Millenial Of God

607 views

Millenial Of God

Oleh

Desriani Giawa

STT Pelita Bangsa

Usia tidaklah menjadi penghalang untuk menjadi teladan, dan bisa saja menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian. Begitulah yang dialami Timotius pada zaman itu. Seorang pelayan seperti Timotius harus dapat mengatasi segala sesuatu yang berpotensi untuk menyulitkan, mencemarkan, menghalangi, bahkan menggagalkan pelayanan yang dilakukannya. Untuk itu ketekunan menjadi kata kunci yang harus Timotius cermati dan perhatikan. Ia tidak boleh membiarkan umurnya menjadi perintang bagi dirinya atau batu sandungan bagi orang lain. Karena itu ia perlu menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, dan kesuciannya. Timotius juga diminta untuk tetap bertekun dalam pembacaan dan pengajaran nats-nats Kitab suci di antara jemaatnya, tidak lalai dalam mempergunakan karunia yang Tuhan berikan padanya, dan sungguh-sungguh membiarkan hidupnya dikuasai oleh hal-hal yang baik tersebut sehingga kemajuannya nyata bagi orang-orang disekitarnya. Timotius juga harus mengawasi dirinya sendiri dan ajarannya. Kesemuanya itu harus dilakukannya dalam ketekunan. Akibat yang ditimbulkan dari semuanya ini adalah “engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau” (ayat 16). Melalui karya pelayanan Timotius dan melalui ketekunannya di dalam melakukan hal-hal di atas tadi, Allah bekerja untuk menyelamatkan orang-orang yang mendengarnya, dan juga diri Timotius sendiri. Sebagai pelayan Tuhan, Timotius harus sungguh-sungguh memperhatikan hidupnya, mengusahakan hal-hal yang sempurna bagi Allah dalam ketekunan. Dan semuanya itu bertujuan tidak hanya agar orang tidak menganggap rendah diri Timotius karena umurnya, tetapi terutamademi terlaksananya panggilan Allah bagi Timotius (ayat 14).

Dalam hal ini Paulus sangat senang melihat anak muda ini, dan walaupun belum lam berselang Barnabas dia gantikan dengan Silas untuk menjadi teman seperjalanannya, namun ia memasukkan Timotius juga dalam kelompoknya, barangkali untuk menggantikan Yohanes dan Markus. Umur muda tidak menjadi penghalang untuk menjadi kaki tangan-Nya Allah dalam memberitakan firman-Nya, tetapi Allah melihat kesungguhan kita untuk melayani-Nya. Hal ini terbukti dalam panggilan Timotius untuk mengikuti panggilan Tuhan dalam hidupnya. Biarpun ia seorang muda tetapi ia menyerahkan seluruh hidup melayani Tuhan. Pada saat itu Timotius menerima karunia khusus untuk tugasnya itu, yang disampaikan kepadanya melalui penumpangan tangan sidang penantua dan Paulus sendiri (1 Timotius 4:14; 2 Timotius 1:6). Timotius penuh kasih sayang, tapi sangat penakut dan ia memerlukan banyak nasihat pribadi dari bapaknya secara iman dan ia dinasehati supaya jangan membiarkan dirinya tergoda oleh hawa nafsu orang muda (2 Timotius 2:22), dan supaya jangan merasa malu menyaksikan Injil (2 Timotius 1:8). Namun tidak seorang pun dari teman-teman Paulus yang lain yang begitu amat dipuji-puji karena ketaatannya (1 Kor. 6:10; Fil. 2:9).

