ANOINTED FOR BUSINESS PRINCIPLES
Di tulis oleh: Ir. Nelson Martogi Panjaitan M.Th
Mahasiswa Pasca Sarjana STT LETS – Institut Kristen Borneo
Program Doktor Teologi
Pendahuluan
Sampai hari ini pendapat terkait pekerjaan dan ibadah masih tetap merupakan dikotomi yang sudah tertanam sejak lama. Pendapat yang mengatakan bahwa bekerja untuk mendapatkan keuntungan materi dan beribadah kepada Tuhan adalah dua bagian dunia yang terpisah. Pandangan ini merupakan pandangan yang salah. Para pendiri gereja mula-mula sebagian besar adalah tokoh dan orang-orang bisnis yang berhasil di dunia usaha (marketplace). Mereka yang menulis Kitab Perjanjian Baru adalah para profesional di bidangnya masing-masing misalnya: Lukas, seorang dokter ; Matius, seorang mantan pemungut cukai ; Markus, seorang manajer dari perusahaan keluarga ; dan Yohanes, seorang supplier makanan ; begitu juga dengan Paulus bersama dengan Priskila serta Akwila adalah pembuat kemah. Belum lagi beberapa tokoh lain yang namanya tertulis di kitab tersebut seperti Lidia seorang penjual kain ungu; dan Dorkas seorang perancang pakaian.
Menyadari bahwa “dinding” pemisah antara pengejaran komersial melalui pekerjaan dan pelayanan kepada Tuhan, masih tetap menjadi suatu faktor penghambat dalam memperluas kerajaan-Nya, maka Ed Silvoso melalui buku tulisannya yang berjudul “Anointed for Business” mengajak semua orang Kristen di dalam dunia bisnis untuk meruntuhkan tembok pemisah itu dan membangun pondasi untuk kebangkitan rohani di marketplace yang tak ada bandingannya. Menurut Ed Silvoso, hanya setelah runtuhnya tembok pemisah itu barulah kita dapat memperluas kerajaan Tuhan ke seluruh penjuru dunia lebih cepat dari masa-masa sebelumnya.
PRINSIP-PRINSIP DIURAPI UNTUK BISNIS
Dari buku “Anointed fo Business” karya Ed Silvoso ini ada banyak prinsip yang bisa dipelajari sehingga orang-orang Kristen bisa bersama-sama meruntuhkan tembok pemisah dan memiliki wawasan yang lebih luas sehingga dengan demikian akan terjalin sinergitas yang kuat, baik mereka yang melayani sepenuh waktu (fulltimer) di gereja maupun yang bekerja di marketplace sesuai profesinya masing-masing. Berikut ini beberapa prinsip yang menarik yang saya dapatkan dari buku tersebut.
- Yesus memulai entitas baru pelayanannya bukan merekrut dari kalangan religius melainkan orang-orang di marketplace.
Transformasi kota dan bangsa hanya bisa terjadi dengan cara menghancurkan kerajaan si jahat dan manifestasi-manifestasinya yang menghancurkan kehidupan orang-orang yang miskin, tertawan, tertindas dan buta. Kerajaan iblis bukanlah hal yang abstrak, melainkan suatu tempat yang dibangun iblis degan kokoh di dalam masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan kehidupan setiap hari (Efesus 2:1-3; 6:11-12). Untuk menghancurkan sistem yang jahat ini, Yesus membongkar dan mengganti struktur masyarakat di seluruh dunia. Itulah sebabnya Yesus memulai pelayanan-Nya di luar sinagoga dan kemudian merekrut orang-orang di marketplace sebagai murid-murid yang kemudian menjadi rasul-rasul untuk melanjutkan gerakan transformasi ini ke seluruh dunia. Sistem Kerajaan Allah harus menandingi bahkan menggantikan sistem kerajaan iblis yang berpijak kuat di luar gereja. Menjangkau orang-orang di luar gereja adalah suatu hal yang sangat penting karena marketplace adalah ladang penginjilan terbesar, denyut nadi kehidupan kehidupan ada di kota-kota, di tempat-tempat kerja dan bisnis. Orang-orang di marketplace ini bisa menjadi pemimpin-pemimpin gereja yang efektif di masa depan. Paulus sendiri dapat begitu efektif dalam memilih para penatua untuk jemaat-jemaat yang bermunculan di kota-kota, hal ini terjadi karena “orang-orang baru” ini datang kepada Kristus melalui “perjumpaan penuh kuasa” yang pada gilirannya mereka tampil menjadi penatua-penatua yang terbiasa bekerja, bukan yang hanya diam di rumah dan berdoa saja.
- Tuhan memanggil beberapa orang untuk melayani di dalam gereja, dan ada yang dipanggil untuk melayani di dalam dunia usaha.
