GAYA KEPEMIMPINAN KRISTEN MASIH RELEVANKAH?
Oleh: Dr. Antonius Natan M.Th
Dosen tetap STT LETS – Lighthouse Equipping Theological School
Kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang berarti bimbing atau tuntun. Kemudian lahir kata kerja memimpin yang berarti membimbing atau menuntun. Dalam kata benda pemimpin atau orang yang berfungsi memimpin atau menuntun. Istilah pemimpin berasal dari kata asing “leader”. Kepemimpinan dari kata “leadership” dengan pengertian the capacity to guide the actions of a person or group. diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah “kapasitas untuk memandu tindakan seseorang atau grup” Menurut kamus Merriam Webster Synonyms & Near Synonyms for leadership
Dari pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpin adalah inti dari manajemen. Manajemen akan bergerak dan mencapai tujuannya jika ada kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan Menurut John Maxwell adalah pengaruh yakni kemampuan memperoleh pengikut. Maxwell menyimpulkan bahwa setiap orang masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain.
Kreitner dan Kinicki (2010: 467) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses di mana seorang individu memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
McShane dan Von Glinow (2010: 360) menyatakan kepemimpinan adalah tentang memengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang lain memberikan kontribusi ke arah efektivitas dan keberhasilan organisasi di mana mereka menjadi anggotanya. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi dan mendukung orang lain untuk bekerja secara antusias menuju pada pencapaian sasaran
Hasibuan (2011: 170) Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi
Newstrom (2011: 171) Kepemimpinan merupakan faktor penting yang membantu individu atau kelompok mengidentifikasi tujuannya, dan kemudian memotivasi dari dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Badeni (2013: 2) kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
Robbins dan Judge (2015: 410) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian sebuah visi atau serangkaian tujuan.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah perilaku atau gaya seseorang dalam upaya membina dan mempengaruhi orang atau kelompok orang agar mau dan mampu bekerjasama, berintegritas melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan secara umum memiliki kesamaan dalam penerapan oleh setiap penganut agama dan kepercayaaan apapun yang membedakan antara kepemimpinan Kristen dan kepemimpinan sekuler ialah filosofi atau dasar berpikir dan bertindak dilandasi oleh Kitab Suci. Hakekat kepemimpinan Kristen adalah melayani, pemimpin adalah pelayan, pemimpin adalah bapak, pemimpin adalah pengayom.
Dalam pembelajaran Human Capital Character Management. Dr. Jakoep Ezra menyatakan bahwa dalam Kepemimpinan ada 7 (tujuh) fungsi yakni:
- Leader as manager
- Leader as validator
- Leader as trainers
- Leader as coach
- Leader as counselor
- Leader as mediation
- Leader as problem solver
Dengan landasan Kitab Suci maka seorang pemimpin memiliki mandat ilahi dan berperan sebagai pengelola, dibalik itu memiliki fungsi sebagai kepanjangan tangan Tuhan untuk mengerjakan segala sesuatu dalam unsur kasih, kebenaran dan keadilan. Maka gaya kepemimpinan Kristen memiliki ciri khas yang membedakan dengan gaya kepemimpinanan lainnya. Sebagai seorang pemimpin Kristen melakukan peranan dan fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian, dan pengkontrolan. Dengan membawa sorga dalam semua aspek manajemen. Melibatkan Tuhan Sang Pencipta, meminta tuntunan dan bimbingan Roh Kudus dalam praktek pelaksanaannya
Daniel 2:21
“Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian”;
Kitab Ulangan 17:15
“maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu”.
Firman Tuhan yang tertulis ini jelas mengingatkan agar dalam pemilihan pemimpin/ raja sungguh-sungguh memperhatikanlah orang yang dipilih TUHAN. Bukan karena penampilan fisik, ganteng/ cantik parasnya atau keturunan bangsawan. Demikian juga tidak sekedar berdasarkan kompetensi atau kemampuan saja, melainkan ada masalah karakter dan perilaku serta rasa takut akan Tuhan didalam memilih pemimpin.
Tuhan memberikan tuntunan yang sangat jelas memilih pemimpin seperti yang tercantum dalam Ulangan 17 yaitu Pemimpin Kristen bukan semata-mata dipilih manusia tetapi utamanya dipilih Tuhan. Tuhan yang menetapkan, orang-orang yang akan memilih. Ini peristiwa demokrasi yang yang diajarkan oleh Tuhan, dimana orang memilih pemimpin yang ditetapkan Tuhan. Sehingga ada perpaduan antara demokrasi dan teokrasi.
Kriteria pemimpin jelas tertuang dalam Kitab Ulangan 17:16-20:
16 Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi.
17 Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perakpun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak.
18 Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi.
19 Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya,
20 supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel.”
Dari ayat tersebut dapat kita sarikan bahwa Gaya Kepemimpinan Kristen sebagai berikut:
- Pada jaman Perjanjian Lama, kuda-kuda dipakai untuk membentuk pasukan dan melambangkan kekuatan, Tuhan berkeinginan bahwa pemimpin yang kuat tidaklah memiliki ambisi untuk menguasai dunia yang telah ditinggalkan.
Pemimpin harus melihat kedepan tidak bercermin kepada masa lalu, apalagi berkeinginan Kembali kepada masa lalu. Memimpin Bersama-sama dengan Tuhan fokus terhadap panggilan Surgawi. Filipi 3:14 “dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”.
- Pemimpin adalah pribadi yang setia kepada keluarga, dan berhasil hidup rukun harmonis membina rumah tangga. 1 Tesalonika 4:4 “supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan”. Pemimpin dengan satu istri hidup berpadan dengan apa yang ada sehingga tidak mencuri, korupsi dan mengambil keuntungan dalam kedudukan. Disebutkan dengan emas dan perakpun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak.
- Sebagai orang yang memiliki kompetensi seorang pemimpin juga memiliki kepedulian dan kepekaan dengan memperhatikan hukum-hukum positif yang berlaku dan memperhatikan firman Tuhan yang hidup. Sehingga setiap tindakan perbuatan selalu terukur dan dikendalikan oleh hikmat surgawi, Amsal 6:20 “Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN”. 2 Petrus1:19 “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu”
- Sebagai pemimpin memiliki waktu tetap untuk melakukan saat teduh, doa, pujian penyembahan. Hubungan intim dengan Tuhan terjalin dengan tetap memperkatakan Kitab Suci. Daniel 6:10 (6:11) … “Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya”[1]. Efesus 6: 18 “dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus”
- Menjadi pemimpin tidak sombong dan tinggi hati, karena pemimpin adalah pengabdian, pemimpin melayani, mengayomi dan menjadi bapak bagi semua. Amsal 8:3 “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat”. Lukas 22:26 “Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan”
Dengan mempelajari dan mengamati ayat firman Tuhan, maka dapat disimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan Kristen masih sangat relevan di jaman ini. Manusia jiustru membutuhkan gaya kepemimpinan Kristen untuk menjadi model bagi kepemimpinan dimana saja.
Dunia yang semakin condong dengan jalan pintas dan ingin kenyamanan serta kemapanan, maka dibutuhkan pemimpin dengan gaya yang berbeda melakukan banyak terobosan dan inisiatif baru dalam menjalankan organisasi.
Daftar Pustaka
_____ http://alkitab.sabda.org
_____ https://kbbi.web.id/pimpin
_____ https://www.merriam-webster.com/thesaurus/leadership
_____ Dr.
Jakoep Ezra. DBA, Ph.D, – Behaviours Experts – Founder Power Character &
Founder Life Transformers