Persahabatan Yang Menyakiti Hati Allah
Oleh
Joel Thertius Bekak
STT Imanuel Nusantara
Sahabat merupakan sebuah kata yang sangat familiar dikalangan remaja dan kaum muda pada umumnya dan kata ini sering kali dipakai untuk menunjukkan seorang teman yang sangat dekat, selalu dapat diandalkan, selalu bersama dan selalu dapat dipercayai. Kata sahabat juga seringkali mempunyai makna yang positif. Namun ternyata ada juga sahabat yang tidak baik contohnya sahabat yang mengajak bolos sekolah dan minum minuman beralkohol.
Dalam Alkitab juga mengatakan bahwanya ternyata Tuhan Yesus juga mempunyai sahabat dan sahabat Tuhan Yesus adalah orang-orang yang melakukan perintahNya (Yohanes 15:14). Ada juga sahabat yang ternyata lebih karib dari seorang saudara (Amsal 17:17) dan persahabatan ini menyukakan hati Tuhan. Namun Alkitab juga memberikan contoh mengenai persahabatan yang tidak baik, bermakna negatif dan yang pastinya menyakiti hati Allah. Persahabat seperti apa yang menyakiti hati Tuhan? Persahabatan yang terjadi antara orang percaya dan dunia. Mengapa persahabatan ini menjadi persahabatan yang tidak baik, bermakna negatif dan menyakiti hati Tuhan ? 1) Dunia selalu berkaitan dengan kejahatan atau keinginan-keinginan daging (Gal. 5:19-21). 2) Allah juga tidak bisa bersatu dengan yang jahat sebab Allah pada hakekatnya adalah baik dan benar. 3) Allah tidak pernah kompromi dengan dosa sebab Allah kita adalah Allah yang penuh dengan keadil. 4) persahabatan dengan dunia membuat kita memiliki status sebagai orang yang memusuhi Allah “orang yang selalu menentang hukum Tuhan”.
Adapun ciri-ciri orang percaya yang masih bersahabat dengan dunia yang dituliskan didalam Alkitab
- Orang yang masih bersahabat dengan dunia suka bertengkar (Yakobus 4:1-2).
Banyak orang suka bertengkar baik di gereja, di kantor, di rumah dan bahkan disekolah, dan orang yang suka bertengkar sadar atau tidak sadar ia sudah memposisikan dirinya sebagai sahabat dunia dan juga menempatkan dirinya sebagai orang yang memusuhi Allah. Pertengkaran yang sering terjadi biasanya muncul dan datangnya dari hawa nafsu dan hawa nafsu itu memunculkan emosi yang berlebihan dan egoistis yang memuncak hebat.
- Orang yang masih bersahabat dengan dunia suka mendendam (Yakobus 4:1-2).
Orang yang masih bersahabat dengan dunia bukan hanya suka bertengkar saja tetapi ia juga menjadi pribadi yang pendendam, karena orang yang demikian susuah untuk memaafkan kesalahan orang lain dan juga meminta maaf akan kesalahannya sendiri.
- Orang yang masih bersahabat dengan dunia adalah orang yang suka iri hati (Yakobus 4:2).
Orang yang bersahabat dengan dunia memiliki rasa iri hati yang tinggi kepada keberhasilan orang lain atau pun dengan kelebihan yang yang dimiliki orang lain.
- Orang yang masih bersahabat dengan dunia tidak menjadikan doa sebagai gaya hidup (Yakobus 4:3).
Orang yang masih bersahabat dengan dunia jarang menyediakan waktu kusus untuk bertemu dengan Tuhan (berdoa) ataupun untuk mau mengawali pekerjaan sulit untuk berdoa sehingga tidak heran jika banyak mengalami kegagalan baik dalam pekerjaan dan juga dalam perkuliahan.
- Orang yang masih bersahabat dengan dunia belum mengenal secara baik mengenai pribadinya (Yakobus 4:4)
Orang percaya yang masih bersahabat dengan dunia dengan sendirinya menunjukkan bahwasanya mereka belum mengenal dengan baik status mereka dan apa yang harus mereka tunjukan dengan status yang mereka miliki. Seharusnya orang percaya itu menjadi sahabat Allah dan bukan sahabat dunia sesuai dengan statusnya sebagai orang percaya.
Apakah ada dampak dari persahabatan antara orang percaya dengan dunia? Tentu dampak dari setiap perbuatan pasti ada dan dampak dari persahabat antara orang percaya dengan dunia yaitu orang percaya tersebut akan selalu hidup dalam kebencian, amara, iri hati, permusuhan, jawaban doa selalu mendapat jawaban tidak dan dia menjadi orang yang memusuhi Allah
Bagaimana caranya supaya kita bisa keluar dari lingkaran persahabatan yang menyakiti Allah?
- Orang percaya harus tunduk kepada Allah (Yakobus 4:7)
Kata tunduk dalam bahasa Yunani “Adore” yang artinya menyembah. Kata tunduk juga tidak hanya sekedar taat kepada perintah Tuhan melainkan ada kerendahan hati untuk setia kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang menyakiti hati Tuhan
- Orang percaya harus mau dekatkan diri kepada Allah (Yakobus 4:8)
Orang yang suka mendekat kepada Allah menunjukkan bahwasanya dia adalah sahabat Allah yang selalu rindu untuk bertemu dengan Tuhan. Orang yang selalu mendekatkan diri dengan Tuhan akan membuat dia sadar dan tidak mau lagi bersahabat dengan dunia
- Orang percaya harus memiliki kesetian hidup(Yakobus 4:8)
Orang percaya yang mau keluar dari lingkaran persahabatan dengan dunia haruslah memiliki kesetiaan kepada Allah dan juga tidak boleh mendua hati, sehingga ia tidak lagi melakukan hal yang menyakiti hati Tuhan dalam hal melakukan apa yang jahat di mata Tuhan seperti yang dunia mau.
- Harus ada pertobatan (Yakobus 4:9)
Orang percaya yang mau keluar dari lingkaran persahabatan dengan dunia harus memiliki penyesalan atas kejahatan yang sudah ia lakukan dan juga berani berkomitmen untuk meninggalkan setiap perbuatan yang sudah ia lakukan di masa lalu.
Persahabatan dengan dunia membuat orang percaya menjadi orang yang selalu memusuhi Allah sehingga persahabataan itu harus diakhiri dan cara untuk mengakhirinya adalah dengan mendekatkan diri dengan Tuhan. Pertanyaan buat kita semua sudahkah kita mengakhiri persahabatn dengan dunia yang pada hakikatnya menyakiti Allah dan mulai mengambil sikap hidup yang selalu menyenangkan hati Allah ? mari kita renungkan bersama.
Referensi:
Alkitab. (2014). Yakobus 4:4-9. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Charles, P. (2015). Tafsiran Alkitab Wycliffe. Jakarta: Gandum Mas