Pelayanan Kesembuhan Batin
Oleh
Christina Pranoto
STT LETS
Melihat fenomena kondisi pertumbuhan rohani umat Kristen di masa akhir zaman ini, banyak ditemukan orang percaya yang mengalami problema emosional dan luka batin. Kebanyakan gereja tidak memiliki pelayanan khusus yang menangani masalah emosional mereka, karena itu mereka yang mengalami luka batin dianjurkan mencari pengobatan kepada para profesional dalam bidang psikologi, walaupun tidak salah namun Gereja perlu memberikan solusi untuk problema emosional mereka dan para profesional adalah partner dalam menanganinya.
Mc Gee (1998) menuliskan bahwa Allah selalu memiliki solusi untuk pergumulan emosional manusia, tanpa Dia harus menunggu Freud dengan teori-teori ilmu jiwanya. Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, manusia sering gagal berbalik kepada Allah untuk mendapatkan kebenaran tentang dirinya sendiri, sebaliknya manusia mencari sumber lain untuk memenuhi kebutuhan mendasarnya terutama tentang keberhargaan diri.
Pada kenyataannya manusia tidak mendapatkan apa yang mereka cari, sedangkan masa lalu mereka banyak mengalami kejadian yang melukai batin mereka. Setelah mereka bertobat dan diselamatkan, diperlukan pelayanan khusus untuk orang-orang yang mengalami banyak luka batin di masa lalunya dan gereja perlu menyediakan pelayanan ini. Sayangnya tidak banyak gereja mendalami dan memahami bahwa dibutuhkan pelayanan yang khusus untuk pemulihan ini, sehingga banyak orang Kristen sekalipun sudah menjadi orang percaya bertahun-tahun tetapi tidak bisa mengatasi problema emosionalnya, sering konflik, marah yang berlebihan, kepahitan, kecewa, takut dan lain-lain. Akhirnya menghambat pertumbuhan rohaninya. Ketika meminta konseling kepada konselor gereja, kebanyakan hanya menerima nasehat dan ayat-ayat alkitab tapi tidak dilayani sampai mencabut akar masalahnya.
Adapun penulis sendiri melihat di dalam gereja ada pelayan Tuhan yang sudah lama menjadi orang percaya, ketika terlibat dalam pelayanan, terjadi konflik dengan rekan sepelayanan dan konflik berlanjut terus dengan orang-orang lain juga, bahkan di rumahnya dia tidak bisa mengontrol amarahnya dan sering bertengkar dan marah kepada istri dan anak-anaknya, akhirnya terungkaplah pelayan Tuhan tersebut memiliki masa lalu yang penuh dengan trauma yang melukai batinnya, ayahnya sering mendisiplin dia dengan gaya militer dan dengan marah sering memukul dia dengan sabuk pinggang sampai tubuhnya berdarah, dia terluka batinnya dan memendam kemarahan dalam hatinya, menjadi orang percaya bertahun-tahun namun bergumul dengan luka dan amarahnya karena tidak menyadari luka batin dari tahun-tahun sebelumnya membawa dampak buruk dalam kehidupannya yang sekarang.
Banyak orang Kristen yang lahir baru berpikir masa lalu adalah masa lalu, tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan kehidupan sebagai orang percaya dan menolak penderitaan yang ada, menurut mereka perubahan yang mereka miliki setelah menerima keselamatan dari Tuhan itu artinya mengakhiri proses pemulihan, padahal pemulihan baru dimulai ketika ada kesadaran bahwa orang tersebut masih ada luka di masa lalu dan membutuhkan kesembuhan. Fabiano dan Catherine (2003) menjelaskan bahwa setiap tahap pengembangan dalam hidup manusia dari kandungan sampai dewasa, meninggalkan pengaruh yang besar dalam segala yang dipikirkan dan dilakukan, dari saat usia balita apakah bayi tersebut dirawat atau diabaikan, dikuatkan atau dilecehkan dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak tersebut. Seluruh hidup manusia dipengaruhi oleh apa yang pernah terjadi sebelumnya, manusia tidak bisa melepaskan masa sekarang dari masa lalu seperti pohon yang menjauh dari akarnya.