Para pendeta dan hamba-hamba Tuhan (fulltimer) adalah orang-orang modern yang melakukan peran yang sama dengan para imam Perjanjian Lama yang melayani di Bait Allah. Mereka memainkan suatu peran penting di dalam kepemimpinan rohani, yang melalui teladan dan pengajaran-pengajaran yang alkitabiah mereka memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan. Namun, selain para pemimpin gereja ini, ada juga orang-orang lain yang diurapi Tuhan untuk melayani di dunia usaha. Mereka ini sama seperti raja-raja, para pejabat dan pegawai yang sebaya dengan para imam Perjanjian Lama. Panggilan untuk melayani di dalam dunia usaha dan panggilan melayani di gereja, keduanya sah dan saling tergantung satu sama lain, karena di dalamnya ada hamba-hamba Tuhan yang meresponi panggilan Ilahi yang sama.
- Memisahkan antara hal-hal rohani dan hal-hal materi merupakan suatu ketidakadilan.
Dikotomi antara rohani dan hal materi memang sampai hari ini masih terjadi di kalangan orang Kristen yang menganggap perkara pelayanan di gereja lebih penting daripada pekerjaan di marketplace karena berkaitan dengan keuntungan materi. Ketika Daud mendengar Goliat mengolok-olok pasukan tentara Tuhan yang hidup, dia sungguh-sungguh percaya bahwa dia akan mampu mngalahkan dan memenggal kepala Goliat karena Tuhan ada di pihaknya (1 Samuel 17:40-58). Umumnya ketika orang Kristen membaca kisah perkelahian Daud dan Goliat ini, mereka hanya sampai pada pengertian rohani betapa Daud memiliki semangat dan keberanian yang didorong oleh iman yang luar biasa. Jarang sekali orang Kristen memperhatikan bahwa Daud juga mempertanyakan apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan Goliat. Daud menanyakan upah atau ganjaran apabila ia mengalahkan Goliat, bahkan hal ini ditanyakannya beberapa kali kepada para prajurit Israel ( 1 Samuel 17: 25,30), tetapi kakak Daud yang bernama Eliab justru memandang keberanian Daud sebagai sebuah kejahatan hati, buak sesuatu yang murni hanya karena Daud menanyakan upah (1 Samuel 17:28). Berapa banyak di antara kita orang-orang Kristen yang langsung menganggap tidak rohani ketika membahas hal yang terakit dengan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan? Daud tidak melihat konflik antara suatu tugas rohani dan keinginan mendapatkan upah, baginya itu sama rohaninya. Hal materi (menanyakan upah) bukanlah berkonotasi jahat bagi Daud. Ia melihat bahwa Tuhan sangat tertarik terhadap segala hal yang dilakukannya, apakah ia sedang menjaga kawanan domba gembalaannya, mengantarkan makanan kepada para pasukan, atau melawan raksasa yang jahat Pekerjaannya adalah pelayanannya dan pelayanannya adalah pekerjaannya. Memisahkan keduanya adalah ketidakadilan.
- Motivasi untuk mendapatkan keuntungan bukanlah suatu hal jahat.
Dari kisah perkelahian Daud dan Goliat kita juga bisa melihat bahwa motivasi mendapatkan keuntungan bukanlah suatu perbuatan jahat. Daud pastilah telah menunjukkan keyakinan bahwa Goliat dapat dikalahkan, ia menjadikan langkah awal mendapatkan upah itu sebagai jalan masuk untuk melakukan langkah yang lebih besar : memasyhurkan TUHAN bangsa Israel. Motivasi mengejar keuntungan adalah suatu hal yang rohani sepanjang itu dipergunakan untuk memuliakan nama TUHAN.
Motivasi untuk mendapatkan keuntungan bagi seorang pengusaha adalah sama seperti dorongan untuk menang bagi seorang atlet. Tidak ada atlet yang memasuki pertandingan untuk kalah, demikian juga halnya tidak ada seorang pengusaha yang ingin usahanya rugi. Mereka selalu berharap untuk menang. Ketetapan hati seperti itulah yang memungkinkan mereka mampu mengatasi rintangan yang berat. Motivasi untuk mendapatkan keuntungan dibutuhkan seorang pengusaha untuk menangani tantangan yang serupa di dalam dunia usaha. Itu bukan sesuatu yang jahat. Tuhan Yesus sendiri memberi beberapa perumpamaan tentang Kerajaan Allah yang berkaitan dengan pentingnya upah, misalnya perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30 ; Lukas 19:11-27).
