Membangun Rumah Tuhan
Oleh
Eduar J. Moniyong
STT-LETS
Salam sejahtera,
Kita bersama sedang digerakkan TUHAN untuk mengadakan Rumah Tuhan untuk mengerjakan visi bersama Tuhan. Mari kita bersama merenungkan firman Tuhan di bawah ini:
Hagai 1: 1-4 (TB) Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya: “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!” Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
Hagai 1: 8-9, 12 (TB) Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN. Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.” Lalu Zerubabel bin Sealtiel dan Yusuf bin Yozadak, imam besar, dan selebihnya dari bangsa itu mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan juga perkataan nabi Hagai, sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN, Allah mereka; lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN.
Latar belakang firman Tuhan di atas adalah terhentinya pembangunan Rumah Tuhan yang diperintahkan Raja Koresh (Ezra 1:2), Raja Koresh mendapat perintah TUHAN agar orang Israel membangun kembali Bait Suci. Pembangunan ini berhenti selama beberapa tahun karena tantangan dari orang/ penduduk sekitar Yerusalem yang menyogok pemerintah Raja Artahsasta untuk menghentikan pembangunan ini (Ezra 4).
Namun nabi Hagai dan Zakharia oleh ilham Roh Kudus menegur umat Tuhan dan membangkitkan semangat untuk membangun kembali Rumah Tuhan. Saat itu situasinya sangat mustahil dibawah tekanan intimidasi ketakutan, karena sudah keluar SK raja untuk menghentikan pembangunan dan para bupati sekitar bertindak dengan kekerasan, meneruskan pembangunan berarti pemberontakan. Sehingga secara akal sehat ini proyek yang mustahil dilakukan dan resikonya nyawa mereka jika dilanjutkan kembali membangun Bait Suci. Mereka berdalih belum waktunya, namun firman Tuhan mendorong umat-Nya, membangkitkan umat-Nya untuk berani menerobos dengan iman, berani menerobos ketakutan dan intimidasi. Peranan nubuatan nabi Tuhan sangat membangkitkan, mereka segera membangun dan segera pula mengalami tantangan dan diadukan kepada raja. Tapi mereka terus membangun, akhirnya yang terjadi justru sebaliknya oleh hikmat Roh Kudus raja dapatkan surat perintah Koresh untuk membangun Bait Suci, lalu raja memerintahkan para bupati agar jangan ada yang menghalangi, bahkan mendukung dengan keuangan dan lain-lain sehingga umat Israel dapat menyelesaikan pembangunan Rumah Tuhan.
Haleluya Angkat hati kita, meskipun kita tidak mampu namun TUHAN yang akan membuka tingkap-tingkap langit bagi kita. Sudah terlalu lama kita menantikan dan terus kontrak sehingga setiap 2-3 tahun kita pasti alami kesulitan karena harus pindah tempat ibadah. Kapanpun kita berencana punya gedung, pasti kita harus lakukan terobosan yang sama, dana yang sangat besar dibutuhkan untuk beli gedung, raksasa goliath yang sama harus kita tundukkan. Tidak seorangpun yang dipaksa memberi, namun saya mengajak semua memandang pada TUHAN dan dengan segenap hati mau ikut visi TUHAN, mau memberi dengan hati. TUHAN tidak meminta yang tidak kita punya, namun ketika Ia melihat hati yang haus dan rela memberi, rela all out, berkat yang ajaib akan diberikan kepada kita. Saya percaya tidak seorangpun akan dimiskinkan karena memberi, justru alami terobosan besar dalam keuangan.
Terpuji nama Tuhan.