TIDAK MENYERAH DALAM KRISIS KEHIDUPAN
Oleh :
Dr. Yandry K Manoppo M.Th – Dosen STT LETS Bekasi
A. PENDAHULUAN
Krisis yang kita hadapi dalam kehidupan di dalam dunia ini, biasanya merupakan penyebab timbulnya perasaan kita yang ingin menyerah. Pada saat masa-masa krisis, kita sering tergoda untuk mencampakan, melupakan, menghentikan segala sesuatunya. Berhenti dan menyerah dalam suatu krisis, merupakan salah satu keputusan yang paling merugikan yang kita buat. Karena ketika kita belum selesai dengan krisis pertama kita tidak akan naik dan lepas dari krisis yang lainnya
B. PEMBAHASAN
Cara untuk tidak menyerah dalam menghadapi Krisis dalam kehidupan ini :
1. Benar Dalam Menyikapi Krisis
Dalam 1 Korintus 10:13 mengatakan bahwa pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Bahkan dalam Roma 8:28 mengatakan kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Edwin Louis Cole berkata krisis adalah normal dalam kehidupan, dan tanda orang itu bertumbuh, karena ada krisis. Sebenarnya apakah penyebab krisis? adalah perubahan. Tanda dari perubahan adalah dampak. Ada 2 (dua) hal ketika kita melihat krisis itu, apakah krisis itu: (1). Sebuah Peluang. (2). Sebuah Ancaman atau Bahaya.
Didalam Alkitab yaitu 2 Raja-raja 6:8-23 tentang tindakan Eliza dalam menghadapi peperangan melawan Aram menceritakan dimana ada seorang bujangnya eliza yang ketakutan ketika dia bangun pagi, dia melihat ada tentara Aram yang mengepung Dotan dimana tempat tuannya yaitu Eliza berada. Eliza adalah seorang nabi, Abdi Allah yang selalu memberikan petunjuk bagi bangsa Israel ketika bangsa Israel diserang. Dan saat itu Eliza dicari oleh raja Aram dan tahu bahwa nabi Eliza berada di kota Dotan.
Bujang Eliza ketakutan ketika melihat tentara Aram yang mengepung mereka. Ayat 15: Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?” Sudut pandang Krisis bujang Eliza dia lihat apa? ancaman atau bahaya. Dia berkata: Tuan Elisa hancur kita banyak yang mengepung kita, kota ini dipenuhi dengan tentara. Lihat ketika dia menemui krisis dia melihat sebagai ancaman. Berapa banyak dari kita orang kristen seperti bujang Eliza Mungkin bisnis kita kita lagi turun, pekerjaan dalam jabatan mungkin belum naik-naik, rumah tangga ribut terus lalu kita berkata ancaman bakal cerai. Kita lebih cenderung melihat ketika krisis adalah sebuah ancaman bagi kita.
Tetapi luar biasa Nabi Elisa, dia tidak melihat sebuah ancaman yang luar biasa. Dia berkata ini adalah kesempatan, sebuah peluang (oppurtunity) untuk berharap pada Tuhan. Apa yang dilakukan nabi Eliza ketika ada krisis? Dalam 2 Raja-Raja 6:17 berkata Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
Ketika Nabi Eliza menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan apa yang terjadi ternyata mujizat terjadi. Dimana sebaliknya banyak yang menyertai mereka dari pada yang mengepung mereka. Cara pandang dalam kamus besar bahasa indonesia adalah paradigma, paradigma punya 2 pengertian yaitu buah pikiran dan konsep. Jadi bergantung dari cara pandang diri kita untuk meresponi ketika melihat sebuah krisis. Memang ada yang dilahirkan suka dengan tantangan, namun ada juga yang dilahirkan tidak suka tantangan, cepat sekali menyerah (give up).
Jadi apa solusinya? yaitu Responding. Respon yang benar dengan melibatkan Tuhan walaupun situasi tidak benar. Dimana kita harus menyadari bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita mengalami musibah yang besar. Justru dibalik tantangan ada promosi dari Tuhan. Ada percepatan, ada lompatan. Apakah anda optimis atau pesimis? tergantung. Apakah ini peluang atau ancaman? tergantung siapa kita.
“Keberadaan kita bukanlah apa yang ada disekitar kita tetapi apa yang ada di dalam diri kita” Jadi kalau ada rumah tangga dalam keadaan krisis kita katakan amin, karena dibalik ini ada pemulihan yang luar biasa dari Tuhan. Tuhan Yesus sendiri juga mengalami krisis. Ketika krisis apa yang Tuhan Yesus lakukan: Berdoa. Dalam Matius 26:36 di taman Getsemani Yesus Berdoa, ketika Dia tahu Dia akan di salibkan. Lalu Yesus dalam membuat mujizat selalu dimulai dgn krisis. Contoh Pernikahan di Kana, ada krisis kekurangan anggur. Tetapi Yesus membuat mujizat air menjadi anggur. Jadi ketika melihat ancaman justru disitu ada peluang, dengan melibatkan Tuhan.