Dalam Pengkhotbah 12:1 “Ingatlah akan penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kau katakan: “tak ada kesenangan bagiku di dalamnya”. Dalam ayat Alkitab tersebut masa muda dikatan bahwa awal di mana seseorang berkenalan dan mengingat penciptanya. Masa yang baik di mana selagi masih kuat dan segar, menggunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengenal yang memberi hidup, Yang Mahakuasa, dan Yang Mahakudus. Masa di mana perjalanan jiwa selama di dunia hendak dimulai, di mana sudah selayaknya jalan yang dipilih ialah jalan kebenaran sejati, yang menuntun pada kebahagiaan dan keselamatan jiwa kelak. Tuhan merindukan generasi demi generasi yang mewarisi perjanjian-Nya dan menjadi alat bagi kemuliaan-Nya di muka bumi. Generasi muda yang dididik dalam jalan Tuhan akan mewujudkan sesuatu era yang membawa kemuliaan bagi Tuhan. Kehendak Tuhan di cari dan dilaksanakan, serta rencana Tuhan digenapi. Pengkhotbah 11:9-10 “ Bersukarialah hai pemuda dalam kemudaanmu biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandanglah matamu tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan. Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan”. Di sini Tuhan menginginkan pertanggungjawaban terkait masa muda kita, mengenai dengan cara apa kita menghabiskan masa muda kita? Selagi semua yang disekitar mencoba menghanyutkannya dalam suatu gaya hidup dan mengejar berbagai kesenangan serta mengikuti keinginan hati, anak-anak muda diingatkan bahwa Tuhan mencatat dan akan menghakimi setiap perbuatan yang dilakukan pada masa muda. Karena masa mudah adalah masa yang menyenangkan dan penuh kejutan, masa muda juga merupakan waktu yang sangat tepat untuk melakukan berbagai hal. Pasti setiap hari masih ada hal yang kita keluhkan tidak berjalan sesuai rencana. Tetapi kita mencoba tetep bersyukur dalam keadaan apapun . Bersyukur akan segala kita nikmati. Karena bersyukur kamu akan dapat menikmati masa mudamu  lebih baik dan tidak pernah merasa kekurangan. Dan saat kamu memasuki usia dewasa, akan semakin banyak tangung jawab yang harus kamu hadapi. Mungkin lebih sulit bagimu menjalani masa muda ,jalani masa muda ini sebagai cerita dan pengalaman untuk masa depanmu. Masa muda seharusnya adalah masa yang dimanfatkan untuk membangun kehidupan dimasa depan yang sejahtera. lalu kenapa masa muda masa  yang tepat ?karena dimasa muda kita masih banyak waktu dan tenaga, apalagi kita masih muda kita belum mempunyai banyak tanggung jawab. Dan dimasa muda kita harus membangun karakter diri dan sikap yang baik ,membangun kemampuan kita, membangun kecerdasan ,dan membangun keahlian masa mudamu dimasa muda, kamu akan menemukan banyak hal yang memicu rasa ingin tahumu.

Orang-orang muda saat ini sangat dibutuhkan sekali baik dalam hal-hal yang umum maupun dalam hal-hal yang rohani. Jika kita belajar dari sejarah kehidupan Timotius ini maka sangat memberikan motivasi untuk anak-anak millenial saat ini karena mengapa karena Timotius adalah seorang yang termuda yang menjadi anak Paulus di dalam iman yang dibesarkan untuk sebuah misi dalam pelayanan untuk Tuhan. Masa muda hanyalah sekali dan itu pun akan berakhir, maka dari itu jangan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang telah Tuhan berikan tapi gunakanlah waktu itu sebaik mungkin selagi nafas masih melekat di dalam tubuh sebab kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan memanggil kita sesuai dengan lagu yang mengatakan “hidup ini adalah kesempatan untuk melayani Tuhan.”

Dalam uraian di atas dapat saya menarik kesimpulan bahwa masa muda saat ini adalah masa di mana pikiran anak-anak muda harus diisi dengan firman Tuhan agar tidak terlena dengan perkembangan zaman ini. Jika kita perhatikan kehidupan Timotius di mana rasul Paulus memberikan atau meneguhkan Timotius di dalam pelayanan untuk Tuhan, artinya rasul Paulus ingin Timotius tidak takut menghadapi ajaran-ajaran yang menyesatkan.

Masa mudah harus menjadi teladan dalam tingkah laku dan harus menjadi berkat untuk orang lain dan bukan menjadi batu sandungan. Jika kita hanya bermain-main dan menyalahgunakan waktu yang ada maka dunia ini akan menggantikan posisi Tuhan dalam hidup kita secara khususnya untuk anak-anak muda, maka dari pada itu orang-orang muda pada zaman millenial ini harus dibawa dalam persekutuan di dalam Tuhan dan dipersiapkan untuk melayani Tuhan agar tidak tergiur akan hal-hal duniawi ini. Millenial Of God harus benar-benar diperlengkapi dalam pekerjaan Tuhan bukan hanya nama sebagai lambang tapi benar-benar menjadi berkat bagi orang lain. Sekali pun kita sebagai orang muda, maka kita tidak perlu takut menentang hal-hal yang ada di dalam dunia ini karena kita harus percaya bahwasanya Tuhan selalu menyertai kita dalam pekerjaan-Nya dan pekerjaan di dalam Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Di dalam 1 Korintus 15:58 “Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”

Referensi:

Alkitab. (2000). 1 Timotius 4 : 12. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!