Pentingnya Kotbah dan Keteladanan Pemimpin bagi
Pertumbuhan Rohani Jemaat
Oleh
Supriyadi
STT LETS
Sebagai Gereja Tuhan perlu memiliki visi untuk melakukan pembinaan rohani dan terus berusaha memberikan teladan hidup yang benar agar setiap jemaat mengalami pertumbuhan rohani. Setiap Pemimpin dan pekerja Tuhan perlu melakukan pembinaan berupa pengajaran dan keteladanan hidup, sehinga setiap jemaat mampu berdiri teguh di atas kebenaran Firman Tuhan dan terus berusaha untuk menjadi serupa Kristus. Gereja harus menjadi sarana Tuhan untuk menuntun jemaat supaya memiliki pertumbuhan rohani di dalam kehidupannya. Ada banyak metode pembinaan di dalam gereja untuk membangun pertumbuhan rohani jemaat dan salah satu cara yang di pakai di gereja adalah dengan menyampaikan firman Tuhan yang biasa dilakukan dalam bentuk khotbah. Dalam menyampaikan Firman Tuhan, pengkhotbah harus mampu memotivasi jemaat dan membangkitkan minat dan komitmen dari jemaat, sehingga mereka termotivasi untuk memiliki standar hidup sesuai kebenaran firman Tuhan dan dapat meningkatkan kualitas keimanan mereka, dan pada akhirnya jemaat memiliki komitmen untuk hidup dalam kebenaran firman Tuhan.
Khotbah dan pengkhotbah sangat berhubungan erat dalam membangun kehidupan rohani jemaatnya. Menurut Susanto (2004), khotbah adalah salah satu cara yang efektif untuk mendidik iman jemaat. Jika sebuah khotbah mempunyai isi yang bermutu, lalu disampaikan dengan efektif, maka pendengarnya akan bersedia menerima dan menjalankan apa yang diajarkan. Selain itu juga menurut Röthlisberger (2009), khotbah berisi tentang kabar sukacita. Maka dari itu khotbah-khotbah yang disampaikan harus menimbulkan kesukaan di dalam hati jemaat yang mendengar. Kesukaan yang dirasakan jemaat melalui khotbah akan mengantarkan mereka mengalami keselamatan Allah dalam kehidupannya karena syarat menerima keselamatan itu ialah iman dan taat, maka khotbah yang disampaikan harus bertujuan membawa pendengarnya kepada kepercayaan dan ketaatan. Selain khotbah, keteladanan pemimpin memliki peranan yang penting dalam pertumbuhan rohani jemaat. Pemimpin tidak hanya pandai dalam berkhotbah tetapi juga dalam menghidupi setiap khotbah yang disampaikan ke jemaat. Keteladanan pemimpin akan memotivasi jemaat untuk lebih mengasihi Tuhan dengan melakukan firman Tuhan. Keteladanan dapat dicerminkan melalui perkataan dan perbuatannya. Hal ini sesuai dengan perkataan Paulus yang berkata: ”Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu” (Titus 2:7). “Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.” (Filipi 3:17). “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.“
(1Korintus 11:1).
Ayat –ayat diatas menunjukkan bahwa pemimpin rohani harus mampu menunjukkan dirinya sebagai teladan bagi jemaat yang dilayaninya. Sebagai pelayan Tuhan, harus di pahami bahwa perkataan dan tindakan adalah hal yang saling berkaitan. Dalam membangun pertumbuhan rohani jemaat, Pelayanan tidak dapat dilakukan hanya dengan perkataan saja. Sikap, perkataan dan tindakan menjadi kesatuan yang sering kali di pakai jemaat menjadi tolok ukur panutan mereka. Kesatuan perkataan dan tindakan sangat penting dan berpengaruh di dalam pelayanan. Tidak bisa di di pungkiri bahwa Jemaat tidak hanya mendengar kefasihan dalam berbicara dari seorang pelayan dan pemimpin, tetapi lebih dari itu mereka juga ingin melihat keteladanan dalam bersikap dan bertindak. Bahkan terkadang seorang pelayan meskipun kurang fasih dalam berbicara dan berkhotbah, tetapi bila ia mampu menjadi teladan dalam jemaat maka dapat menjadi panutan di dalam pelayanan. Keteladanan memang berbicara lebih kuat dari kata – kata. Model pelayanan Yesus adalah contoh dalam melayani, dimana Yesus tidak hanya melayani dengan perkataan tetapi pelayanan-Nya juga di sertai dengan tindakan yang menjadi teladan bagi setiap murid dan pengikut Yesus. Pemimpin harus terus menjadikan Yesus Kristus sebagai model dalam kehidupan, pelayanannya dan mampu mengaplikasikan semua pengajaran yang Tuhan Yesus Kristus ajarkan kepada gerejaNya. Pemimpin tidak hanya dituntut mengajar secara verbal tetapi juga mengajar lewat keteladanan hidupnya.
Sebuah teladan hidup yang baik adalah khotbah yang terbaik yang dapat disampaikan kepada semua orang. Melalui teladan hidup itulah orang bisa melihat dengan nyata bagaimana teladan hidup anak-anak Tuhan bukan hanya sekedar sebuah teori, bukan hanya sekedar suatu pemahaman theologi, melainkan nyata dalam kehidupan pribadi demi pribadi. Bahkan, bila ingin mempengaruhi orang lain, teladan bukanlah hal yang utama, tetapi teladan adalah satu-satunya hal untuk mempengaruhi orang. Jadi teladan bukanlah hal yang sembarangan, melainkan merupakan suatu faktor ampuh yang bisa dipakai untuk membawa orang kepada Kristus. Teladan hidup, teladan berjemaat merupakan suatu harta karun, suatu keseriusan, suatu perjuangan, dan suatu komitmen untuk mau membawa orang kepada Tuhan.
Keteladanan hidup bukan datang dalam sehari, bukan dibangun berdasarkan sebuah perjuangan yang sesaat, tetapi merupakan perjuangan yang disertai pengoranan, komitmen dan kesetiaan. Keteladanan juga dibentuk dari berbagai macam ketajaman/ kepekaan diri dan kewaspadaan diri. Gereja tidak bisa berdampak dan menjadi teladan dengan sekedar berkata-kata melainkan perlu mengalami pertumbuhan rohani dan berkomitken untuk terus menjadi serupa kristus dan masuk ke dalam kesetiaan. Gereja adalah wajah dimana pemerintahan Tuhan ada di muka bumi ini. Gereja adalah wajah dimana kasih Allah dinyatakan di dalam dunia ini. Gereja adalah suatu eksistensi yang sedang diperhatikan oleh seluruh dunia. Oleh karena itu, jadilah gereja yang terus berdampak dan menjadi jawaban bagi orang-orang dunia.
Referensi
Röthlisberger, H. (2009) Homiletika: ilmu berkhotbah. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Susanto, H. (2004) Homiletik: prinsip dan metode berkhotbah. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Terima kasih atas firman Tuhan tentang teladan hidup.