Apa yang kita alami hari-hari ini dalam pekerjaan, bisnis, mungkin marginnya lagi turun. Lalu kita memandang ini krisis atau kita memandang di balik ini ada sesuatu yang menguntungkan? Respon kitalah yang menentukan dan bukan hanya memandang tanpa berusaha. Jadi bukan hanya berdoa 10 jam tidak berusaha, tetapi tetap melakukan sesuatu, dengan melibatkan Tuhan untuk memampukan dan menguatkan kita. Dalam bukunya Roy Untu mengatakan “Keterbatasanmu adalah sebuah fakta tapi Imanmu melebihi Fakta” Dan kita hidup bukan karena Fakta, tetapi karena iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Krisis itu Fakta. Bisnis atau pekerjaan kita lagi turun, rumah tangga lagi diambang kehancuran, tetapi ingat kita orang kristen bukan hidup karena fakta itu, tetapi karena iman dan janji-janji Allah dalam hidup kita. Jadi kalau ada krisis kita katakan selamat datang krisis ada lompatan baru, selamat datang krisis ada percepatan yang akan terjadi. Tetapi sebaliknya jangan kalau datang krisis kita berkata ini musibah, hancurlah kita. Ketika ada krisis terobos.
2. Benar Dalam Proses Kehidupan
Dalam Ulangan 6:23 berkata tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita. Jadi bagaimana kita Keluar menentukan bagaimana kita masuk ke tempat yang lain. Tuhan mengantar kita keluar untuk membawa kita masuk ke tempat yang lain. Jadi kita harus pahami soal keluar masuk itu adalah prosesnya, karena kita semua bisa alami itu. Kita keluar dari suatu pekerjaan menentukan masuk ke suatu pekerjaan yang baru. Kita keluar dari sebuah gereja akan menentukan kita masuk ke gereja lain. Dan kalau kita lari dari suatu kasus, itu akan menentukan ketika kita menghadapi kasus yang baru. Berarti kita harus benar dalam prosesnya.
Misalnya kita gonta-ganti perusahaan kesana sini tapi kalau kita tdk benar dlm proses kita akan mengalami hal yang sama. Contoh: Kalau kita kecewa dengan atasan lalu kita minta pindah dari tempat kerja yang kita kecewa sama atasan itu dan kita tidak benar atau tidak dibereskan dgn atasan kita (kita kecewa) maka itu menentukan kita masuk ditempat yg baru dan bisa terjadi juga hal yang sama kecewa lagi dengan atasan ditempat yang baru kita bekerja. Jadi sebenarnya yang bermasalah siapa? Diri kita sendiri bila tidak dibereskan. Caranya bereskan dengan baik sebelum ambil keputusan untuk keluar dari tempat kita bekerja.
Bangsa Israel keluar darI mesir itu bagus tapi sebenarnya mereka belum kelur total, karena hati mereka masih di Mesir. Belum bisa lepas dari kebiasaan di Mesir sehingga mereka tidak siap di tempat yang baru yaitu di padang gurun. Jangan-Jangan kita juga sebagai orang kristen sudah mengerti nilai-nilai kebenaran menjadi manusia baru tapi masih suka juga yang lama yaitu kehidupan manusia lama?
Contoh lain dalam proses kehidupan yaitu pola asuh. Kalau pola asuh waktu kecil tidak benar maka mereka akan masuk di masa remaja yang tidak benar atau tidak pulih. Masa remaja yang tidak pulih maka masuk masa dewasa yang tidak pulih juga. Maka kemudian masuk dalam pernikahan itu tidak pulih terjadilah misalnya selingkuh Kenapa? dimulai dari masa kecilnya. Itu sebabnya dalam pola mengasuh anak harus benar dalam prosesnya yaitu dengan nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan melalui pemulihan sehingga masuk dalam sebuah pernikahan mereka sudah pulih tidak ada kekecewaan. Itu sebabnya kalau kita tidak menyelesaikan masalah ketika kita keluar maka akan menentukan ketika kita masuk terjadi masalah yang sama.
Jadi mari kita hadapi proses itu dan bereskan atau selesaikan dengan baik apa yang kita hadapi sebelumnya. Sehingga ketika kita masuk ke dalam sesuatu yang baru kita tidak dalam masalah atau dalam kekecewaan.
