Kasih dan Kebaikan Tiada Batas
Oleh
Syukur Niatwati Hura
STT PELITA BANGSA
Setiap manusia didorong untuk berbuat baik, namun yang menjadi pertanyaan yang sangat penting adalah apakah motivasi kita dalam berbuat baik? Pertanyaan ini wajib untuk direnungkan, karena kita sering berbuat baik hanya untuk mendapat pujian atau terlihat baik dihadapan semua orang. Di lain sisi kita sering melihat orang berbuat baik dengan Tulus hati, namun disalah mengerti oleh orang lain atau malah disalah gunakan oleh orang-orang yang mempunyai niat buruk. Sehingga orang yang mempunyai niat baik itu bisa saja merasa sia-sia melakukan hal baik. Namun sebagai orang Percaya didalam Kristus berbuat hal baik menjadi gaya hidup dan tidak terpengaruh dengan keadaan baik atau tidak. Karena orang percaya melakukan Kasih. “1Yohanes 4:8 barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah Kasih, karena Allah adalah Kasih dan sebagai gambar dan rupa Allah manusia percaya juga semestinya memiliki sifat yang seperti itu juga. Dalam “3 Yohanes 1:11 saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik, ia berasal dari Allah, tetapi brarangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah”. Dan “3 Yohanes 1:5 saudaraku yang kekasih engkau bertindak sebagai orang percaya, dimana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing” . dari ayat-ayat ini jelas sekali bahwa orang percaya semestinya melakukan kebaikan berdasarkan Kasih dan tak ada batasan, melakukan kebaikan harus dengan hati yang Tulus dan mempunyai Motivasi yang benar dan tepat.
Banyak orang yang membutuhkan kasih, banyak orang yang belum merasakan kasih yang sebenarnya, dan banyak juga orang yang belum mengerti kasih itu seperti apa. Inilah tugas kita untuk memperkenalkan dan berbagi kasih kepada mereka yang belum merasakan kasih itu.namun ada hal-hal yang harus kita pahami sebelum melakukan kasih atau tidak salah mengerti kasih itu. Menurut Markus 12: 29-31.
- Kasih kepada Allah (dengan segenap hatimu, segenap jiwamu dan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu) ini adalah hukum yang terutama.
- Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Hukum yang kedua.
Jadi dari penjelasan kitab Markus memberikan suatu pemahaman kepada kita bahwa Kasih itu harus dimulai dari mengasihi Allah. Yang jadi pertanyaan buat kita adalah sudahkah kita mengasihi Allah ataukah belom? Mari kita mengoreksi diri kita masing-masing. Tidak cukup sampai disitu saja. Yang menjadi pertanyaan lagi adalah apakah kita sudah mengasihi diri kita sendiri, jika belum mari kita mengasihi diri sendiri, dimulai dengan menjaga kesehatan, menjaga kebersihan diri sendiri serta menanamkan hal-hal baik bagi kepentingan diri sendiri dan pastinya melakukan sesuai dengan perintah Allah, kemudian tidak cukup hanya dengan melakukan dua hal itu, namun juga melakukan Kasih kepada sesama kita, sesama dalam hal ini tidak dijelaskan apakah sesama orang Kristen saja yang harus kita kasihi. Namun dalam kitab Markus 12:31 “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” jadi tidak hanya orang Kristen melulu yang kita kasihi namun semua orang, sebab dia menjelaskan bahwa sesama manusia. Berarti tidak ada golongan atau batasannya.
Dari hal di atas dapat dikatakan bahwa kita juga belajar menghargai sesama kita sebagai ciptaan yang mulia sama seperti kita. Pengetahuan yang benar akan menuntun kita kepada sikap yang dan juga tindakan yang benar, yaitu melakukan kebaikan kepada semua orang berdasarkan Kasih. Oleh karena itu kasih dilakukan secara aktif dan tidak pasif, dapat terlihat dari tindakan kita dalam kehidupan kita sehari-hari.
Referensi:
Alkitab. (2014). Markus 12 : 29-31. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.