Strategic Placement – Part 2

Strategic Placement – Part 2

(Memandang Gereja Kecil Sebagai Penempatan Strategis Dalam Penanaman Gereja)

 

Oleh

Juserdi S. Purba – STT LETS

 

Pengantar

 

Sebuah survey global yang diadakan oleh Christian Schwartz1) menemukan bahwa Gereja-Gereja Kecil (Small Churches) secara konsisten punya skor nilai yang lebih tinggi dari Gereja-Gereja Besar (Big Churches) dalam 7 dari 8 karakteristik kualitatif sebuah gereja yang sehat. Sebuah studi terbaru juga yang diadakan oleh Ed Stetzer2) dan Life Way Ministries terhadap gereja-gereja di Amerika, mengungkapkan bahwa gereja-gereja dengan jumlah anggota 200 atau kurang (Small Churches), jika dikaitkan  dengan church planting (penanaman gereja) maka bisa 4 kali lebih subur (fertile) dibandingkan gereja dengan dengan 1000 anggota atau lebih (Big Church).

 

Neil Cole3) mengutip dari statistik bahwa 10 Gereja-Gereja Kecil (Small Churches) dengan 100 anggota menyelesaikan lebih banyak hal dibandingkan dengan  1 gereja dengan 1000 anggota (Big Church).

 

Small Church adalah suatu penempatan strategis

Christian Schwartz dalam risetnya menemukan bahwa:

  1. Laju pertumbuhan rata-rata (the average growth rate) Gereja-Gereja Kecil (Small Churches) adalah 13 % (sesudah 5 tahun), sementara pada Gereja-Gereja Besar (Big Churches) hanya 3%.
  2. Sebuah gereja kecil (sampel NCD, Natural Church Development) dengan kehadiran 51 orang mempertobatkan 32 orang dalam 5 tahun, sementara Gereja-Geraja Besar (megachurches, Big Churches) dengan kehadiran 2.856 orang tetapi hanya mempertobatkan 112 orang baru dalam 5 tahun.
  3. Jika jumlah orang yang sama (2.856) berpartisipasi di dalam 56 gereja kecil dengan kehadiran 51 orang tadi, maka akan menghasilkan 1.792 orang dalam 5 tahun.
  4. 2 gereja dengan kehadiran 200 orang pada ibadah Minggu akan memenangkan 2 kali orang baru lebih banyak dibandingkan 1 gereja dengan kehadiran 400 orang.

Point-nya adalah bahwa kita perlu berhenti melihat Gereja-Gereja Kecil (Small Churches) sebagai gereja yang kurang berhasil, tetapi lebih melihat kepada suatu penempatan strategis (strategic placement).

Rabbit Church vs Elephant Church

 

Wolfgang Simson4) membuat case: “Jika kamu menaruh 2 gajah (jantan-betina tentunya) di dalam 1 ruangan dan 2 kelinci di ruangan lainnya, dalam 3 tahun kamu akan memiliki 3 gajah dan 476 juta kelinci”.

Sebuah megachurch (Big Church, gereja besar) seperti seekor gajah. Mudah terlihat dan mendominasi bentang darat atau taman (landscape). Upaya besar dalam hal dana dan sumberdaya manusia dibutuhkan untuk menghasilkan gereja besar lainnya. Sedang gereja kecil (microchurch, simple church, organic church, house church, Small Church) adalah seperti kelinci. Kelinci hidup di bawah tanah (tersembunyi) dan tidak mudah untuk menemukan mereka, tapi mereka ada dimana-mana. Mereka tidak merasa terancam – tetapi justru hangat dan menyenangkan. Mereka (gereja kecil, Small Church) punya potensi untuk bermultiplikasi secara cepat karena setiap orang dapat bergabung dengan beberapa yang lainnya di ruang tamu atau bahkan di kedai kopi. Dan mereka mudah untuk berlipat ganda. “Wabah” gereja-gereja kelinci dapat mentransformasi sebuah negara.

Ada pepatah mengatakan: “Jika kamu ingin 100 ton daging, peliharalah gajah. Jika kamu ingin 1.000 ton daging, peliharalah kelinci”. Kelinci berkembang biak sangat cepat, dapat dipelihara di tempat kecil dari satu real estate dan hampir tidak membutuhkan tangan untuk merawatnya. Rabbit churches lead to massive reproduction.

Dalam opini yang mirip, Rick Warren5) mengklasifikasikan gereja-gereja ke dalam 3 kategori, masing-masing dengan ukuran dan kekuatannya.

  1. The Rabbit Church (Gereja Kelinci) adalah microchurch atau house church yaitu sekelompok orang dalam jumlah kecil. Kekuatan gereja ini adalah kesederhanaannya.
  2. The Tiger Church (Gereja Harimau) adalah gereja ukuran menengah dengan 100-400 jemaat. Gereja ini mempunyai lebih banyak infrastruktur dibanding Gereja Kelinci tetapi juga menawarkan lebih banyak dukungan. Kekuatannya adalah persekutuan (fellowship) karena ukurannya memungkinkan semua saling mengenal.
  3. The Elephant Church (Gereja Gajah) adalah megachurch. Kekuatannya adalah pelayanan yang lengkap (full service).

Penutup

Jika dikaitkan dengan pengklasifikasian sebelumnya di atas, maka  kategori dengan 350 jemaat ke bawah bisa dianggap sebagai Small Churches dengan kekuatan pada kesederhanaannya dan persekutuannya. Sementara Big Churches pada kelengkapan pelayanannya.

Gereja-Gereja Kecil (Small Churches) perlu dipandang sebagai suatu penempatan strategis (strategic placement) dalam penanaman gereja, dan bukan sebagai kegagalan (ketidakberhasilan). Tentunya tanpa membuatnya menjadi semacam excuse (alasan, pembelaan bagi diri sendiri, permakluman). Semua merindukan pertumbuhan dan perkembangan dimana gereja bermutiplikasi dan mempengaruhi tatanan kehidupan di semua aspek serta memenuhi bumi.

 

Referensi:

Christian Schwartz, penulis buku Natural Church Development.

Ed Stetzer, editor Christianity Today.

Neil Cole, penulis buku Organic Church.

Rick Warren, penulis buku The Purpose Driven Life.

Wolfgang Simson, penulis buku The House Church Book: Rediscover the dynamic, organic, relational, viral community Jesus started.

 

2 tanggapan pada “Strategic Placement – Part 2

  • Gereja besar, jemaatnya harus berkualitas. Gereja kecil juga demikian. Bukan berarti kuantitas tidak perlu, tetapi diperlukan jemaat yang berkualitas untuk menggenapi rencanaNYA. BESAR itu seperti TERANG, mendominasi, menarik perhatian banyak orang. Orang2 ingin mendekat dan mencari tahu. KECIL itu seperti GARAM, mempengaruhi, melebur, orang2 merasakannya. TUHAN ajaib dan sempurna, DIA pakai gerejaNYA, baik besar maupun kecil bagi rencanaNYA.

  • Berbicara tentang Gereja, tidak bisa dipisahkan darri rumah (home). Salah satu kekuatan Gereja adalah “suasana” yang didapatkan ketika satu sama lain anggota keluarga saling ber-fellowship dan menjadikannya sebagai gaya hidup sehari-hari. Hal ini yang akan menarik jiwa yang ada di luar Gereja menemukan kasih yang sejati, penerimaan, dimana mereka tidak dapatkan di luar Gereja (home). Seperti tertulis dalam Alkitab: “Dan marilah kita saling memperhatikan…” (Ibrani 10:24).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!