IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DIMASA PANDEMI COVID 19 BERBASIS KELUARGA Di tulis Oleh: Obden Sumero Odoh S.Th., M.Pd.K Dosen tetap STT LETS Prodi S. PAK
Pendahuluan
Survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dari hasil survei tanggal 11-18 Desember 2020, ada 78% siswa menginginkan belajar tatap muka. Sebanyak 57 % alasan kesulitan dengan materi pelajaran praktikum. Survey dilakukan pada 62.448 responden di 34 Propinsi. Siswa SD 25.467 atau 40,18%, SMP 28.132 atau 46 %, SMA 3.707 atau 5,6 5, SMK 4.184 atau 6,7 %, SLB 49 anak atau 0,08%, Madrasah 1,44%. Ratih Waseso, Kontan.CO.ID, 4 Januari 2021. Kebijakan Pemerintah melalui Menteri Pendidikan Bapak Nadim Makarim tentang memperpanjang Pembelajaran jarak jauh dari rumah (PJJ-BDR) semester 2 Januari-Juni 2021 membutuhkan adaptasi bagi lembagapa pendidikan, orang tua dan anak dalam proses belajar mangajar supaya tujuan pendidikan secara umum dapat tercapai dan secara khusus Pendidikan Agama Kristen.
Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan pada siswa agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakannya dalam kehidupan sehari – hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Pendidikan Agama Kristen adalah mengajarkan pengetahuan atau pandangan – pandangan, keyakinan, dogma atau teologia yang dimiliki seseorang tentang Yesus Kristus. Pendidikan Agama Kristen yang diberikan harus berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Tujuan dari pendidikan agama Kristen adalah agar seseorang dapat mengenal secara utuh pribadi Yesus Kristus melalui pengalaman pribadinya dalam menerapkan seluruh kebenaran firman Tuhan dalam setiap aspek kehidupannya.
Salah satu dasar pendidikan dalam Alkitab tercatat dalam Ulangan 6 : 7 yang berbunyi : “haruslah engkau mengajarkannya berulang – ulang kepada anak – anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Kata mengajarkannya berulang – ulang berasal dari kata Ibrani “ shaw – nan ” ( jenis kata kerja) yang memiliki arti lain menajamkan atau mengasah. Kegiatan menajamkan atau mengasah tidak mungkin dilakukan hanya satu kali, tetapi harus berulang – ulang sampai objek yang kita asah menjadi tajam atau terasah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata mengajarkannya berulang – ulang dalam nats ayat tersebut tidak hanya menyiratkan pemindahan ilmu pengetahuan saja, tetapi melibatkan seluruh kehidupan si pengajar. Jadi firman tersebut harus diajarkan saat di dalam rumah, di luar rumah, dan dalam berbagai kegiatan dimana kita dalam keadaan terjaga.
Pokok Bahasan
Peran Keluarga
Keluarga adalah bagian kecil dari masyarakat, yaitu persekutuan antara ayah, ibu, dengan atau tanpa anak. Semua orang lahir dan bertumbuh dalam keluarga. Keluarga kristen terbentuk atas inisiatif dan kehendak Allah seperti tertulis dalam Kejadian 2 ayat 18, Tuhan Allah berfirman:”Tidak baik,kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Allah membentuk dan memberkati keluarga dengan anugerah, kesematan dan kebahagian.
Pendidikan Agama Kristen juga merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan di dalam keluarga setiap hari atau dengan jadwal tertentu dan dalam bentuk – bentuk sesuai dengan ciri khas setiap keluarga. Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen ini dipimpin oleh Ayah sebagai kepala keluarga. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang terkecil di dunia namun memiliki peranan yang sangat penting. Tuhan Yesus lahir dalam keluarga yang takut akan Allah. Melalui Maria dan Yusuf, Tuhan Yesus selain mendapatkan pendidikan formal, pendampingan untuk menunjang pertumbuhan kerohaniannya, Tuhan Yesus juga dibimbing untuk mengenal tradisi dan budaya lingkungannya. Sabda Online mengutip buku Is There a Family in the House karangan Kenneth Chafinbahwaada ada 5 identifikasi mengenai keluarga yaitu:
- Keluarga adalah tempat untuk bertumbuh baik pertumbuhan jasmani, hubungan sosial, hubungan kasih, maupun pertumbuhan rohani. Setiap manusia diciptakan dengan potensi bertumbuh. Keluarga inilah yang menjadi tempat memberi energy, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif yang mendukung pertumbuhan tersebut ke arah Yesus Kristus.
