IMPLEMENTASI SEKOLAH  PENGGERAK BELAJAR DARI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM  PERJANJIAN LAMA

1.257 views

IMPLEMENTASI SEKOLAH  PENGGERAK BELAJAR

DARI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM  PERJANJIAN LAMA

Bagian 1

Ditulis oleh:

Obden Sumero Odoh S.Th., M.Pd.K

Kaprodi Sarjana Pendidikan Agama Kristen STT LETS Bekasi

 

Pendahuluan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bapak Nadiem Makarim terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui berbagai kebijakan. Salah satu kebijakan tersebut adalah sekolah penggerak. Sekolah Penggerak sendiri didefinisikan sebagai sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan profil pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta non kognitif (karakter) yang diawali dengan SDM unggul, yakni kepala sekolah dan guru. Sekolah Penggerak dipersiapkan menjadi katalis bagi sekolah-sekolah lain.

 Pembahasan

  1. Sekolah Penggerak

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali membuka pendaftaran Program Sekolah Penggerak angkatan ke-2 di tahun 2021 ini. Sebelumnya di angkatan pertama, Kemendibudristek berhasil melahirkan 2.500 sekolah penggerak di 34 provinsi yang meliputi 111 kabupaten/kota. Untuk menyosialisasikan dibukanya pendaftaran program ini, Ditjen PAUD Dikdasmen mengundang para kepala dinas provinsi, kabupaten/kota dalam webinar “Sosialisasi Program Sekolah Penggerak Angkatan ke-2.” Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Jumeri, dalam sosialisasi program ini menyampaikan beberapa hal penting. Pertama, kata dia, Kemendikbudristek sudah menetapkan hasil seleksi daerah untuk Program Sekolah Penggerak angkatan ke-2, dan sudah berkirim surat kepada kepala dinas provinsi, kabupaten, dan kota. Untuk angkatan kedua ada tambahan 139 kabupaten/kota dari 34 provinsi. Bila ditambahkan dengan program sekolah penggerak angkatan 1, maka akan ada 250 kabupaten/kota, dan target total sekolahnya menjadi 10.000 sekolah penggerak,. Jumeri mengimbau kepada kepala dinas kabupaten/kota dan provinsi, agar dapat mendorong kepala sekolah satuan pendidikan di wilayah masing-masing, baik sekolah negeri maupun swasta, segera mendaftarkan diri. Jika program ini segera terlaksana, kata dia, maka akan terjadi percepatan mutu pendidikan di daerah masing-masing. “Kepala sekolah menjadi kunci transformasi Program Sekolah Penggerak. Memilih kepa

  1. Tujuan dan ciri-ciri sekolah penggerak.

a. Sekolah penggerak memiliki kepala sekolah yang mengerti proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan guru, sekolah penggerak adalah sekolah yang memiliki kepala sekolah yang tak hanya bisa mengatur operasional suatu sekolah, melainkan juga bisa mengerti proses pembelajaran siswa dan menjadi mentor untuk guru-guru di sekolah.

b. Berpihak pada siswa

Sekolah penggerak memiliki guru yang berpihak kepada anak. Sekolah penggerak memiliki guru yang mengerti bahwa setiap anak berbeda dan memiliki cara pengajaran yang berbeda.  Sehingga guru  mengajar pada level yang tepat untuk anak itu dan yang pas anak itu.

c. Menghasilkan profil siswa

Sekolah penggerak mampu menghasilkan profil siswa yang berakhlak mulia, independent dan mandiri, punya kemampuan bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan punya rasa kebhinekaan dalam negera dan global.

d. Dukungan komunitas

Sekolah penggerak adalah komunitas di sekeliling sekolah itu mendukung proses pendidikan di dalam kelas. orang tua sampai tokoh masyarakat, pemerintah setempat menjadi mitra dalam mendidik anak.

  1. Pendidikan Agama Kristen Dalam Perjanjian Lama

          Bangsa Yahudi adalah bangsa yang kecil. Tetapi kuat, sedikit, tetapi menyebar ke seluruh dunia, menyebar tatapi kemurnian mereka terjaga. Mereka kadang tidak memiliki tanah air dan raja, tetapi selalu menonjol dan memberi pengaruh kuat kepada dunia. Mereka adalah bangsa yang memiliki identitas yang kuat. Mereka merupakan penganut agama Yudaiame yang mementingkan ketaatan kepada Hukum Agama. Mereka menjaga kemurniaan pengajaran dari generasi ke generasi untuk memberi dasar yang teguh bagi setiap tingkah laku dan tindakan.

