Bagaimana cara orang berdosa dapat berkenan di hari Allah?

Bagaimana cara orang berdosa dapat berkenan di hari Allah?

 Oleh

Catherine Kurniati – Alumni STT LETS

 

Setiap manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Apapun gelar yang dimiliki oleh seorang manusia, bahkan seseorang yang menjadi pemuka agama sekali pun, tetap saja tidak pernah luput dari berbuat dosa. Demikian juga profil-profil yang ada dalam Alkitab adalah manusia biasa. Kehidupan mereka sama sekali tidak mencerminkan bahwa mereka adalah orang yang suci tanpa cela, atau orang yang sempurna. Sisi manusiawi yang tidak mampu untuk tidak berbuat dosa sangat terlihat dalam kehidupan mereka. Contohnya adalah Daud. Meskipun Daud adalah orang yang terpilih dan diurapi, namun perjalanan kerohaniannya tidak mulus, kadang di bawah, kadang di atas. Daud adalah orang yang pernah mengalami kegagalan dan jatuh dalam dosa. Tetapi Allah melihat sesuatu di dalam diri Daud yang membuatnya menjadi berkenan dihadapan-Nya. Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang, Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan melakukan segala kehendak-Ku (Kis 13:22).

 

Daud bukanlah orang yang sempurna, tetapi Daud memiliki sikap hati yang sangat menyenangkan hati Allah sehingga Allah berkenan. Beberapa profil lain dalam Perjanjian Lama adalah Abraham dan Musa. Meskipun tidak secara eksplisit dikatakan bahwa tokoh-tokoh lain di dalam Alkitab berkenan di hati Allah, tetapi secara implisit mereka adalah orang-orang yang istimewa di hati Allah. Abraham pernah gagal di dalam perjalanan imannya, salah satunya waktu Abraham berdusta dua kali tentang status istrinya. Tetapi Abraham dikatakan sebagai bapa orang beriman dan menyandang predikat sebagai sahabat Allah. Demikian juga dengan Musa, dia pernah mengalami kegagalan dalam menjalankan perintah Tuhan, tetapi karena Musa berkenan di hati Allah, dia tetap di berikan kepercayaan yang besar oleh Allah, yaitu menjadi pemimpin bangsa israel. Profil-profil yang menjadi teladan sebagai orang yang berkenan di hati Allah di dalam Perjanjian Baru adalah Petrus dan Paulus. Petrus telah tiga kali menyangkal Yesus, tetapi ia tidak berlarut-larut dalam kegagalannya itu. Dia segera menyesali kesalahan yang diperbuatnya, bertobat dan kemudian menjadi sangat radikal dalam mengasihi Allah. Lain halnya dengan Paulus yang sebelumnya adalah orang yang sangat kejam dan tidak segan-segan untuk menganiaya para pengikut Kristus. Tetapi hidupnya berubah setelah pertobatannya. Paulus selalu mengejar perkenanan Allah atas hidupnya dan dia menjadi seorang Rasul Allah yang menulis sepertiga Kitab Perjanjian Baru.

 

Pengertian Berkenan

Ada sekitar 101 ayat dalam Perjanjian Lama dan 54 ayat dalam Perjanjian Baru yang menggunakan kata berkenan. Beberapa pengertian berkenan baik dalam PL maupun PB akan diuraikan berikut ini.

Pemakaian Kata Ibrani Untuk Berkenan

Kata berkenan dalam bahasa Ibrani diuraikan menjadi beberapa arti:

