Pengelolaan Keuangan Pribadi Secara Alkitabiah

942 views

Penulis Marta Ariestya Siburian

JOUSKA. Mungkin pembaca sudah pernah mendengar berita mengenai Jouska. Siapakah Jouska? Aakar Abiyasa Fidzuna, adalah founder dan CEO Jouska Indonesia. Sebuah Independent Financial Advisor (penasihat keuangan independent). Jouska terkenal dikalangan milenial sebagai perencanaan keuangan yang dapat dipercaya. Namun saat ini, Jouska terjerat kasus merugikan kliennya sampai milyaran rupiah dalam masalah investasi keuangan.


Kasus Jouska memperlihatkan kepada kita bahwa banyak orang sudah sadar akan pentingnya pengelolaan keuangan. Tapi pertanyaanya, kemanakah seharusnya kita mencari nasihat terlebih dahulu? Dan apakah pengelolaan keuangan itu masih sangat penting saat ini?
Dalam Alkitab tercatat 2500 ayat tentang uang, kepemilikan harta, dan juga pengelolaannya. Ini artinya Tuhan sangat memperhatikan keuangan dan bagaimana sikap kita terhadapnya. Tuhan mengatakan, Dia ingin agar kita memiliki masa depan yang penuh harapan, bukan kecelakaan (Yeremia 29:11), bukan kekurangan. Masalah finansial adaah sesuatu yang penting dipandang oleh Tuhan. Tidak pernah Tuhan membandingkan diri-Nya selain dengan uang (mamon). Karena uang inilah yang sering kita pikirkan, usahakan, kuatirkan. Setiap hari manusia bergumul dengan masalah keuangan. Karenanya tidak ada lagi hal yang lebih utama yang kita dapat jadikan dasar pengelolaan keuangan selain Firman Tuhan. Tentu ada banyak buku mengenai pengelolaan keuangan, tetapi mari kita belajar dari dasar yang terutama terlebih dahulu, yakni Firman Tuhan.


Tuhan adalah Allah perjanjian. Dia Allah yang senang membuat keteraturan dalam segala sesuatu. Bumi berputar pada porosnya dengan hitungan yang tepat. Ada prinsip-prinsip hidup sehat yang Tuhan buat supaya kita bisa hidup sehat. Dan sama halnya dengan prinsip-prinsip tersebut, ada prinsip pengelolaan keuangan yang Tuhan ingin kita lakukan agar bisa mengalami kemenangan dalam keuangan. Mungkin ada yang bertanya, bagaimana dengan mukjizat keuangan? Bukankah Tuhan sanggup melakukannya? Ya benar, Tuhan senang melakukan keajaiban dalam hal keuangan. Tetapi bila kita tidak berubah perilaku dalam mengelola keuangan, kita akan Kembali ke dalam masalah keuangan yang sama, bahkan setelah mukjizat tersebut. Apa yang kita tabur akan kita tuai. Ada prinsip-prinsip keuangan yang kita perlu ketahui dan hidupi agar mengalami kemenangan dalam keuangan.


Prinsip pertama adalah Tuhan adalah sumber keuangan kita. Sumber keuangan kita bukan pekerjaan atau kita, bukan simpanan kita. Kita harus memiliki sumber yang tidak tergoncangkan yaitu Tuhan itu sendiri. Semua kita pasti sudah merasakan dampak Covid-19. Bila bukan Tuhan yang menjadi sumber kita, pasti kita akan masuk dalam ketidakpastian dan kekuatiran yang berkepanjangan. Filipi 4 : 19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Ulangan 8 : 18 …. Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan.


Prinsip kedua adalah menghormati Tuhan sebagai yang pertama dalam keuangan kita. Tuhan harus menjadi yang pertama dalam keuangan kita, dalam pemberian kita, alokasi keuangan kita. Mungkin ada banyak ayat Alkitab yang menjadi alasan kita untuk tidak memberikan perpuluhan, tetapi ada lebih banyak ayat Alkitab yang menegaskan bahwa memberikan perpuluhan adalah wujud kita bersyukur kepada Tuhan atas apa yang sudah Dia berikan, untuk mengatakan bahwa Dia adalah yang terutama dalam hidup kita-keuangan kita, dan bahwa kita mempercayai-Nya untuk hari-hari ke depan dalam hidup kita. Amsal 3 : 9-10 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air.


