Pola Asuh Keluarga Kristen
(Suatu Panduan Praktis Dalam Mengasuh Anak)
Oleh
Obden Sumero Odoh – STT LETS
Latar Belakang Masalah
Belakangan ini banyak kasus yang terjadi berkaitan dengan anak seperti anak membunuh orangtua dan memenjarakan orangtua. Salah satu faktor adalah kualitas pola asuh anak dalam keluarga dan itu merupakan tanggung jawab primer. Pola asuh terdiri otoriter, permisif dan demokratis. Pola demokratis merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh orang tua dalam mengasuh anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Pola asuh demokratis lebih mendekati kepada prinsip Alkitab. Anak adalah bagian dalam keluarga inti selain ayah ibu, dan ini manifestasi dari Allah Tritunggal yaitu: Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dalam pola asuh alkitabiah tersebut, mengasuh anak sangat memperhatikan semua aspek roh, jiwa, dan tubuh termasuk juga aspek perkembangan zaman di era digital.
Fakta Data di Lapangan
Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan penyebab tingginya angka kekerasan anak adalah minimnya pengasuhaan orang tua yang berkualitas. Survei “Pemenuhan Hak Pengasuhan Anak” tahun 2015 yang melibatkan 800 responden :
- Sebanyak 66,4% ayah dan 71% ibu meniru pengasuhan yang dilakukan kedua orang tua mereka dahulu
- Sebanyak 47,1% ayah dan 40,6% ibu yang melakukan komunikasi dengan anak selama satu jam sehari. KPAI menilai sedikitnya komunikasi berdampak pada kualitas pengasuhan itu sendiri
Jenis Pola Asuh
- Otoriter
Orang tua menerapkan seperangkat peraturan kepada anaknya secara ketat dan sepihak, cenderung menggunakan pendekatan yang bersifat diktator, menonjolkan wibawa, menghendaki ketaatan mutlak. Anak harus tunduk dan patuh terhadap kemauan orang tua. Anak tidak mempunyai pilihan dalam melakukan kegiatan yang ia inginkan, karena semua sudah ditentukan oleh orang tua. Akibatnya mereka tidak mampu mengendalikan diri, kurang percaya diri, tidak bisa mandiri, kurang kreatif, kurang dewasa dalam perkembangan moral, dan rasa ingin tahunya rendah. Contoh dalam Alkitab Yakub dalam asuhan Ribka. Ribka memaksakan kehendaknya pada Yakub. (Kej 27: perhatikan pada ayat 8,13,15), Yakub bertumbuh menjadi pribadi hanya dalam 1 dimensi kecerdasan saja yaitu di nature smart saja tidak seperti tokoh-tokoh Alkitab lainnya yang memiliki dimensi kecerdasan yang lebih variasi.
- Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini memperlihatkan bahwa orang tua cenderung memberikan banyak kebebasan kepada anaknya dan kurang memberikan kontrol. Orang tua kurang memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Anak dibiarkan berbuat sesuka hatinya untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Walaupun tinggal di bawah atap yang sama, bisa jadi orang tua tidak begitu tahu perkembangan anaknya. Akibatnya anak akan mempunyai harga diri yang rendah, tidak punya kontrol diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk, dan merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuanya. Contoh dalam Alkitab sebagai berikut:
- Hofni dan Pinehas dalam didikan Eli karena dia lebih menghormati anak-anaknya dari pada Tuhan (I Sam 2: 29). Setiap kali didengar bahwa anak-anaknya tidur dengan perempuan-perempuan pelayan di depan pintu Kemah Pertemuan, Eli tidak menindak mereka secara tegas sesuai dengan Hukum Taurat. Eli hanya menasihati mereka seperti seorang balita. Padahal, menurut Taurat, semestinya Eli membawa mereka ke depan tua-tua Israel dan mengadukan segala kejahatan mereka, lalu melontari mereka dengan batu ( Ulangan 21: 18-21).
- Daud dalam Kis 13: 36 Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya. Kata melakukan kehendak Allah’ artinya: serve, minister unto (melayani/melakukan kehendak, telah bekerja) Ayat ini bukan berbicara mengenai keluarga, bagaimana Daud menjadi seorang kepala keluarga, melainkan hanya pada lingkup pelayanan dan pekerjaannya. Sebagai seorang Ayah, Daud memiliki kekurangan dalam pola asuhnya kepada anak-anaknya. Pada 2 Samuel 13:21 yaitu Amnon memeprkosa Tamar. Daud tidak menghibur Tamar, ataupun memberi sangsi kepada Amnon, ataupun upaya mendamaikan Absalom dan Amnon. Seharusnyalah Amnon dihukum mati menurut Ulangan 22: 22-30.
- Pola Asuh Demokrasi.
Orang tua memberi kebebasan yang disertai bimbingan kepada anak. Orang tua memberi masukan dan arahan terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Orang tua bersifat obyektif, perhatian dan kontrol terhadap perilaku anak. Dalam banyak hal orang tua sering berdialog dan berembuk dengan anak tentang berbagai keputusan. Menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan terbuka. Orang tua biasanya bersikap hangat, dan penuh welas asih kepada anak, Anak yang terbiasa dengan pola asuh demokrasi akan membawa dampak menguntungkan. Di antaranya anak merasa bahagia, rasa percaya dirinya bisa mengatasi stres, punya keinginan untuk berprestasi dan berjiwa besar. Contoh Mordekhai dan Ester pada Ester 2:20 Ada konsep pola asuh demokrasi yaitu keputusan bukan karena dipaksakan oleh Mordekai kepada Ester atau karena Ester mengambil keputusan dalam tekanan, melainkan Ester mengambil keputusan sendiri setelah Mordekai memperhadapkan Ester pada pertimbangan dan arahan yang dia berikan dan ini menghasilkan pribadi Ester yang taat pada semua protokoler istana, tekun berdoa dan puasa, berani demi keselamatan bangsanya.
Prinsip Pola Asuh dalam Kitab Ulangan 6: 4-7
- Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” à kelahiran baru
- Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu à hubungan orang tua dan anak
- Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan à prinsip keteladanan orang tua
4.Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu à perlu konsistensi orang tua
- 5. Dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun à kesempatan emas
Penutup
Pola asuh yang perlu dikembangkan dalam keluarga Kristen adalah pola asuh demokrasi yang tetap bepegang pada prinsip Firman Tuhan. Keberhasilan mengasuh anak dibutuhkan peran orang tua yaitu ayah dan ibu karena ayah adalah kepala keluarga artinya: sebagai sumber, Imam, Nabi dan Raja. Seorang ibu adalah tiang penopang keluarga, yang memiliki karakter ilahi, seperti tertulis dalam Amsal 31:10-31
Refrerensi:
Alkitab. (2012). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
BobbiDePorter. (2017). Quantum Learning; Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Mizan Pustaka.
Maunullang, Rachmat. (2016). Pendidikan Kerajaan Allah. Bandung: Kalam Hidup.
Odoh, Obden. (2017). Tesis. Jakarta: STT REM.
sangat memberkati