Pemuridan Strategi Multiplikasi Pemimpin Memenangkan Bangsa-bangsa

2.661 views

Pemuridan Strategi Multiplikasi Pemimpin Memenangkan

Bangsa-bangsa

 

Oleh

Obden Sumero Odoh – STT LETS

 

Latar Belakang

 

Pemikiran Jhon Wesley mengungkapkan bahwa Gereja mengubah dunia bukan  dengan cara mempertobatkannya melainkan dengan cara memuridkannya. Gereja Tuhan saat ini sedang hidup diakhir zaman.  Namun sebelum Tuhan datang untuk kedua kalinya amanat agung Tuhan Yesus harus digenapi seperti ada tertulis . Matius. 28:19-20. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”(TB

 

Edward Kimball, seorang karyawan toko sepatu dan guru Sekolah Minggu memenangkan seorang anak bernama D.L Moody dari jalanan miskin kota Cichcago.  Setelah dewasa D.L Moody menjadi pengkhotbah dan memenagkan F.B Meyer. Karena semangatmya melakukan kunjungan pribadi, Meyer memenangkan J.W Chapman dan juga menjadi pengkhotbah memenangkan Billy Sunday. Billy Sunday mengadakan KKR mengundang pengkhotbah Mordecai Hamm,  saat Hamm berkhotbah seorang pemuda belasan tahun bernama Billy Graham menyerahkan hidupnya kepada Yesus. Semua itu dimulai dari memenangkan dan memuridkan seorang anak laki laki bagi Yesus

 

Landasan Teori Pemuridan

 

Pemuridan yaitu proses menjadi serupa seperti Kristus, selalu dimulai dengan suatu keputusan.  Pemuridan adalah proses menghasilkan murid, dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar murid yang terdiri dari awalan “pe” dan akhiran “an” sehingga penambahan awalan dan akhiran tersebut memberikan pengertian “menjadikan” atau “memuridkan”

Murid dari bahasa Ibrani Limnud , dari bahasa Yunani mathetes, bahasa Latin discipulus, artinya “murid” atau “pelajar”. Pada zaman Perjanjian Baru kebiasaan itu masih berlangsung, pemakaian kata itu untuk menandakan pengikut Yesus dalam arti umum, secara khusus menunjuk kepada 12 Murid.

 

Ciri-ciri Pemuridan Menurut Para Pakar

 

  1. Menurut Riggs (1996)

 

Murid adalah seorang “pelajar” Istilah ini digunakan untuk mencirikan mereka yang memperlihatkan bahwa mereka adalah milik Kristus. Akar katanya menunjuk tentang seseorang yang berpikir dan berusaha. Untuk melatih dan memperlengkapi seorang murid, kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung  proses belajar dan menyempurnakan metode latihan yang lebih produktif.

 

 

  1. Pemuridan menurut Wesley diuraikan dalam Tiga Keyakinan dasar

 

  1. Signifikansi Komunitas Kecil dalam Pemuridan

 

Pada awal tahun 1739, Wesley mulai mengkoordinasi para petobat barunya dalam suatu kelompok pemuridan.  Foundary, markas besar gerakan Wesley di London menjadi pusat bagi gerakan pemuridannya. Pada tahun 1743, Wesley mendefenisikan keberadaan komunitas ini semata merupakan perkumpulan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk mengusahakan kesalehan, berdoa, dan memperoleh Firman, saling memperhatikan, menolong. Keunikannya yaitu intensitas yang melaluinya Wesley menyempurnakan struktur komunitas kecil tersebut untuk dapat menghasilkan seorang murid yang sejati. Kelas merupakan struktur terkecil dalam suatu komunitas Methodis. Masing masing kelas beranggotakan sekitar dua belas hingga dua puluh orang yang dipimpin oleh seorang awam.

 

  1. Signifikansi Kepemimpinan Kaum Awam dalam Pemuridan

 

Wesley segera menyadari bahwa ia membutuhkan suatu tim kecil pemimpin dalam upaya melaksanakan program pemuridan melalui kelompok kelompok kecil.  Snyder memperkirakan bahwa hingga menjelang tahun 1800, kelompok kecil Methodis tersebut telah memiliki 100.000 anggota dan 10.000 pemimpin.  Proses pemilihan dan pelatihan para pemimpin yang jumlahnya  sedemikian itu membutuhkan juga suatu usaha yang besar. Sebagian besar kritik yang diberikan kepada gerakan Methodis ini adalah bahwa para tukang pangkas rambut, para pengrajin tembaga, para tukang roti dilibatkan dalam penggembalaan komunitas kecil yang sedang berkembang.

 

  1. Kekudusan Dan Pelayanan Sebagai Tujuan Dari Program Pemuridan

 

Apa hasil dari program pemuridan dan pengaruhnya terhadap kehidupan bergereja dan berbangsa?  Gerakan kelompok kecil yang diprakarsai Wesley itu ternyata menghasilkan suatu golongan warga Negara baru pada tahun 1777.  Kebangunan agama ini telah berkembang hingga kesuatu tingkatan yang sebelumnya tak pernah kita bayangkan.  Kesalehan dan itikat baik, spritualitas dan pelayanan terhadap sesama inilah tujuan dari program penginjilan dan pemuridan.  Wesley percaya akan ada kesempurnaan orang Kristen.  Ketika kekudusan dan keadilan menjadi tujuan dari pemuridan, maka akan dihasilkan orang Kristen yang tangguh, seorang Kristen yang mengubah gereja dan bangsanya.