- Bekerja adalah upaya memberi diri untuk menolong orang miskin
‘Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: ‘Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.”(KPR 20:35). Ada 2 hal yang saling terkait ditekankan pada ayat ini, yang pertama adalah bekerja sedangkan yang kedua adalah membantu orang-orang lemah. Orang-orang Kristen haruslah memahami bahwa bekerja adalah suatu perintah TUHAN yang sudah diamanatkan sejak manusia pertama kali diciptakan (Kejadian 1:28 ; Kejadian 2:15). Bekerja bukanlah sekedar untuk mendapatkan hasil-hasil yang dipergunakan untuk keperluan diri sendiri melainkan kebaikan bagi bumi dan segala isinya, semuanya harus dirawat dan tidak boleh ada ketimpangan. Pada kitab KPR 20:35, Paulus mengatakan bahwa dengan bekerja kita harus membantu orang-orang lemah. Alasan rasul Paulus mengatakan hal ini karena Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima”, bahkan prinsip ini penting dan harus diingat oleh setiap orang percaya. Sepanjang pelayanan-Nya Yesus memang fokus melayani orang-orang yang lemah. Pada awal mula pelayanan-Nya, Yesus diberikan kitab nabi Yesaya yang berbunyi : “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,….pembebasan kepada orang-orang tawanan, ….penglihatan bagi orang-orang buta,…membebaskan orang-orang yang tertindas…” (Lukas 4:18-19). Setelah membaca nats kitab Yesaya tersebut Yesus mengatakan “Pada hari ini genaplah nats ini sewaktu kamu mendengarnya”, yang menunjukkan bahwa fokus pelayanan-Nya adalah menolong orang-orang yang lemah. Dengan demikian pekerjaan yang kita lakukan haruslah untuk menolong orang lemah supaya mereka kuat sehingga bumi dan segala isinya benar-benar dirawat.
- Berdamailah dengan Pekerjaan Anda dengan menerimanya sebagai Titik awal Tuhan bagi Anda.
Jika anda memiliki suatu pekerjaan, itu berarti anda telah berada di suatu tempat di dalam dunia usaha (marketplace). Tidak masalah betapa pekerjaan itu tidak anda inginkan, yang penting anda sudah berada di dalam sistem, dimana Tuhan memiliki tujuan untuk anda laksanakan disana. Berada di dalam sistem adalah langkah awal untuk melakukan transformasi sistem, Tuhan akan melakukannya bersama-sama anda. Bersyukurlah senantiasa, jangan biarkan aroma dosa yang ada di sekeliling tempat kerja anda, sebaliknya tebarkanlah aroma yang harum dari kasih karunia Tuhan. Ketika anda berdamai dengan pekerjaan, anda menetralisir elemen-elemen jahat yang ada di tempat kerja anda. Ketika anda merangkul pekerjaan anda, anda menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan anda yang membuat berkat-berkat Tuhan mengalir kepada pekerjaan anda. Yusuf, Daniel, dan Ester harus berdamai dan menerima situasi-situasi yang bukan menjadi pilihan mereka, namun mereka melakukannya karena mereka percaya Tuhan dapat menyatakan tujuan-tujuanNya bagi mereka. Tuhan mungkin pada akhirnya akan menuntun anda kepada pekerjaan lain tetapi sampai waktu itu tiba, anda harus totalitas kepada pekerjaan tersebut. Tuhan memiliki suatu tujuan akhir yang lebih mulia dan lebih baik daripada keadaan Yusuf, Daniel, dan Ester saat itu.
- Bawalah Kerajaan Allah ke Tempat Pekerjaan Anda
Setelah berdamai dengan pekerjaan, memeluknya dan totalitas dalam pekerjaan, bawalah kuasa Tuhan ke tempat-tempat atau situasi-situasi yang membutuhkan mukjizat. Hal ini akan mendatangkan Kerajaan Allah disana. Ketika Kerajaan Allah sudah berada di suatu tempat, maka ia akan diperluas. Kerajaan Allah selalu ekspansif, tidak pernah regresif. Anda adalah terang dunia, sekecil apapun itu terang pasti dapat menyingkirkan kegelapan. Yusuf dan Daniel serta Sadrakh, Mesakh dan Abetnego hanyalah lilin kecil di zamannya, tetapi ketika terang itu terus mendapat cahaya dari Sumber Cahaya, maka dampaknya akan semakin luas. Yusuf dan Daniel serta rekan-rekannya adalah orang-orang yang terang yang bercahaya oleh Roh Allah. Firaun sendiri berkata kepada para pegawai kerajaannya tentang Yusuf: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” (Kejadian 41:38). Kemudian setelah itu, Firaun melantik Yusuf menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir (Kejadian 41:41) sehingga terjadilah transformasi di Mesir oleh kehadiran Yusuf disana.