- Keluarga merupakan tempat pengembangan semua aktivitas baik jasmani maupun rohani. Semua anggota keluarga dapat mengembangkan talenta / karunia yang dimiliki.
- Keluarga merupakan tempat untuk berteduh ketika ada badai dalam kehidupan. Ketika ada badai kehidupan, setiap anggota keluarga tidak mencari tempat lain di luar keluarga. Dalam keluarga inilah ada tempat perlindungan dan perhatian.
- Keluarga merupakan tempat saling belajar satu sama lain dan tempat untuk mengajarkan nilai – nilai. Keluarga yang memiliki nilai – nilai yang buruk akan menghasilkan generasi yang buruk juga.
- Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaian. Tidak ada keluarga di dunia ini yang tidak pernah mengalami permasalahan hidup. Semua keluarga dalam berbagai tingkatan pasti memiliki permasalahan dalam kehidupannya. Permasalahan yang dialami oleh setiapkeluargaselalumunculdengantiba-tiba tanpa memandang waktu dan tempat, misalnya permasalahan ekonomi, hubungan suami – isteri, hubungan orangtua dengan anak, dan sebagainya. Namun bagi keluarga yang membiarkan Yesus Kristus memerintah sebagai Tuhan dan Raja dalam kehidupan mereka pasti selalu dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.
Penerepan Pendidikan Agama Kristen lewat Saat Teduh
Saat teduh adalah kegiatan yang dilakukan secara pribadi setiap hari untuk bertemu dan berbicara dengan Tuhan melalui pujian, doa dan perenungan akan Firman Tuhan. Perjumpaan pribadi dengan Tuhan ini sangat penting dalam membangun relasi dengan Tuhan. Alasan utama saat teduh adalah karena kita manusia membutuhkan Tuhan.
Alasan dan manfaat saat teduh adalah :
- Meneladani Tuhan Yesus (Markus 1:35)
Tuhan Yesus menyediakan waktu yang khusus untuk berjumpa dengan Tuhan.
- Merespon kerinduan Tuhan (Ayub 7 :7-18)
Seperti seorang bapak yang sayang dan selalu rindu bertemu dengan anaknya,
demikian juga Tuhan sebagai Bapa merindukan kita sebagai anak-anaknya
- Membangun persekutuan dengan Tuhan (Lukas 10 :42)
Persekutuan menghasilkan keintiman karena mendengar suara dan memahami kehendak Tuhan.
- Mengisi bejana rohani kita (Mazmur 90:14)
Jika rohani kita penuh dan kuat maka apapun yng ada di dunia ini bisa kita hadapi karena kekuatan yang luar biasa dari Tuhan. Apalagi masalah pandemi sekarang yang belum kunjung selesai, banyak PHK, banyak yang merugi, banyak masalah tetapi jika rohani kita penuh akan kuat dan semangat dalam menghadapi semua masalah kita.
Saat teduh menjadi cara untuk menumbuhkankembangkan aspek perkembangan nilai agama dan moral anak. Perkembangan nilai agama dan moral menjadi kesatuan yang tidak dapat terpisahkan karena ketika anak memahami dan meningkatkan perkembangan nilai agama maka ini memastikan bahwa moral anak akan meningkat juga. Nilai agama dan moral biasanya disebut sebagai aspek spiritual atau rohani anak. Kita ketahui bahwa perkembangan nilai agama moral adalah salah satu aspek pengembangan anak dari 6 aspek pengembangan seperti perkembangan sosial – emosional, perkembangan fisik motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa dan perkembangan seni. Dalam mendidik anak harus mengusahakan setiap aspek perkembangan bertumbuh.