  1. Ratsah digunakan sebagai kata kerja, yang didefinisikan sebagai: berusaha menyenangkan dengan sesuatu yang dilakukan, untuk menerima pengampunan dan menjadi yang di beri kasih karunia, bertekad untuk membuat diri di terima dan disenangi, berusaha memuaskan hati dan menyenangkan dengan melakukan sesuatu agar di terima, mencari kasih karunia. Berkenan dalam kata ini memiliki arti bahwa seorang yang berkenan di hati Allah adalah seorang yang berusaha menyenangkan Tuhan dengan cara apapun agar mendapatkan kasih karunia supaya Tuhan menerimanya.
  2. Yatab digunakan sebagai kata kerja, didefinisikan sebagai: menjadi baik, menyenangkan, menjadi sempurna, membuat bahagia, berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Dalam kata ini seorang yang berkenan di hati Allah berarti seorang yang mengusahakan hidupnya untuk menjadi lebih baik dan lebih sempurna dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik, agar dapat menyenangkan dan membuat hati Tuhan bahagia.
  3. Damah digunakan sebagai kata kerja, yang didefinisikan sebagai: menjadi seperti, serupa, membandingkan kepada sesuatu, berpikir seperti, membuat diri menjadi seperti. Berkenan dalam kata ini memiliki arti bahwa seorang yang berkenan di hati Tuhan adalah seorang yang mengusahakan dirinya untuk menjadi serupa dengan apa yang Tuhan kehendaki, yaitu serupa dengan Kristus, dalam cara berpikir, tingkah laku dan perbuatan.
  4. ‘ahab digunakan sebagai kata kerja yang didefinisikan sebagai kasih Allah kepada manusia. Dalam kata ini pengertian berkenan adalah kasih karunia Allah terhadap manusia. Kasih karunia Allah diberikan kepada manusia berdasarkan kedaulatan Allah, bukan karena kebaikan dan kecakapan manusia.
  5. ‘areb digunakan sebagai kata kerja, yang didefinisikan sebagai menyenangkan, bersikap manis. Artinya seorang yang berkenan di hati Allah adalah seorang yang berusaha menjaga sikapnya agar selalu menyenangkan hati Allah.
  6. Chanan digunakan sebagai kata kerja yang didefinisikan sebagai mencari anugerah atau kasih karunia, memohon belas kasihan dengan sangat. Kata ini memiliki arti bahwa orang yang berkenan di hati Allah adalah seorang yang mencari bahkan mengejar kasih karunia Allah atas hidupnya dan dengan sangat memohon belaskasihan Tuhan atas hidupnya. Seperti yang tersirat dalam Mazmur 51:13, “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!”.

 

Pemakaian Kata Yunani Untuk Berkenan

Dalam bahasa Yunani, berkenan memiliki beberapa pengertian yaitu:

  1. dokimazo digunakan sebagai kata kerja yang didefinisikan sebagai menguji, ujian. Dengan kata lain, orang yang berkenan di hati Allah adalah seseorang yang telah teruji dan berhasil melewati setiap ujian yang diperhadapkan kepadanya.
  2. Apodeiknumi digunakan sebagai kata kerja yang didefinisikan menunjuk kesalahan seseorang atau untuk membuktikan integritas seseorang. Artinya seorang yang berkenan di hati Allah adalah seorang yang memiliki integritas dan mampu mengakui kesalahannya dengan rendah hati.
  3. Euarestos digunakan sebagai kata sifat. Kata ini didefinisikan sebagai menyenangkan dengan segenap hati. Artinya seorang yang berkenan di hati Allah adalah seorang yang memiliki integritas dan mampu mengakui kesalahannya dengan rendah hati.
  4. Tauta kata ini memiliki arti dengan cara yang sama. Berkenan dalam kata ini berarti seorang yang berkenan di hati Allah adalah seorang yang menjalani hidup dengan cara pandang, yang sama seperti yang Tuhan inginkan.
  5. Isos sebagai kata sifat didefinisikan sebagai setara/ sejajar/ sama dengan baik kualitas dan kuantitas. Berkenan dalam kata ini memiliki arti bahwa seorang yang berkena di hati Allah adalah seorang yang kualitas dan kuantitas hidupnya setara dan sejajar dengan kehendak Allah.
  6. Phroneo adalah kata kerja yang didefinisikan sebagai: untuk memiliki pengertian, untuk memiliki hati yang bijaksana, untuk memiliki pikiran, pandangan, pengertian yang sama satu dengan yang lain. Dengan kata ini seorang yang berkenan di hati Allah berarti orang itu mau berusaha untuk memiliki pengertian, memiliki hati yang bijaksana, memiliki pikiran, pandangan, pengertian yang sama seperti Allah.
  7. Areskeia merupakan kata benda yang didefinisikan sebagai: kerinduan untuk menyenangkan. Artinya orang yang berkenan di hati Allah adalah orang yang memiliki kerinduan untuk menyenangkan hati Allah.