Kebutuhan dasar setiap manusia adalah dicintai, diberi rasa aman, dihargai, diakui identitasnya dan didisiplin oleh orang tuanya. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dan tak tergantikan. Jika lima hal ini tidak dipenuhi oleh orang tua terhadap anaknya maka dalam diri anak itu akan ada kekosongan, kekosongan ini akan berakibat buruk jika tidak ada orang yang tepat untuk melayaninya dan tahu bagaimana mengisi kekosongan tersebut. Menurut Carsten (2014), seorang bapak diciptakan untuk menjadi pelindung, pemberi dan promotor pertumbuhan bagi anak-anak, kelalaian dan pelecehan yang dilakukan oleh seorang bapak menyebabkan kerentanan terhadap rasa takut, rasa bersalah dan rasa malu, dengan demikian dengan mudah mendukung pernyataan bahwa ketidak hadiran seorang bapak memberikan kontribusi signifikan kepada sejumlah penyakit-penyakit fisik. Seorang ahli Neurolog Kristen, Leaf (2013) juga menyatakan bahwa hasil studi di American Medical Association menemukan bahwa problema hati manusia adalah sebuah faktor dalam 75 persen dari segala penyakit yang diderita oleh manusia pada masa kini. Jadi, jika kondisi hatinya yang penuh dengan luka dan rasa takut dan tidak aman tidak dibereskan maka luka yang tersimpan akan menimbulkan berbagai penyakit dalam fisik tubuhnya, sehingga dampak negatifnya bukan hanya spiritual tapi juga menular ke fisik tubuhnya. Artinya jika luka batin tidak disembuhkan maka orang tersebut selain mengalami halangan dalam pertumbuhan rohani juga akan didiagnosa menderita penyakit dalam tubuhnya.
Pelayanan kesembuhan batin adalah mengembalikan yang sudah rusak menjadi baik dan sang Penyembuh adalah Tuhan kita Yesus Kristus, hanya Dia yang sanggup memberi balsam kesembuhan bagi luka yang ada di batin atau hati manusia. Yesus mengutip kitab Yesaya ketika Dia berkata di Lukas 4 : 18 – 19, “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas untuk memberitahukan tahun rahmat Tuhan telah datang. “Yesus datang ke dunia untuk tujuan tersebut, Dia datang bukan hanya menyelamatkan manusia tapi sekaligus menyembuhkan dan memperbaruhi hati atau batin manusia yang telah rusak, terluka, penuh trauma dan pelecehan menjadi sembuh dan mengalami pemulihan. Definisi orang tertindas dalam ayat tersebut diatas adalah ditujukan kepada mereka yang hidupnya masih tersimpan luka batin, amarah, kepahitan, kesedihan dan kekecewaan, dan lain-lain. Penyebabnya bisa terjadi mulai dari kejadian dari dalam kandungan sampai dewasa.
Sesungguhnya Yesus telah menyediakan semua kebutuhan manusia melalui Keselamatan. Didalam bahasa Yunani asli, kata “Keselamatan” artinya penyembuhan, kesehatan, kepenuhan, pembebasan, kesejahteraan, rasa aman, kesempurnaan dan hidup kekal. Orang percaya hanya menekankan tentang kehidupan kekal tapi mengabaikan pemulihan serta pembebasan. Aspek penting dalam keselamatan adalah mengalami pemulihan yang disediakan Tuhan untuk memperbaruhi hati manusia ke dalam kepenuhanNya
Referensi
Mc Gee, R. (1998). Pemulihan gambar diri. Jakarta: Metanoia.
Fabiano, F., & Catherine. (2003). Memulihkan masa lalu, membebaskan masa depan, Surabaya: GSNI.
Carsten, C. (2014). Dunia membutuhkan seorang bapa. Jakarta: Metanoia.
Leaf, C. (2013). Switch on Your Brain. Grand Rapids: Baker Books.
Selamat sore bapak ,Ibu. Saya ada anak perempuan usia 32 tahun dari 9 bersaudara,yang satu ini pola pikirnya kurang dewasa dan minder. Apakah ada pelayanan khusus untuk hal tersebut sekaligus sekolah pengembangan diri.Mohon informasi nya.
Shalom
Ronald
Bpk Gembala yang saya hormati saya mohon bantuan untuk kesem uhan lika bagin saya, saya merasa ada yg belum beres dengan kerohaniann saya, perasaan haus melayani Tuhan itu biasa² saja gak ada menggebu² dan kalau penyembahan sulit sekali untuk fokus, masa lalu saya adalah dosa sek semenjak sekitar umur 10 tahun, ada kelainan juga sampai sekarang saya masih takut memandang bukit kelam yg ada dikampung saya itu sesuatu yg aneh, geli sama cacing yv berlebihan, takut diair sungai atau laut sendirian dan masih banyak lagi ketakutan yg gak wajar oleh karena itu saya mohon dengan sangat untuk bantuan Bpk Gembala untuk menolong saya menyembuhkan luka batin saya gerima kasih sebelumnya🙏