3. Benar Dalam Memelihara Kemenangan.
Dalam Firman Tuhan yaitu Yosua 1:7-8 berkata Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Edwin Louis Cole berkata Lebih mudah mengalami kemenangan dari pada memelihara kemenangan.
Seseorang gampang memulai sebuah pernikahan tetapi susah memelihara pernikahan itu. Seseorang juga gampang memulai sesuatu bisnis tapi tidak gampang memelihara bisnis itu. Orang yang bisa sukses itu kuncinya adalah fokus. Biasanya orang yang gonta ganti pekerjaan, pelayanan, bisnis karena tidak fokus.
Jadi apa sebenarnya krisis dalam Kemenangan? Dua hal diantaranya zona nyaman dan kesombongan.
Hal yang pertama, Ada cerita yang menginspirasi yaitu seekor monyet itu jatuh dari pohon bukan karena angin kencang! Monyet ketika di pohon lalu ada angin kencang bisa lompat kesana, kesini dan peganganya sangat kuat ketika ada angin kencang itu dan tidak akan jatuh. Monyet jatuh dari pohon bukan karena angin kencang, tetapi karena angin sepoi-sepoi atau angin yang hanya sekedar hembusan. Monyet itu duduk di cabang pohon dalam keadaan nyaman sambil mengunyah makanan dan tiba-tiba angin sepoi-sepoi datang maka monyet itu akan tertidur dan tiba-tiba karena tidur dia bisa jatuh dari pohon.
Jadi hati-hati dengan kenyamanan. Seorang Daud jatuh dalam dosa bukan dalam keadaan berperang tetapi dalam keadaan tenang dan nyaman. Sebagai orang kristen jikalau kita sudah nyaman tetaplah berjaga-jaga, bukan terlena dengan kenyamanan itu
Hal yang kedua adalah kesombongan. Sebagai orang kristen apabila kita sudah menjadi pemenang maka janganlah kita menjadi sombong. Karakter kita menentukan apakah kita menjadi sombong atau tidak ketika kita mengalami kemenangan. Jokoep Ezra dalam bukunya berkata karakter seseorang itu bisa di lihat ketika tertekan dan ketika dimuliakan atau ditinggikan.
Dalam hal bekerja mungkin awal-awal dalam bekerja kita belum apa-apa atau belum punya apa-apa. Tetapi setelah sudah lama bekerja jabatan mulai naik, mulai punya kedudukan. Hati-hati jangan sampai kita mulai sombong dengan kedudukan kita. Dari awalnya rendah hati tetapi karena sudah jadi pimpinan kita mulai sombong. Atau bahkan sikap kita mulai berubah terhadap atasan karena kita tahu segala sesuatu dalam pekerjaan di tempat kita bekerja, kita menjadi sombong dan juga bisa melawan pemimpin diatas kita. Hati-hati dengan karakter kita ketika kita mengalami kemenangan. Ketika kita dalam posisi menang kita diagung-agungkan dan mulai menjadi sombong. Hati-hati justru dalam keadaan itu kita bisa jatuh.
Ingat! Tuhan sangat mengasihi kita sebagai orang kristen. Dimana Yesus Kristus sudah selesaikan di kayu salib, Tidak ada persoalan yang tidak diselesaikan di kayu salib. Artinya benih pemenang sudah ada pada kita sebagai orang yang percaya pada Kristus. Kita adalah pemenang. Tetapi sebagai orang-orang percaya yang mengalami kemenangan jangan terlena, kita mesti menjaga kemenangan itu dengan baik. Menjaga kemenangan itu adalah sebuah pertumbuhan. Apabila kita jatuh bangkit lagi. Amsal 24:16 berkata : Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
C. PENUTUP
Yesus Kristus tidak pernah menyerah dalam krisis, tidak pernah menyerah pada situasi apapun. Dia menang di kayu salib. Spirit Pemenang itu diberikan pada kita, itu sebabnya kita lebih dari pemenang. Kesimpulannya untuk kita tidak menyerah dalam menghadapi kehidupan ini tetap kuat dalam Kristus yaitu kuat dalam doa dan iman percaya kita.
DAFTAR PUSTAKA
____ Alkitab Terjemahan Baru (TB). Lembaga Alkitab Indonesia, 1974.
____ Cole, Ed, Kesempurnaan Seorang Pria. Jakarta: Metanoia Publishing, 2006.
____ Cole, Ed, Menjadi Pria Sejati. Jakarta :Metanoia Publishing, 2006.
____ Ezra, Jakoep. Success Through Character (Sukses Melalui Karakter). Yogyakarta: ANDI, 2006.
____ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
____ Untu, Roy, 7 Wonder Sources, Jakarta: Metanoia Publishing, 2012