          Hal paling mengesankan dalam budaya Yahudi adalah perhatian mereka terhadap pendidikan. Pendidikan menjadi bagian utama dan terpenting dalam budaya Yahudi. Semua budaya diarahkan untuk menjadi tempat mendidik para generasi muda yang kelak akan memberi pengaruh besar. Objek utama dalam pendidikan adalah mempelajari Taurat. Allah menggunakan Taurat sebagai media Pengajaran-Nya, pertama – tama Allah memperkenalkan diri-Nya, menyatakan pekerjaan yang telah Dia lakukan, kemudian mengarahkan pengajaran-Nya, serta manusia dengan manusia selaku umat yang telah dibebaskan dan diaelamatkan.

  1. Allah sebagai Pengajar

          Kitab Ayub mengemukakan bahwa Dia adalah Pendidik yang tiada i aranya (Ayb. 36:22), dan tidak ada yang dapat mengajari-Nya (Ayb. 21:22; Yes. 40:14). Sebaliknya, Dia mengajari manusia supaya berpengetahuan (Mzm. 94:10), ter­masuk cara bertani (Yes. 28:24-26). Pengajaran Allah dalam sepanjang sejarah manusia dapat kita telusuri sebagai berikut:

  1. Allah mengajar Adam dan Hawa di Taman Eden (Kej. 1-2).
  2. Allah mengajar generasi berikutnya, Kain dan Habel, serta keturunan Adam lainnya (Kej. 5:22-24).
  3. Allah mengajar Nuh beserta keluarganya sekalipun ada tan­tangan dan kejahatan manusia yang parah. Sebagai akibatnya, akhirnya manusia dimusnahkan dengan air bah (Kej. 6-8). Lalu Allah memberikan pendidikan dan perjanjian baru bagi Nuh dan keturunannya (Kej. 9:1-17). Allah mengaj ar generasi berikutnya sesudah Nuh sekalipun akhirnya mereka memberontak, dengan klimaksnya mendirikan Menara Babel (Kej. 11:4).
  4. Allah mengajar Abraham (Kej. 12-22).
  5. Allah mengajar urnat Iarael sejak di Mesir dan dalam perjalanan menuju Kanaan, dengan memilih dan mempersiapkan pemimpin dan pendidik, yaitu Musa, Harun, Miriam, Yosua dan Kaleb.
  6. Allah mengangkat para hakim dan imam sebagai pendidik umat.
  7. Allah mengajar umat-Nya melalui para nabi untuk menyampai­kan kehendakNya.

          Pendidikan adalah implikasi dalam interpretasi Allah.” Pengajaran Allah diaampaikan dalam berbagai bentuk, baik melalui perkataan, penglihatan, mimpi, atau penampilan nyata yang dapat diaaksikan. Allah menyatakan kehadiran­Nya dengan berbagai cara. Dia berbicara dan manusia menanggapinya; manusia mengeluarkan iai hatinya dan Dia menjawab. Sebagai Pengajar atau Pendidik, Allah juga memberikan batasan gerak dengan memperingatkan manusia; hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia, tetapi Allah juga memberikan wewenang dan kebebasan kepada manusia sebagai umat-Nya.

          Sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling mulia, manusia adalah makhluk bertanggung jawab yang diciptakan pada hari terakhir dan dalam kapasitas `imago Dei’ (gambar Allah). Jadi, manusia sebagai peserta didik atau murid bertanggung jawab atas hal yang ia lakukan. Dalam Perjanjian Lama, Allah bukan hanya sebagai Guru yang mendidik dan melindungi, melainkan juga menyelamatkan. Kitab Keluaran 15 merupakan pasal pertama yang mengungkapkan tindakan penyelamatan Allah dalam sejarah umat Iarael.

          Seluruh Taurat ditulia sebagai pendidikan dasar yang diperlukan umat Allah. Dalam Kitab Ulangan, seluruh pendidikan yang diaampaikan Allah ke­pada Musa diulangi secara singkat, dan menyampaikan kembali kepada umat Iarael sebelum mereka masuk Tanah Kanaan.

