PENGINJILAN DI PENJARA (DARI SAMPAH MENJADI PUPUK)

1.134 views

PENGINJILAN  DI PENJARA  (DARI  SAMPAH  MENJADI  PUPUK)

Oleh:

Darmawan Sutedjo Ronny M.Th – Dosen STT LETS Bekasi

Ronny.lets@gmail.com

Pada umumnya, orang yang sudah pernah masuk penjara, sulit diterima kembali oleh masyarakat  karena Stigma di masyarakat  ”meraka adalah sampah, orang yg sudah rusak dan tidak bisa menjadi baik” (saya fokuskan hanya kepada penjara pria). Stigma inilah yang menutup pintu, bagi mereka untuk kembali hidup normal & mandiri. Penolakan masyarakat dan tuntutan untuk mempertahankan hidup yang normal, akan membawa mereka kepada komunitas lamanya lagi, setelah mreka bebas dari penjara akibatnya, para narapidana ini pun akan terjerumus kembali ke dalam penjara. Hal ini terjadi terus menerus dalam hidup mereka, bahkan ada yang sampai 7 kali masuk penjara.

Persis seperti Akitab : pergaulan yang buruk, merusak kebiasaan yang baik. KaIau kita mau meneliti, dari seIuruh penjara yang ada di Indonesia, semuanya meIebihi kapasitas (Over Capacity), kapasitas 1.000, bisa terisi sampai 2.000, artinya kita beIajar, bahwa pria-pria yang sebagai kepala keIuarga, adalah sasaran tembak ibIis karena kaIau kepala keIuarganya sudah hancur, maka istri dan anak-anaknya pun akan hancur juga. Dan kalau keluarga-keluarga sudah berantakan, maka pasti berdampak pada kemajuan bangsa

Adapun latar belakang mengapa orang masuk penjara, sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, sehingga baik itu remaja maupun orang dewasa banyak terjebak ke dalam pergaulan yang tidak sehat. Ada yang karena keluarganya memiliki banyak anak, dan dari segi ekonomi juga kekurangan, ayahnya yang hanya seorang supir angkutan umum dan punya kebiasaan buruk yaitu mabuk-mabukan, semakin memperparah kehidupan keluarganya. Suasana rumah yang menjadi seperti neraka, ocehan-ocehan dan pukulan-pukulan yang sudah menjadi hal yg biasa, akhirnya kehidupan di luar rumahlah yang menjadi sahabatnya, berkomunitas di jalanan dengan orang-orang berandalan, merampok, menodong untuk mendapatkan uang, yang walaupun tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya, namun perjalanan hidup mereka mengantarkannya ke penjara.

Ada lagi yang dari keluarga baik-baik, terpelajar dan tercukupi materinya, uang mudah didapat namun orang tuanya terlalu fokus dengan segala kesibukannya, sehingga tidak ada waktu untuk keluarga, yang membuat mereka terperangkap dalam pergaulan dunia obat-obatan terlarang, ekstasi, putau, sabu dan lain-lainnya, yang menyebabkan mereka harus mendekam dibalik terali besi. Dari hal tersebut diatas, hati saya terpanggil kepada mereka-mereka yang ada di penjara. Memang benar para narapidana ini pernah salah melangkah dalam hidup mereka, namun bukan berarti mereka tidak dapat kembali kejalan yang benar, selama mereka memperoleh dukungan dan kesempatan   

  1. Dasar Teologis

Yang menjadi dasar Teologis dari peIayanan penjara ini adalah melalui Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 16 : 23-33, dimana ketika Paulus dan Silas dipenjara, mereka berdua menaikkan puji-pujian kepada Tuhan. Dan para tahanan lainnya mendengarkan mereka. Ialu terjadilah gempa bumi yang dasyat, shingga semua pintu penjara terbuka. KepaIa penjara yang mengira bahwa semua tahanan akan kabur, ia mau bunuh diri tetapi PauIus berseru, katanya, jangan celakakan dirimu, kami semuanya masih ada disini selanjutnya, kepala penjara dan seisi rumahnya diselamatkan dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka, kemudian mereka sekeluarga memberi diri mereka dibaptis.

  • Metode Pemberitaan InjiI di penjara

1.  Penginjilan Pribadi

– Memperkenalkan identitas dan tujuan kita

– Mendengarkan cerita mereka dan berdiskusi

– Jika memungkinkan memberikan Akitab kepada mereka untuk bahan renungan mereka

– berdoa dengan mereka

2.  Penginjilan Bersama

– Mengumpulkan para narapidana dalam 1 ruangan untuk beribadah

  ( harinya sudah ditetapkan dari pihak lapas / penjara )

– Memberikan kesempatan kepada mereka untuk bersaksi

– Mendengarkan Firman Tuhan

– Mengajarkan mereka baca dan belajar Alkitab dikamar mereka masing-masing, seperti komsel

– Memberikan mereka pekerjan rumah, untuk mereka kerjakan, dan saat kita datang lagi pada periode berikutnya, (biasanya sebulan sekali), yang buat pekerjaan rumah kita kasih hadiah (biasanya hadiahnya kebutuhan mereka sehari-hari, sabun, odoI, indomie dll)    

3. Target Yang Ingin Dicapai

Melalui rancangan pelayanan dipenjara ini, para narapidana yang sebeIumnya adalah orang-orang berdosa yang tidak mngenaI Tuhan dan yang dipandang sebagai sampah masyarakat, menjadi manusia baru yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan JuruseIamat mereka.

Sehingga ketika mereka bebas nanti, mereka tidak meIakukan haI-hal yg melanggar hukum Iagi, tetapi menjadi orang-orang yang mengerti tujuan hidupnya, bisa mandiri, berguna bagi keluarga mereka, bahkan ada yg kami sekolahkan menjadi hamba Tuhan.

Daftar Pustaka

____ Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, 2012

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!