Bila diperhatikan dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, maka berkenan di hati Allah sangat berkaitan dengan sikap hati manusia. Perkenanan Allah bukan hanya karena seseorang telah melakukan apa yang dianggap baik, tetapi juga Allah melihat kedalaman hati seseorang, seberapa dalam orang tersebut mengasihi Allah.

 

Dosa Versus Berkenan

 

Dosa mengakibatkan Allah tidak berkenan kepada manusia. Tetapi seorang yang telah jatuh di dalam dosa masih memiliki kesempatan untuk menjadi seorang yang berkenan di hati Allah. Di dalam 1 Yohanes 1:9 dinyatakan bahwa, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Ketika seseorang bertobat dan mengaku dosa, maka Allah mengampuni dosa orang tersebut dan menyucikan segala dosanya sehingga orang tersebut menjadi suci kembali dan menjadi berkenan di hati Allah. Sebaliknya, seorang yang telah dikenan Allah adalah manusia biasa yang masih dapat jatuh di dalam dosa, masih dapat mengalami kegagalan-kegagalan dan kesalahan-kesalahan. Namun Allah melihat sikap hati orang tersebut sehingga Allah tetap berkenan kepada orang tersebut. Berikut ini adalah uraian tentang dosa versus berkenan:

  1. Orang Berdosa Dapat Berkenan Di Hati Allah

Di dalam Roma 3:23 dikatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Tidak ada seorangpun yang luput dari dosa. Semua orang pasti pernah berbuat dosa, kecuali Yesus Kristus. Yesus Kristus yang saat hidup di dunua adalah 100% manusia, mampu  membuktikan dari sisi kemanusiaan-Nya, bahwa sebagai manusia Ia dapat untuk tidak melakukan dosa, sehingga segala yang diperbuat-Nya berkenan di hati Allah. Sebagai manusia Yesus pernah dicobai oleh iblis, tetapi Dia mampu untuk melawan iblis dan menang atas segala pencobaan dengan tidak melakukan dosa tetapi tetap taat kepada kehendak Tuhan.

Setiap manusia pasti memiliki kerinduan untuk berkenan di hati Allah, namun banyak orang yang merasa bahwa dirinya penuh dengan dosa tidak mungkin lagi dirinya akan berkenan di hati Allah. Sesungguhnya kondisi manusia yang berdosa tidaklah menjadi sebuah penghalang untuk semakin hari semakin disempurnakan seperti Kristus, sehingga hidupnya menjadi berkenan di hati Allah. Di dalam 2 Kristus 5:17 dikatakan bahwa orang yang hidup di dalam Kristus adalah ciptaan baru dan setelah manusia mengalami pertobatan sejati di dalam dirinya, maka akan tumbuh kerinduan untuk menjadi seorang yang menyenangkan hati Allah dan mengerti kerinduan hati Allah.

 

  1. Berkenan Bukanlah Sempurna

Seseorang berkenan di hati Allah bukan karena dia adalah seorang yang suci dan kudus, juga bukan berarti dia adalah seorang yang memiliki kepribadian yang demikian hebat, berhikmat dan bertindak tanpa kesalahan. Tidak ada seorang pun yang benar-benar bersih dari dosa. Sekalipun orang tersebut dikenan Allah, dia tetap manusia biasa yang memerlukan dukungan doa dari saudara-saudara seiman.

Jadi Kehidupan tokoh-tokoh dalam Alkitab ini merupakan pengharapan bawa setiap manusia berdosa dan setiap hamba-hamba Tuhan yang pernah jatuh dalam dosa, dapat dipulihkan dan dilayakkan untuk mendapatkan kesempatan menjadi seorang yang berkenan di hati Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!