Semangat yang Patah Membuat Hidupmu Tidak Berarti

3.301 views

Semangat yang Patah Membuat Hidupmu Tidak Berarti

Oleh

Marce Angelina

STT Imanuel Nusantara

“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Ams 17 : 22)

SEMANGAT!

Setiap orang memiliki makna, arti, definisi dan pemahaman berbeda pada kata semangat. Tidak ada acuan yang pasti, namun hanya pribadi itu sendiri yang mampu dan merasakan makna tersirat dari semangat. Sepertinya kata semangat itu bisa menular, semakin diucap semakin terasa….bisa jadi seperti itu. Satu yang pasti, ketika mendengar kata tersebut, setidaknya ada energi positif yang timbul dan membuncah dalam pikiran dan hati.

Pertanyaannya sekarang, kalau saat ini kamu sedang mengalami patah semangat bahkan hilangnya semangat, apa yang harus dilakukan? Apakah kita akan terus-terusan membiarkan hidup kita berjalan tanpa ada rasa semangat? Dalam KBBI, semangat diartikan sebagai giat; bergairah; bertenaga. Artinya, kalau kita kehilangan semangat itu akan membuat tenaga kita menjadi berkurang apalagi sudah tidak semangat ditambah lagi dengan mengeluh jadi semakin terasa capeknya.

Di Alkitab sendiri sudah dikatakan Amsal 18:14 “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?” Dengan jelas di ayat ini dikatakan efek negatif saat kita kehilangan semangat. Sadar tidak sadar ketika kita sudah tidak memiliki semangat lagi semua yang kita lakukan terasa lebih ‘berat’ bahkan bisa jadi kita sudah tidak tahu lagi tujuan kenapa kita harus melakukan hal tersebut dan semua terasa ‘hampa’. “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya (Yes.40:29)”

Kata-kata semangat bisa hanya menjadi angin lalu saat kita lebih ‘mengasihani’ diri sendiri dengan keadaan yang ada sehingga apapun kata orang seakan tak berarti lagi. Tapi, kata SEMANGAT bisa juga menjadi berarti saat kita menyerahkan kehidupan kita seutuhnya pada Tuhan sehingga kita tidak lagi berfokus pada apa yang terjadi tapi pada kehendakNYA. Kita percaya bahwa semua yang terjadi itu baik dan semua hal yang tidak mengenakkan pasti akan berlalu. Kita percaya bahwa kita berada di tangan yang tepat. “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Ams.17:22)”

Jadi, saat kamu merasa “stuck in the moment” datang pada Tuhan dan mulailah katakan pada diri sendiri “SEMANGAT” dan juga kepada orang lain. Bergembiralah dalam Tuhan karena semangat yang patah itu mengeringkan tulang. Mengapa kita harus bergembira di dalam Tuhan?

  1. Gembira itu sehat, Tuhan memelihara tubuh. Dia berkata kepada kita bahwa obat yang terbaik adalah hati yang gembira, bukan hati yang kecendungan dengan kegembiraan yang sia-sia dan bersifat kedangingan tetapi yang dimaksudnya adalah hati yang bersukacita di dalam Allah dan melayani-Nya dengan Gembira dan kemudian merasakan penghiburan dari kesenangan-kesenangan lahiriah dan yang terutama penghiburan dari percakapan yang menyenangkan. Sungguh merupakan Rahmat yang besar bahwa Allah memberi kita izin untuk bergembira, terutama jika dengan anugerah-Nya ia memberi kita hati untuk bergembira.
  2. Kesedihan-kesedihan pikiran sering kali berpengaruh besar pada sakitnya tubuh: semangat yang patah, yang tenggelam oleh beban-beban penderitaan dan terutama hati  nurani yang terluka oleh perasaan bersalah dan ketekunan akan murka mengeringkan Tulang menyerap kelembapannya sampai ke akar-akarnya mengkibaskan habis sumsum-sumsumnya dan menyisakan tullang-tulang belakang pada tubuh, oleh sebab itu kita harus berjaga-jaga dan berdoa melawan segala kecondongan untuk bersedih hati, sebab semua kecondongan itu membawa kita dalam kesusahan dan juga pencobaan.

Jadi apapun yang terjadi dalam hidupmu tetaplah bersukacita karena Tuhan mau kita tetap bersukacita dalam suka maupun duka itu yang harus kita lakukan sebegai orang percaya dan Firman Tuhan sangat jelas mengatakan bahwa “hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah mengeringkan Tulang”.

Referensi:

Alkitab. (2014). Amsal 17: 22. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Matthew, H. (2013). Kitab Amsal. Surabaya: Momentum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!