  1. Para Nabi Sebagai Pengajar

          Menurut Yudas 1:14, daftar para nabi dimulai dari Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, yang mengumumkan peringatan mengenai hukuman yang akan datang, mungkin periatiwa air bah. Nubuat ini mungkin digenapi hingga pada hari penghukuman terakhir bila Tuhan kita Yesus Kriatus kembali untuk menghukum segala bangsa.

          Selain itu, dengan jelas Musa ditunjuk sebagai nabi (Ul. 18:17, 18). Atas perintah Allah, ia telah menulia Taurat bagi orang Iarael. Dalam tuliaannya terdapat sejumlah nubuat yang hidup mengenai masa depan.

          Begitu juga dengan Samuel, hamba Allah yang kuat pada masa hakim- ­hakim. la menjadi “pelihat” (1 Sam. 9:9) sekitar tahun 1000 SM. Samuel memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah sehingga ia dapat menangkap maksud ilahi bagi bangsa Iarael. Samuel juga dianggap sebagai nabi. Pada zaman Samuel, sejumlah nabi menjadi besar dan Samuel diakui sebagai pemimpinnya (1 Sam. 10:5-11; 19:2-14). Sebelum zaman keraj aan, seorang nabi biasanya mempunyai jabatan sebagai pemimpin (Musa) atau hakim (Samuel). Kegiatan utama mereka berhubungan dengan kepemimpinan, tetapi pada awal masa kerajaan, nabi tidak langsung menjadi pemimpin kerajaan, tetapi sebagai “suara Allah”.

          Pada awal abad 9 SM, Elia dan Eliaa menjadi nabi dan pemimpin besar di Kerajaan Iarael (utara), yang pada masa pergolakan penyembahan berhala dan pergantian keluarga raja, Iarael terpecah menjadi dua kerajaan (Iarael di bagian utara dan Yehuda di bagian selatan).

  1. Pandangan Alkitab terhadap Peserta Didik

          Abraham, Iahak, Yakub, dan Musa adalah peserta didik Allah. Peserta didik yang lebih umum di sini adalah umat Iarael. Mereka adalah umat pilihan Tuhan, umat kesayangan Tuhan. Allah memiliki rencana bagi umat-Nya, sejak Abraham­nenek moyang mereka-dipanggil untuk menjadi bangsa yang besar, masyhur, keturunannya akan sangat banyak, serta menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Kej. 12:1-3). Dengan demikian, umat harus tact dan setia kepada Allah. Umat Iarael yang taat akan diberkati, sedangkan ketidaktaatan umat Iarael akan membawa mereka kepada kutuk atau penghukuman.

          Dalam aktivitas belajar, peserta didik hendaknya mendapat kesempatan untuk memahami diri, mengemukakan iai hati dan pikirannya, serta mendengarkan pengalaman orang lain. Selain itu, peserta didik juga harus memohon agar Roh Tuhan memenuhi serta memimpin hati dan pikirannya.

  1. Pandangan Terhadap Materi

          Materi atau iai pengajaran yang berupa perintah Allah diaampaikan kepada umat Iarael melalui para pemimpin. Dalam perjanjian lama, materi atau iai pengajaran bersifat praktia dan belum siatematia, materi atau kurikulumnya belum tertata. Kurikulum adalah seperangkat program pendidikan yang beriai materi pendidikan yang diaampaikan pendidik kepada peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga anak didik akan memahami pengetahuan tertentu.

          Inti pendidikan bangsa Iarael adalah “Taurat” sebagai dasar pertumbuhan iman umat. Taurat diajarkan kepada seluruh anggota keluarga, termasuk iatri, anak, cucu dan orang yang ada dalam keluarga tersebut. Materi inti pengajaran bukan bersumber dari manusia, melainkan dari Allah, yang memberikan 10 hukum Allah (Kel.20:1-17). Inti iai hukum Tuhan mengatur kehidupanumat Iarael, baik tentang hubungan umat Iarael dengan Allah (Hubungan vertikal maupun hubungan antar sesama umat Iarael (hubungan horizontal).

          Pengajaran Taurat Tuhan selanjutnya diwujud nyatakan dalam kehidupan sehari – hari dalam hubungan antar sesama umat Iarael, umat Iarael dengan para pemimpin mereka, serta umat Iarael dengan Tuhan dalam ibadah, penyembahan,dan persembahan kurban – kurban. Oleh karena ketidaktaatan umat Iarael aturan dan ketetapan itu mengatur segala bentuk ibadah dan persembahan. Hal ini sangat jelas dikatakan dalam Ulangan 6:1-4 “inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, kemana kamu pergi untuk mendudukinya.”