- Iblis takut terhadap orang-orang Kristen di dunia usaha (marketplace)
Di seluruh Alkitab kita melihat bagaimana orang-orang di dalam dunia usaha, yang beroperasi di bawah kuasa Tuhan, menimbulkan kerusakan serius pada kerajaan iblis. Yusuf, Musa, Ayub, Gideon, Daud, Daniel, Ester, Petrus, Paulus, Barnabas dan banyak lagi yang lainnya membuat kacau rencana-rencana si jahat. Itulah sebabnya mengapa masa kini iblis takut orang-orang Kristen akan menggenapi tujuan akhir ilahi mereka di dalam dunia usaha dan membawa kerajaan Tuhan ke dalamnya. Orang-orang Kristen di dunia usaha kemungkinan besar memiliki pandangan yang lebih menyeluruh dan terintegrasi mengenai masyarakat jika dibandingkan dengan yang dimiliki oleh hamba-hamba Tuhan tradisional. Bagi orang-orang marketplace, teologia merupakan sesuatu hal yang perlu mempengaruhi setiap komponen sosial dalam suatu cara yang praktis dan nyata. Sementara para pendeta tradisional, oleh pelatihan profesional yang mereka dapatkan, cenderung melihat masyarakat melalui suatu kerangka teologis vertikal yang kurang berhubungan dengan dimensi horisontal dari situasi-situasi yang ada setiap hari. Para pendeta ini biasanya memiliki pengertian yang jelas mengenai kemana tujuan dari suatu masyarakat, tetapi kurang memiliki pengertian yang tepat mengenai bagaimana mencapainya. Itulah sebabnya jarang sekali aksi-aksi sosial, perjuangan hak-hak sipil, hak-hak politik, dan keadilan dunia usaha yang digerakkan oleh para pendeta trasisional. Iblis khawatir ketika melihat orang-orang Kristen marketplace bergerak memperjuangkan kebenaran dan keadilan sosial, kesejahteraan masyarakat, transparansi informasi, dan lain sebagainya. Iblis berusaha menggagalkan kerajaan Allah ditegakkan di dunia usaha, untuk itu iblis menanamkan pemikiran “orang-orang Kristen yang digerakkan untuk mencari keuntungan adalah perbuatan dosa” sehingga banyak orang Kristen memiliki keraguan untuk memasuki dunia usaha. Iblis sangat ketakutan ketika orang-orang Kristen di marketplace menegakkan kerajaan Allah di tempat kerja dan bisnis mereka. Apa yang membuat sebuah kota sejahtera? Orang-orang Kristen dalam dunia usaha yang memahami mereka bekeraja bagi perluasan Kerajaan Tuhan di bumi.
- Gereja adalah Terang dunia, anggota-anggotanya adalah garam dunia, tetapi dunia usaha adalah jantung kota. Untuk menaklukkan sebuah kota, kuasailah pasarnya.
Sebagaimana penampilan fisik mengidentifikasi seseorang, demikian juga lambang dari sebuah kota mendefinisikan kota itu. Lambang kota zaman sekarang kebanyakan bukanlah menara-menara gereja, tetapi gedung-gedung yang ditempati oleh perusahaan-perusahaan yang memberikan nafas kehidupan ke dalam urat nadi bisnis. Disitulah Kerajaan Allah perlu ditegakkan. Agar sebuah kota dapat diperbaharui, diperlukan perubahan menyeluruh di dalam dunia usaha, dan para pengusaha Kristen harus memainkan peran kunci untuk menguasai pasar.
- Diurapi untuk Bisnis berarti menerima kekuatan Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya di dunia usaha sehingga kerajaan Tuhan akan terlaksana di bumi.
Ketika Samuel mengurapi Daud untuk menjadi raja, hanya sedikit orang yang mengetahui hal itu. Namun demikian Daud meyakini di dalam hatinya bahwa ia ditetapkan untuk menjadi raja walaupun keadaan di sekelilingnya sama sekali tidak mendukung hal itu. Yusuf mendapatkan mimpi dari Tuhan bahwa dia akan diangkat tinggi dimana saudara-saudara bahkan ayah ibunya akan sujud di hadapannya sebagai penguasa (Kejadian 37:5-10), disini pun Yusuf tidak ada tanda-tanda yang mendukung. Demikian halnya ketika anda telah mendedikasikan kembali diri anda kepada Tuhan dan merangkul tujuan akhir hidup anda dalam dunia usaha, maka mulailah berjalan di dalam pengurapan Tuhan. Banyak orang-orang yang dipanggil untuk masuk ke dalam pelayanan dunia usaha menemukan diri mereka berada di suatu tempat yang tidak menarik, namun jika tetap percaya kepada pengurapan Tuhan maka rencana Tuhan pasti terlaksana.
Daftar Pustaka
Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2017
Ed Silvoso, Diurapi untuk dunia bisnis.