Aspek spiritual atau rohani anak adalah pemahaman anak terhadap kebenaran nilai-nilai Alkitab dimana nilai-nilai ini terimplementasikan dengan baik dalam sikap dan perbuatan setiap saat. Ternyata aspek rohani anak adalah yang tepenting karena anak akan berespon didalam setiap kehidupan yang dihadapi anak dengan nilai-nilai alkitab yang Tuhan ajarkan. jika aspek rohani anak tidak ditingkatkan maka tidak ada respon yang berdasarkan nilai – nilai alkitab tersebut. Misalnya tentang ketaatan, ada seorang anak setelah belajar main game online tetapi tiba-tiba orang tua meminta anak tersebut untuk menolongnnya, jika anak memiliki pertumbuhan rohani yang baik anak tersebut anak meninggalkan game untuk menolong orang tuanya karena anak sudah paham arti taat tersebut diperintahkan oleh Tuhan. Nilai-nilai rohani ini adalah nilai yang tidak akan pernah kadarluasa atau tidak akan pernah berubah. Betapa pentingnya menumbuhkan rohani anak sejak dini, sebab didikan pada masa kecil akan membentuk karakter dan kerohanian mereka dimana hal ini sangat mempengaruhi tingkah laku anak di waktu mereka dewasa. Sehubungan dengan itu Judith Allen berkata bahwa : “Anak-anak usia Sekolah Dasar mempunyai keinginan besar untuk belajar sekalipun belum bisa berpikir secara konkret seperti orang dewasa, untuk itu orang tua sebagai guru dan pendidik utama dalam keluarga perlu menggambarkan sesuatu untuk mereka lihat dan belajar dari hal itu”. Artinya anak-anak usia sekolah merupakan waktu yang sangat baik untuk pembentukan dan pembinaan baik secara mental maupun secara rohani, dimana hal ini akan mempengaruhi tingkah laku anak.
Cara melakukan saat teduh adalah
- Menyanyikan lagu atau mengucapkan syukur kepada Tuhan karena kebaikan Tuhan
- Berdoa meminta bimbingan Tuhan untuk dapat memahami Firman
- Membaca dan merenungkan firman Tuhan bisa sambil diceritakan kisah alkitab
- Berdoa syafaat untuk orang lain, keluarga besar, gereja, sekolah sampai bangsa dan negara.
Tips bersaat teduh yang baik adalah
- Waktu yang terbaik adalah pagi hari karena suasana masih sepi dan tenang, fisik
masih segar. - Cari tempat yang tenang di dalam rumah kita yang paling jarang dilintasi oleh orang.
- Mulailah dengan bersaat teduh singkat
- Mulailah dengan membaca bagian Alkitab yang mudah dipahami atau membaca ayat yang disediakan dari buku renungan
- Catat setiap pesan Firman Tuhan (didampingi oleh orang tua)
- Buat kesimpulan bersama
Penutup
Penerapan pendidikan agama Kristen pada masa pandemi covid 19 sangat tergantung kesiapan keluarga. Dari identifikasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Kristen, karakter, tata nilai, cara beriman yang dimiliki seorang siswa / siswi muncul dan berkembang dari lingkungan keluarga tempat mereka dibesarkan. Sejak mulanya Allah menciptakan sebuah keluarga dengan tujuan agar keluarga menjadi sekolah mengenal Allah. Oleh karena itu keluarga dalam hal ini orangtua merupakan penanggung jawab utama untuk melaksanakan pendidikan agama kristen di rumah. Seharusnya pendidikan agama kristen tidak diserahkan kepada guru agama atau guru sekolah minggu. Namun faktanya banyak orangtua tidak memperhatikan pentingnya pendidikan agama kristen. Allah sudah memberi amanat yang ditujukan kepada seluruh orang tua kristen untuk melaksanakan pendidikan agama dalam Kristen di rumah bersama dengan seluruh keluarga. Dalam Bilangan 6 : 7 ditegaskan bahwa pendidikan agama kristen harus diberikan pertama kali dalam keluarga kepada anak – anak ( Bilangan 6 : 7 ). Pendidikan agama Kristen dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai bentuk misalnya dengan mezbah keluarga atau pertemuan dalam keluarga secara rutin menyangkut tentang pendidikan agama kristen yang tujuannya adalah untuk mendidik anak mengalami Kristus dan mempersiapkan mereka untuk terjun ke dalam masyarakat.
Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga adalah untuk mengajarkan anak – anak takut akan Tuhan, hidup menurut jalan-Nya, mengasihi Dia, dan melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa mereka ( Ulangan 10 : 12 ). Jika anak – anak kita memiliki hati yang mengasihi Tuhan dan hidup menurut jalan Tuhan, maka pada saat mereka remaja akan tetap memegang kebenaran demi kebenaran yang telah kita ajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
____ AlkitabTerjemahan Indonesia. 2002. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta.
____ Non-Serrano, Janse Belandina, Pedoman untuk Guru PAK SD-SMA Dalam Melaksanakan Kurikulum Baru. 2009. Bandung: Bina Media Informasi.
____ Nainggolan, John M. 2010. Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi. Bandung: Bina Media Informasi.
____ Yehtie Besssie, 2019, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti kelas 11, BPK Gunung Mulia, Jakarta
____ www.superbookindonesia.co.id
Ratih Waseso, Kontan.CO.ID, 4 Januari 2021.