  1. Pandangan Alkitab Terhadap Tujuan Pendidikan

          Tujuan pendidikan yang penting menjadi tanggung jawab pendidikan orang Ibrani di dalam rumah. Allah memanggil umat-Nya. Ada panggilan dari Allah kepada umat-Nya untuk menjalankan viai Allah (Kek.12 : 1 – 2) viai Allah merupakan dasar pendidikan yang perlu dijalankan dari rumah orang Ibrani dalam rangka menyelamatkan bangsa – bangsa di dunia melalui keteladanan hidup orang Ibrani (Kej. 12). Dalam menjalankan viai Allah, ada penyertaan Allah atas para pendidik dan peserta didik (Kej. 12: 1 – 2 ). Pendidik harus dapat menjadi saluran bagi bangsa – bangsa lain selama mengerjakan hukum – hukum (Kej.13:3). Ulangan 6: 4 – 7 memberikan penjelasan bahwa tujuan pendidikan bagi umat Iarael adalah agar mereka memiliki rasa takut akan Tuhan, tetp memegang ketetapan dan peraturan supaya keadaan mereka tetap baik, dan keturunan mereka menjadi sangat banyak.

          Dalam kehidupan Musa, Abraham, dan Yakub, kediaplinan merupakan keberhasilan dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan pendidik maupun peserta didik (Kel. 35). Proses pendidikan mengutamakan kekudusan Tuhan dimana pendidik dan peserta didik harus kudus (Kej. 1:4 2:2:Kel 35:1 – 3). Proses pendidikan tidak dibatasi ruang dan waktu tertentu, tetapi dilakukaan sepanjang hidup pendidik dan peserta didik.

  1. Pandangan Alkitab terhadap Metode dan Pendekatan Pengajaran

Teknik-teknik pendidikan dalam Kitab Pentateukh adalah sebagai berikut:

  1. Teknik “panggilan”, di mana Tuhan memulai proses pendidikan dengan panggilan-Nya dan manusia merespons panggilan ter­sebut.
  2. Teknik pembentukan karakter (afektif), yang dimulai dengan sikap percaya dan taat pada panggilan Tuhan.
  3. Teknik “komunikasi”, di mana pendidik (nabi) sebagai “pe­nyambung lidah” Allah dalam menyampaikan pesan-pesan Allah kepada anak didik.
  4. Teknik “perubahan sikap hidup”, di mana Allah memiaahkan (memurnikan) umat pilihan-Nya yang percaya dan taat kepada­Nya dalam proses pendidikan sehingga mereka dapat menjadi teladan hidup bagi bangsa-bangsa lain.
  5. Teknik “proses belajar mengajar”, yang dilakukan dari generasi ke generasi sepanjang hidup manusia.
  6. Teknik “ruang”, di mana tempat dan sarana pendidikan tidak hanya dilakukan di dalam rumah, tetapi juga di mana saja orang Ibrani berada.

        Proses perkembangan pendidikan dalam Pentateukh mempunyai ciri-ciri yang sama dan berkesinambungan, yaitu:

  1. Visi yang dikerjakan umat-Nya berasal dari Allah
  2. Tujuan pendidikan diaesuaikan dengan viai Allah
  3. Allah merencanakan proses pendidikan yang memanggil dan memilih seseorang untuk menjadi pendidik
  4. Taurat sebagai materi pelajaran
  5. Proses belajar-mengajar dilakukan seumur hidup, baik oleh orang dewasa, pemuda, maupun anak-anak
  6. Proses pendidikan akan berhasil bila pendidik atau peserta, didik taat kepada Taurat Tuhan dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

Daftar Pustaka

Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2021

Diktat materi kuliah, Pendidikan Agama Kristen, STT Lets Bekasi, 2021

https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/. Diakses 15 Nopemeber 2021 pukul 18:00 wib

https://www.liputan6.com/news/read/4650866/sekolah-penggerak-angkatan-ke-2-dibuka-kemendikbudristek-ajak-sekolah-segera-daftar. Di akses 15 Nopember 2021, pukul 18:30 wib

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!