi oleh kualitas dari Pemimpin Pujian.

Pemimpin pujian penyembahan adalah orang yang ditunjuk karena memiliki talenta dan kemampuan khusus dari Tuhan untuk memimpin,  membawa jemaat  masuk  kedalam kegiatan pujian dan penyembahan             melalui lagu-lagu yang dibawakan. Pujian dan penyembahan membawa umat Tuhan masuk kedalam hadiratNya. 

Bilamana Pemimpin pujian penyembahan mempengaruhi jemaat untuk dibawa  masuk   dalam hadirat Tuhan dan Pengkhotbah membawa jemaat kepada kebenaran yang mengubahkan,  maka Jemaat bertemu dengan perkataan Tuhan yang pribadi.  Ada jamahan yang mengkontrol hati untuk diserahkan kepada Tuhan dengan respon yang berapi-api dalam Tuhan.

Kemampuan Pemimpin Pujian dan Pengkhotbah dapat terlihat dari caranya membawakan pujian dan penyembahan dan menyampaikan Firman saat memimpin ibadah, sehingga jemaat bertemu  dan mengenal Allahnya. Melalui ibadah yang berkualitas ini, Ibadah akan menjadi menarik dan jemaat akan mengikuti dengan bergairah dan penuh sukacita.

            Pada akhirnya bila jemaat bergairah atau antusias dalam mengikuti ibadah, maka jemaat akan bertumbuh dengan baik Seperti yang disampaikan Gulo (2011) bahwa Ibadah yang baik adalah pengenalan yang mendalam akan Allah dan taat kepadaNya, Sehingga ibadah itu memberikan pertumbuhan iman dan kedewasaan rohani. Jika ibadah yang kita lakukan tidak berpusat kepada Allah, kita tidak mengenal Allah, maka ibadah itu hanya menjadi rutinitas dan tidak membawa dampakapa-apa bagi pertumbuhan iman rohani kita.

Referensi

Alkitab. (1974). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia

Gulo, D. (2011). Peranan ibadah dalam pertumbuhan iman jemaat. Jurnal STT ABDIEL Ungaran. 

Warren, R. (2006). The purpose driven church. Malang: Gandum Mas.

https:\\kbbi.web.id>antusiasme

Zschech, D. (2006)  Extravagant worship. Jakarta : Immanuel Publishing House.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!