PERUBAHAN CARA PANDANG DALAM KEHIDUPAN (PART 2)
Oleh : Dr. Yandry Manoppo.,M.Th.
A. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan ini, tentunya sikap atau respon kita selalu dimulai dari cara pandang. Cara pandang yang benar akan hidup, yang dipengaruhi oleh firman Tuhan, akan membuat sikap dan respon kita benar. Dan dalam kehidupan ini, kita harus memilih untuk berubah dari cara pandang yang salah kepada cara pandang yang benar, agar kita semakin mengalami kehidupan yang diberkati dan mengalami keserupaan dengan Kristus.
B. PEMBAHASAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cara pandang adalah paradigma, yang mempunyai pengertian buah pikir dan konsep. Pikiran dan konsep yang ada, akan mempengaruhi tindakan, sikap atau respon kita. Untuk itu kita butuh perubahan yang membawa kita kepada kebenaran.
Ada 3 Cara Pandang yang harus kita transformasi :
1. Cara Pandang Terhadap Tuhan.
Cara kita memandang Tuhan menentukan cara kita berhubungan dengan-Nya. Apabila kita hanya berpusat pada kuasa-Nya, kita mungkin akan memuja Dia sama seperti kita memuja tokoh jagoan di film-film. Tetapi apabila kita juga terlalu menekankan kebaikan-Nya, mungkin saja kita bisa cenderung meremehkan-Nya.
Sesungguhnya Allah lewat anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus memiliki kedua kualitas tersebut yaitu Kuasa dan kebaikan-Nya atau mujizat-Nya. Dia begitu berkuasa sehingga memang pantas kita taat kepada-Nya, tetapi Dia juga begitu lemah lembut hingga rela menerima kita sebagai sahabat-sahabat-Nya. Yohanes 15:14 berkata “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu”.
Pandangan kita tentang Tuhan yaitu melalui Yesus Kristus, akan terlihat dari cara kita berhubungan dengan-Nya. Semakin kita intim dengan Tuhan Yesus maka semakin kita diubahkan cara pandang kita terhadap Tuhan.
2. Cara Pandang Terhadap Orang Lain.
Penilaian kita terhadap seseorang bisa saja salah. Itu sebabnya firman Tuhan melarang kita untuk menghakimi atau mengukur orang lain dengan ukuran kita, apalagi berdasarkan penampilan luarnya. Dan yang berhak menilai manusia itu adalah Tuhan, bukan kita, karena ukuran kita menilai orang berbeda dengan penilaian Tuhan. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1 Samuel 16:7b). “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Matius 7:2)
Jadi jangan kita cepat2 menghakimi. Sebaiknya kita berubah dengan penilaian yang positif terhadap orang lain atau sesama.
3. Cara Pandang Terhadap Persoalan Hidup
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (2 Korintus 12:9).
Masalah adalah bagian yang akrab dalam kehidupan umat manusia. Memang ada masalah yang dibuat oleh ulah manusia itu sendiri, tetapi ada juga masalah karena diijinkan oleh Allah untuk kita alami sebagai anak-anakNya. Tentu sebagai orang percaya kita harus menghidari masalah yang dibuat sendiri, tetapi jika masalah itu datang atas seijin Tuhan bagaimana sikap kita menghadapinya?
Disinilah cara pandang seseorang terhadap masalah akan sangat menentukan sikap dan tindakan mereka. Ketika seseorang memandang masalah selalu hal yang negatif dan merugikan maka tidak heran mereka menjadi stress, frustasi. Mereka mulai meragukan kasih dan kebaikan Tuhan, bahkan tidak sedikit yang akhirnya mundur atau meninggalkan Tuhan.
Itu sebabnya segala persoalan hidup kita harus serahkan pada-Nya Sang pemilik kehidupan. Firman Tuhan dalam Filipi 4:13 berkata “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.
C. Kesimpulan
Hidup manusia, sementara di muka bumi ini. Firman Tuhan berkata manusia bagaikan rumput, hari ini berkembang besok bisa lenyap. Itu sebabnya dalam sepanjang kehidupan, kita membutuhkan cara pandang yang benar yang sesuai prinsip firman Tuhan, yang akan selalu memerdekakan kita. Dalam Mazmur 101:2-3 berkata “Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau dating kepadaku? Aku hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku. Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku”. Pemazmur mengubah cara pandangnya yang tertuju pada hidup benar, seturut dengan Firman Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab Terjemahan Baru (TB). Lembaga Alkitab Indonesia, 1974.
Cole, Ed. Menjadi Pria Sejati. Jakarta: Metanoia Publishing, 2006.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka 2005.
Saya diberkati. Saya akan menyampaikannya pikiran ini pada orang lain