Prinsip ketiga adalah menyimpan dan berinvestasi dengan setia. Tuhan memerintahkan kita untuk menyimpan uang/harta kita. Akan ada hari-hari buruk yang tidak sesuai rencana kita. Akan ada masa depan bagi kita yang perlu kita siapkan. Amsal 21 : 20 Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya Orang bijak menyimpan, orang bodoh memboroskannya. Kita tidak akan pernah mengalami kemerdekaan keuangan, bila kita tidak pernah belajar menyimpan. Berapa yang perlu kita simpan? John D Rockefeller adalah salah satu orang terkaya di dunia, dia pernah mengatakan, “Saya memberi 10 % untuk Tuhan, 10% untuk disimpan, dan hidup dengan 80%-nya”. Minimal yang kita simpan adalah 10-20% dari penghasilan kita. Jika kita belajar dari kisah Yusuf, dia menyimpan 20% dari setiap hasil panen. Amsal 13 : 11 Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya. Tuhan mengajarkan bukan jumlah tabungan yang besar yang kita lakukan sesekali, tetapi kesetiaan untuk mengumpulkan/ menabung/ berinvestasi yang akan membuat kita berhasil.


Prinsip keempat adalah membuat rencana keuangan dengan baik. Merencanakan budget keuangan dan menghidupinya dengan mencatat dengan baik. Kita harus tahu berapa dan apa yang kita punya, berapa yang kita hasilkan, berapa hutang kita, dan kemana saja akan kita keluarkan uang kita. Amsal 21 : 5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. Pernah membeli suatu barang tanpa tahu untuk apa kita membeli barang tersebut? Atau membeli barang karena diskon, karena suka? Ini adalah Impulse buying. Impulse buying adalah perilaku membelanjakan uang, yang dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu, bersifat tiba-tiba, dan mendadak serta secara kebetulan, karena kondisi dan keadaan lingkungan tempat kita berada saat itu. Mengeluarkan uang tanpa perencanaan hanya akan membuat kita mengalami kekurangan. Cara mengatasinya? Hanya ada satu, yaitu membuat budget. Amsal 27 : 23-24 Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu. Karena harta benda tidaklah abadi. Kekayaan jaman dahulu dinilai berdasarkan jumlah kambing dan domba yang dimiliki. Firman Tuhan mengatakan kita harus mengenal baik-baik keadaan dan memperhatikan apa yang kita miliki. Prinsip kelima adalah hindari berhutang. Dalam Alkitab memang tidak tertulis bahwa berhutang itu berdosa. Tapi di Alkitab Tuhan mengatakan bahwa berhutang adalah hal yang tidak baik dan bodoh. Amsal 22 : 7 Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi . Tuhan tidak menginginkan kita menjadi budak siapapun. Bila kita berhutang, membayar hutang harus menjadi prioritas kita dalam perencanaan keuangan. Tidak boleh diabaikan. Kita harus merencanakan pembayaran hutang kita.

Prinsip keenam adalah memberi dengan murah hati dan penuh sukacita. Memberi dengan sukacita, bukan hanya uang kita, tetapi juga Ketika membantu orang dengan apa yang kita bisa lakukan, dengan doa, dengan tenaga, keahlian, kita lakukan semua itu dengan murah hati dan sukacita. 2 Korintus 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Amsal 11 : 24-25 Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Ada berkat Tuhan Ketika kita memberi dengan murah hati dan sukacita.


Prinsip ke tujuh adalah menikmati dan mensyukuri apa yang kita miliki hari ini, bukan apa yang akan kita miliki. Ada banyak orang yang membeli barang melebihi kemampuannya yang sebenarnya. Membeli rumah, mobil yang untuk hal tersebut mereka harus menghabiskan 20 tahun bekerja keras untuk membayar cicilannya tanpa bisa sempat menikmatinya. Pengkotbah 5 : 18 Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya–juga itupun karunia Allah.
Dari prinsip-prinsip di atas, alokasi keuangan kita dapat dibuat sebagai berikut :

Tuhan Yesus mengasihi kita dan adalah kerinduan-Nya untuk kita memiliki hidup dan memilikinya dalam segala kelimpahan dan prinsip-prinsip ini dapat menolong kita untuk hidup dalam keuangan yang berkemenangan.

Daftar Pustaka – Alkitab – Youtube Dave Ramsey – Proven Biblical Money Principles ; Rick Warren – How To Build A strong Financial Foundation; Christian With Ambition – 10 Financial Lessons From King Solomon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!