 

Pemuridan Dalam PerjanjianLama

  1. Pola Pemuridan Elia Kepada Elisa

Dalam 1 Raja-Raja 19: 15-16,19, Elia memilih Elisa sebagai anak muridnya ditempat Elisa bekerja.  Elisa memiliki respon untuk dimuridkan, Elisa belajar merelahkan dirinya belajar dari hidup Elia.  Memang untuk menjadi seorang pemimpin besar Elisa haruslah melayani terlebih dahulu.  Sebenarnya beberapa kali Elia menyuruh Elisa berhenti mengikut dia tetapi Elisa setia tinggal disisi Elia. Dan akhirmya Elisa mendapatkan berkat pengurapan dua kali ganda ketika Elisa melihat Elia terangkat ke Sorga.

 

  1. Pola Pemuridan Musa kepada Yosua

Hubungan Musa dengan Yosua merupakan gambaran mengenai hubungan pekerja dengan murid-Nya.  Allah memberikan Yosua kepada Musa sebagai jawaban doa Musa.  Tindakan pertama-tama yang dilakukan Musa adalah memilih Yosua dan memberi sebagian wibawanya kepada Yosua (Bil 27: 15-20)  Dalam proses pemuridan Musa kepada Yosua, Musa terus mengimpartasikan visi membawa bangsa Israel ke Tanah Kanaan.  Dalam kebersamaan mereka, Yosua dapat menolong Musa dan meneruskan perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan.

 

Pola Pemuridan dalam Perjanjian Baru

  1. Pola Pemuridan Tuhan Yesus Kepada Dua Belas Murid

Yesus memilih dua belas murid yang berasal dari latar belakang yang berbeda beda, ada yang berprofesi sebagai nelayan, pemungut cukai, dokter, dan lain lain.   Nama nama mereka adalah Simon yang disebut Petrus, Andreas, Yakobus anak Zebedeus, Yohanes, Fillipus, Bartolemeus, Thomas, Matius pemungut cukai, Yakobus Anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, Yudas Iskariot ( Mat 10:2-4). Yesus selalu mengajar muridnya melalui contoh

 

  1. Pola Pemuridan Yesus Kepada Tujuh Puluh Murid

Dalam perjalanan Yesus menujuh Yerusalem, Dia menentukan tujuh puluh murid untuk diutus ke tiap tempat yang hendak dikunjungi-Nya.  Ketujuh puluh murid ini diluar dua belas murid sebelumnya.  Pemilihan Yesus kepada tujuh puluh murid memiliki arti, menurut pendapat orang Yahudi terdiri dari tujuh puluh bangsa kafir karena dalam Kejadian Pasal 10 ada disebut tujuh puluh daftar bangsa-bangsa. Mereka lebih dahulu diutus untuk menyampaikan kedatangan Yesus, mereka tidak dibatasi untuk masuk ke kota lain, tugasnya bersifat sementara hanya satu saja memberitakan kedatangan Yesus, tidak tegas diberi kuasa sehingga mereka sangat heran melihat mujizat yang terjadi dalam ( Matius 10:18}

 

  1. Pola Pemuridan Rasul Paulus

 

Paulus dalam pemuridannya melakukan prinsip Yesus yaitu “ prinsip belajar bersama”.  Kunci keberhasilan pelayan Paulus, adalah kasihnya kepada sesama dan kesediannya melayani mereka.  Secara naluriah ia menyadari orang Kristen baru membutuhkan bimbingan, makanan rohani, pemeliharaan dan pelatihan. Paulus bersedia memberikan hidupnya kepada petobat baru. Jelas sekali dalam pelayanan Paulus memiliki dua prinsip penting yaitu : Pertama, memenangkan mereka kepada Kristus dan kedua merawat mereka dalam iman.  Jika tidak mengajar dia menulis surat.  Sebagai contoh Paulus  menanam hidupnya kepada Timotius

 

 

Penutup

Kita telah menguji keyakinan Wesley yang menyatakan bahwa Gereja dapat mengubah dunia hanya dengan jalan memuridkan, dan bukan dengan jalan mempertobatkan. Untuk dapat mengawetkan buah-buah kebangunan rohani dan mengubah masyarakat, gereja hendaknya tidak sekedar mempertobatkannya dan mendewasakan petobat baru itu. Masalahnya sekarang adalah bagaimana mengaplikasikan keyakinan ini kedalam bentuk tindakan.   Berikut aplikasi yang dapat dilakukan:

1   Jadikan program komunitas kecil sebagai prioritas dalam Gereja, organisasi, maupun rumah anda.  Betapa pun besarnya Gereja tersebut – adalah bahwa kelompok kecil menjadi sarana bagi pengembangan program pemuridannya

  1. Latilah orang lain untuk mengerjakan pemuridan. Kelompok kecil ini bersifat padat karya, yang membutuhkan pelatihan dan pengawasan terus menerus. Wesley mengetahui persis hal ini namun ia rela membayar harganya

 

 

Referensi

 

Alkitab Bahasa Indonesia. (2012). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia

 

Wilson, B. (1998). Anak siapakah ini. Jakarta: Metanoia.

 

Wojosito, S., &  Purwodarmito, W. (1980). Kamus lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris. Bnadung:  Hasta.

 

Santoso, I. (2002). Kamus pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.

 

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. (1998). Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.

 

Ortiz, J. C. (1993). Murid sejati. Yogyakarta: Yayasan Andi.

 

Riggs, C. (1996). Belajar berjalan dengan Allah. Jakarta: Persekutuan pembaca Alkitab.

 

Eims, L. (1992). Pemuridan seni yang hilang. Bandung: Lembaga Literatur Baptis.

 

Bavink, J. H. (1987). Sejarah kerajaan Allah. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!