Bijaksana Vs Kebodohan
Oleh
Otto mabel
SEKOLAH TINGGI TEOLOGGI MANUEL NUSANTARA (STTIN)
Kerajaan Allah digambarkan seumpama sepuluh gadis, yanag mengambil pelitanya dan pergi menyongsong memplai laki-laki. Sepuluh gadis ini terbagi dua kelompok, yaitu kelompok gadis yang bijak dengan membawa pelita berisi minyak dan prsediahaan minyak sedangkan gadis yang bodoh tidak membawa persediahan minyak.karena mempelai itu datang cukup lama maka mereka mengantuk dan tertidur, hingga waktu berlalu dengan cepat. Maka penundaan disebabkan oleh tawar menawar tentang mas kawin yang belum selesai.Tibah songsonglah dia! Gadis-gadis itu segera bagun dan membereskan pelita mereka.
Karena pelita terus menyala maka pelita gadisyang bodoh mengalami kekurangan minyak dan langgka yang mereka ambil adalah meminta sedikit dari wanita yang bijak. Tetapi menjawab wanita bijak secara tegas kepada mereka : tidak, jika di bagi minyak ini tidak akan cukup untuk kami dan untuk kamu. Gadis yang bijak memberi saran agar mereka pergi kepada penjual minyak dan beli disitu. Gadis ayang bodoh pergi untuk membeli minyak tetapi waktu mereka pergi memplai itu datang sehingga mereka tidak siap untuk masuk bersama-sama mereka dengan memplai keruang kawin dan pintu ditutup. Dan para gadis ini berkata: Tuan tuan bukakan lah kami pintu! Tetapi ia menjawabL: aku tidak mengenal kamu. Sebagian dari gadis-gadis itu, di tolak karena waktu yang ditetapkan telah lewat. Oleh sebab itu berjaga-jagalah sebab kamu tidsk tau akan hari maupun tiba saatnya.
Di bagian terakhir dari percakapan tersebut Yesus menceritakan tentang suatu perpisahan, berjaga-jagalah dan setialah. Pada waktu itu kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan yang seorang akan di bawa yang lain ditinggalkan (Mat 24 : 40-41). Merupakan kebiasaan seorang pengantin wanita pada waktu itu dikelilingi oleh sepuluh pengiring, yang sepertinya adalah teman-teman dekat dan seumur dengan pengantin wanita seperti dalam perumpamaan ini.Mereka adalah gadis-gadis yang datang dalam keadaan siap. Mereka bijaksana karena melibatkan diri secara penuh dalam situasi dan mengikuti intruksi yang ada dengan hati-hati. Firman Tuhan mengajarkan bahwa lima gadis yang disebut bodoh dan yang menjadi pusat perhatian di dalam perumpaan ini kelihatanya tidak melakukan yang jahat. Mereka datang degan maksud yang terbaik dan mengharapkan kebahagiaan untuk pengantin wanita dan laki-laki di tahun-tahun perkawinaan mereka. Tetapi mereka gagal melakukan harapan-harapan pengantin wanita dan laki-laki, karena lalai membawa persediaan minyak yang diperlukan.
Pesan yang terlihat kuat dari perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis bodoh ditujukan kepada pengikut-pengikut Kristus. Gadis-gadis bijaksana yang secara terus menerus mencoba berdoa agar Tuhan Yesus datang dengan segera “Marantha”. Sedangakn gadis-gadis yang bodoh adalah mereka yang tidak memberikan perhatian kepada kedatangan Tuhan Yesus yang bersifat tiba-tiba.
Dari perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh terlihat bahwa hal ini terkait “kualitas kesiapan” dalam menyambut Tuhan.
Referensi:
Alkitab. (2014). Mat 24 : 40-41. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.