BADAI PASTI BERLALU BERSAMA SANG NAKHODA YESUS
Ditulis Oleh:
Obden Sumero Odoh S.Th., M.Pd.K
Kaprodi S.PAK STT LETS Bekasi
Kudayung dayung perahuku menuju kesebrang
Melewati angin ribut dan gelombang yang besar
Tapi perahuku tak pernah kandas
Karna kuundang Yesus masuk ke dalam perahuku
Sampai ku selamat tiba di sebrang
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai Rote. Tranportasi daerah kepulauan pada umumnya menggunakan kapal tradisional dan modern. Berbicara badai gelombang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat dipantai khususnya para nelayan, atau suatu perjalanan kapal. Setiap perjalanan kapal pasti memiliki rute yang dilalui dan tujuan akhirnya.
Pada tahun 2016, penulis memiliki pengalaman perjalanan menggunakan kapal laut bersama keluarga dari kepulauan Talaud tanah porodisa menuju kota Manado Sulawesi Utara. Kapal motor terbuat dari kayu yang kami tumpangi memiliki kapasitas penumpang sekitar 300 orang dan ditambah muatan barang, kami melakukan perjalanan disore hari jam 16:00 biasaya jarak tempuh perjalanan normalnya 12 jam diperkirakan jam 04:00 sudah tiba di kota Manado. Namun kali ini waktu tempuh perjalanan kami meleset menjadi 16 jam baru tiba ditujuan yaitu Manado.
- Yesus menghardik angin dan danau teduh sekali.
Matius 8:23-27 (TB) Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya.
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”
Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Hidup adalah sebuah perjalanan rohani. Sebagai orang percaya kepada Yesus dalam menjalani kehidupan setiap hari, minggu, bulan dan tahun kita harus percaya bahwa kita hidup untuk mengenapi rencana Allah dan menjadi bukti kebesaran -Nya. Dalam renungan di bulan September 2021, penulis mengangkat tema badai pasti berlalu bersama Sang nakhoda Yesus., apapun bentuk badai dalam setiap hidup manusia pasti ada akhirnya, termasuk pandemic covid 19 yang masih berlangsung walau sudah melandai. Kita harus memiliki respon yang benar menghadapi badai, gelombang, angin rebut yaitu percaya kepada Tuhan, jangan takut sebab Tuhan berkuasa atas alam.
- Serahkan Perjalananmu Kepada Sang Nakhoda Yesus
Nakhoda memiliki arti seorang pemimpin kapal, perwira, kapten laut yang memegang komando tertinggi diatas kapal.
Kisa Para Rasul 27: 22-25. Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa ada Nakhoda hidup kita yaitu Allah didalam Yesus Kristus yang menjamin perjalanan kita sampai tujuan
- Hidup dalam ketaatan kepada Tuhan
Ketaataan adalah ekpresi hidup dalam iman. Sebaliknya ketidaaktaatan adalah pemberontakan Allah. Sebagaiamana kita bisa belajar kisah Yunus bahwa ketidak taatan mengabitkan kerugian yang besar bagi diri kita dan orang lain.
Yunus 1:4-6. Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.”
Badai gelombang pandemi penyakit covid 19 sedang menerpa memporak poranda semua sendi kehidupan manusia diseluruh dunia, secara khusus Indonesia yang berakibat kamatian, dampak ekonomi yang berkepanjangan, Pendidikan, sosial politik, bahkan spiritulitas. Jakarta – Penambahan kasus baru Corona (Covid 19) pada hari ini mencapai 18.872. Sedangkan sebanyak 8.557 kasus sembuh dan 422 pasien Corona meninggal dunia di Indonesia. https://news.detik.com
Tidak ada jaminan pandemic covid 19 kapan berlalu, tetapi bagi kita orang percaya kepada Tuhan Yesus badai pasti berlalu bersama sang nakhoda. Yang kita perlu lakukan adalah meyerahkan perjalanan kita kepada sang nakhoda, hidup taat total kepada Allah, dan percaya kuasa Paskah yaitu kematian dan kebangkitan Yesus menjamin hidup kita.
Daftar Pustaka
Alkitab, 2017, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta
https://gema.sabda.org/kudayung_dayung_perahuku