PEMBAPAAN DALAM KEPEMIMPINAN
Oleh: Raymond Poltak M.Th-Dosen STT LETS
Kepemimpinan merupakan istilah yang begitu banyak dibicarakan di dalam berbagai kelompok masyarakat termasuk juga di dalam kegerejaan. Kepemimpinan akan sangat menentukan ke arah mana kelompok tertentu akan melangkah, program apa yang harus dibuat, model struktur organisasi seperti apa yang akan dibangun, karena itu jika salah mengartikan kepemimpinan maka tersesatlah seluruh orang yang ada dalam kelompok tersebut. Hari-hari ini kekristenan pun mengalami suatu keadaan dimana kepemimpinan sangat dibutuhkan, karena keadaan bangsa kita yang tidak menentu, tantangan pihak luar yang sangat besar, krisis yang berkepanjangan.
Di dalam kepemimpinan kristen hari-hari ini, disadari bahwa ada beberapa hal yang sangat penting untuk dikaji ulang, agar apa yang dihasilkan oleh gereja adalah sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan dan menggenapi rencana-Nya terhadap pemimpin rohani atau bapa rohani. Gereja terlalu berlebihan dalam mengartikan pemimpin dalam hal otoritas atau kekuasaan, sehingga tanpa disadari ada yang menjadi “superior” yaitu yang disebut pemimpin dan “inferior” yaitu yang dipimpin.
Spirit ini akan menyebabkan dominasi dari atas ke bawah untuk mengontrol semua yang ada di bawahnya, sehingga memunculkan mentalitas “boss” yang merasa yang paling benar dan dilegitimasi dengan ayat-ayat tertentu di Alkitab. Orang-orang yang ada di bawah kepemimpinan akan menjadi orang yang terintimidasi, merasa tidak mampu, kurang layak, tidak berdaya, sehingga potensi atau karunia yang dimiliki mejadi mati. Mereka akan punya mental APES ( Asal penatua senang atau asal pendeta senang)
Firman Tuhan mengatakan bahwa pemimpin hanya satu yaitu Yesus Kristus, sesuai dengan Matius 23 :10, “ Jangan pula kamu disebut pemimpin karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Mesias “ artinya bahwa setiap orang yang punya peranan sebagai pemimpin harus menyadari bahwa itu adalah fungsi yang Yesus percayakan dan bukan posisi yang harus dipertahankan.
Pengertian gereja sebagai tubuh Kristus, menggambarkan bahwa setiap pribadi dalam Kristus memiliki harkat yang sama atau “EQUAL”, hanya berbeda fungsinya, sesuai dengan I Korintus 12:27, “ Kamu semua adalah Tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya “ jadi pengertian kepemimpinan yang benar adalah segala usaha yang dilakukan sebagai wujud ketaatan sepenuhnya kepada Kristus dan juga memiliki hati Kristus.
Di dalam tanggung jawab sebagai pemimpin bagi yang dipimpinnya maka harus dimiliki kualitas pembapaan, dimana semua yang dilakukan adalah untuk memberdayakan seluruh potensi atau karunia yang dimiliki oleh orang-orang yang di bawahnya, tanpa takut disaingi atau dilebihi. Jika pemimpin punya perhatian untuk memberdayakan, maka akan muncul pemimpin-pemimpin baru yang lebih luar biasa dibandingkan dengan dirinya. Ketika satu generasi berhenti, maka akan muncul generasi baru yang akan melanjutkan dan proses suksesi kepemimpin akan berjalan dengan mulus dan positif. Kesuskesan yang sempit dengan apa yang hanya dia miliki sendiri dan kurang memberi perhatian untuk membapai atau memuridkan orang-orang yang dipimpinnya akan berhenti hanya ketika pemimpinnya hidup, juga akan menghambat potensi orang-orang yang akan dipimpinnya. Kepekaan untuk memberikan tongka estafet kepemimpinan kepada yang lebih muda, mendelegasikan otoritas yang semakin besar kepada orang yang dipimpinnya justru akan membawa pemimpin itu masuk ke dalam potensi yang lebih besar. Pemimpin yang sukses adalah ketika dia sebelum mengakhiri hidupnya menjadi bapa bagi orang yang dipimpinnya. Karena dari hidupnya dilahirkan pemimpin-pemimpin baru yang siap meneruskan pelayanan tersebut bahkan mengerjakannya dengan lebih baik dan lebih besar. Alkitab menjelaskan janji Tuhan untuk hal ini,
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; (Yohanes 14:12 TB)
Mengapa pemimpin perlu menjadi Bapa ?
Pentingnya menjadi Bapak :
- Menjadi Bapa adalah panggilan tertinggi.
Dalam Yohanes 14 : 6-7, Yesus membawa kita mencapai tujuan yang terutama, yaitu mengenal Bapa. Pengenalan Tuhan sebagai Bapa membawa setiap umat Tuhan masuk kedalam kekayaan karunia yang luar biasa
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” (Yohanes 14:6-7 TB)
- Gereja harus mempunyai Bapak
Karena gereja adalah keluarga Allah maka didalam kepemimpinan harus ada seorang bapa.
Otoritas Tuhan diberikan ketika ada bapa didalam jemaat Tuhan
Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu. (1 Korintus 4:15 TB
- Pembapaan adalah kunci kebangunan rohani.
Dalam Maleakhi 4 : 5-6 , dituliskan bahwa bumi akan hancur karana tidak ada pembapaan.
Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah. (Maleakhi 4:5-6 TB)
Di dalam pembapaan ada beberapa tanggung jawab yang dimiliki, yaitu :
- Bertumbuh secara rohani. Seorang Bapa harus terus bertumbuh dan membawa semua yang dipimpinnya juga terus bertumbuh. Tidak ada staus quo bagi seorang bapa
- Anugerah yang menggali dan mengembangkan karunia yang Allah berikan baik untuk dirinya juga untuk semua yang dipimpinnya. Kerinduannya adalah membawa setiap pribadi mencapai puncak potensinya
- Pondasi kehidupan yang kokoh, Dasar kehidupan dan iman merupakan fokus utama bagi seorang bapa, sehingga semua yang dipimpinnya berdiri teguh, kokoh dan tidak mudah diombang-ambingkan pengajaran sesat, tidak mudah putus asa ketika menghadapi tantangan. Mereka rohnya senatiasa menyala-nyala didalam melayani Tuhan
- Arah atau panggilan, didalam semua yang dikerjakan fokusnya adalah kepada visi personal, lokal dan global. Semua yang dipimpinnya dipimpinnya dilatih, dilengkapi diberi sarana untuk hidup dalam visi dan panggilan Tuhan
- Karakter untuk menjadi serupa dengan Yesus menjadi penekanan utama bagi dirinya dan yang dipimpinnya. Hidup didalam kebenaran Firman Tuhan merupakan keharusan bagi setiap yang dipimpinnya
Daftar Pustaka
Alkitab, Lembaga Alktab Indonesia, Jakarta, 2017