DIPANGGIL UNTUK DIPERLENGKAPI

398 views

DIPANGGIL UNTUK DIPERLENGKAPI

Keluaran 4:18-31

Dr.Roster Simanullang, M.Th

 

PENDAHULUAN

Kitab Keluaran membahas kisah Keluarnya bangsa Israel dari Perbudakan di Mesir, melalui proses yang Panjang, ketika Raja Firaun berusaha menindas mereka dengan keji. Tuhan bertindak untuk melepaskan mereka, melalui Musa yang telah dipersiapkan sebagai Pemimpin atas bangsa itu. Pembebasan bangsa Israel dari Mesir bukan hanya sekedar membebaskan dari perbudakan fisik dan mental saja, tetapi Tuhan Membawa bangsa Israel keluar dari Mesir agar Dia dapat membawa mereka, sebagai bangsa pilihan yang telah dipersiapkan oleh-Nya ke negeri yang di janjikan yaitu Tanah Kanaan.

POKOK BAHASAN

Panggilan dan penugasan Allah kepada Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir penuh dengan kisah menarik dan menakjubkan. Sebagai pemimpin yang telah dipilih oleh Allah melaksanakan misinya ke Mesir serta menghadapi Raja Firaun yang keras dan kejam, Musa penuh dengan ketakutan, bayang-bayang masa lalu, dalam peristiwa ketika Ia memukul mati orang Mesir yang sedang bertikai dengan orang Ibrani akibatnya ia harus lari menyelamatkan diri. Peristiwa itu sudah berlalu 40 tahun silam, namun bayang-bayang ketakutan itu tetap saja menghantuinya. Dalam pelariannya Tuhan menyuruh Dia untuk kembali ke Mesir. Pada Pasal 4 dijelaskan bagaimana pergumulan iman Musa terhadap panggilan Tuhan di dalam hidupnya untuk melaksanakan amanat Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Bayang-bayang ketakutannya membuat ia berusaha menolak panggilan itu, dengan berbagai alasan-alasan:

 

Pertama Pasal 3:11; tetapi Musa berkata kepada Tuhan; Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?  

Alasan ini di patahkan oleh Tuhan di pasa l 3:12; bukankah Aku yang menyertai engkau? Artinya bahwa Tuhan mau katakan kepada Musa Ketika engkau melihat dirimu Musa sebagai standar kekuatan/mengandalkan kemampuanmu untuk menjalankan tugas panggilan Allah yang akan di emban, maka engkau tidak akan melakukan karya yang besar bersama Tuhan.

Alasan Musa ini adalah karena ketakutan ia menempatkan diri berpusat pada diri sendiri, ketika ada panggilan maka yang pertama muncul dalam pikirannya adalah “siapakah aku ini?”, tentu lewat persfektif manusia hal ini bisa dimaklumi, mungkin pengalaman trauma 40 tahun silam ketika ia mendamaikan dua orang yang bertikai dan memukul orang Mesir hingga mati, sehingga kalau ia kembali ke Mesir pastilah dia akan mendapat pembalasan. Ketika seorang hanya perpusat pada diri sendiri maka ia akan minder, melihat apa yang tidak ia miliki. Tuhan justru ingin berkata kepada Musa jangan pandang dirimu, pandanglah Aku, Tuhan yang akan menyertaimu dan memberi tanda-tanda ajaib.

Kedua; Pasal 4:1; bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengar perkataanku, melainkan berkata Tuhan tidak menampakkan diri kepadamu? Jawaban Tuhan, Pasal 4:2 Apakah yang ditanganmu itu? Jawab Musa “Tongkat” Firman Tuhan;lemparkanlah itu ke tanah “ Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.  Kejadian ini sebagai tanda Kuasa Tuhan yang akan menyertai Musa. sehingga tidak perlu takut; pada pasal 3:13” Tuhan menjawab; bahwa yang menjadi pemberi mandat kepadanya adalah Tuhan, yang hidup dan kekal, yang ada di awal sampai tak berkesudahan. Ketakutannya menjadi bayang bayang terbesar dalam hidupnya, Tuhan menyuruh Musa menggunakan tongkat dan tangannya, dan melakukan mujizat. Makna penting dari bagian ini adalah bahwa Tuhan bisa menggunakan apapun yang kita miliki untuk kepentinganNya.

Ketiga; Pasal 4:10; Musa berkata; aku tidak pandai bicara, sebab aku berat mulut dan berat lidah, jawaban Tuhan untuk Musa terdapat pada Pasal 4:11; siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta?; bukankah Aku yakni Tuhan ? jawaban Tuhan memberikan pengertian kepada Musa bahwa hidup manusia berada dibawah kedaulatan dan Kuasa Tuhan sehingga seharusnya tidak ada lagi alasan bagi Musa untuk bersandar pada kemampuan diri, meragukan karya Tuhan, serta menolak panggilan Tuhan dalam menjalankan kehendak-Nya. Setelah tiga alasan ini di jawab oleh Tuhan barulah Musa berangkat menjalankan panggilannya, sebab kehendak Tuhan bersifat mutlak dan kekal.

 

Alasan Musa bahwa ia tidak pandai bicara; tidak mampu bernegoisasi, atau mediator yang baik, bertolak dari paradigma yang salah, mengandalkan kemampuan pribadi,serta berfokus pada diri sendiri. Pemikiran yang berpusat pada diri sendiri itulah membuat Musa dibelenggu oleh bayang-bayang kegagalan dan ketidak mampuan, bahwa ia tidak memiliki sesuatu yang dapat diandalkan untuk melakukan pekerjaan yang besar dari Allah. Betapa banyak orang seperti Musa; memusatkan kekuatan dan kemampuan pada diri sendiri, dihantui kegagalan, merasa ia tidak memiliki sesuatu, berfantasi untuk hal-hal yang tidak dimiliki; hidupnya berpusat pada kelemahan diri. Manusia tidak ada yang sempurna tetapi Allah menerima setiap orang apa adanya, selama orang itu taat, mau bersandar dan bergantung kepada-Nya. Kelemahan bukan alasan menolak panggilan Tuhan. Karena ia tahu memahami diri pilihan-Nya lebih dari siapapun, Ia bisa menggunakan kelemahan dan ketidak sempurnaan sesorang untuk menunjukkan kekuasaan_Nya. Tuhan menciptakan hidup maka Ia berkuasa untuk mengatur hidup.

PENUTUP

Semua alasan yang digunakan oleh Musa sebenarnya adalah pembenaran atas ketidak taatannya. Ia menolak panggilan Tuhan karena ingin menuruti kehendak sendiri. Padahal semuanya Tuhan sudah siapkan Tongkat sebagai manifestasi kehadiran Tuhan dengan Kuasa. Tuhan mempersiapkan Harun sebagai pendamping Musa. Tuhan sendiri yang akan menyediakan apa yang kita butuhkan dalam panggilan-Nya

Keberhasilan menjalankan panggilan Tuhan tidak terletak pada siapa kita, atau sejauh mana kekuatan dan kepintaran kita, namun semuanya terletak pada Kuasa penyertaan Tuhan atas pelayanan kita.

Ketika panggilan Tuhan di tujukan kepada kita maka kita tidak perlu mencari-cari alasan untuk menolak, sebab penyertaan dan Kuasa-Nya menjadi jaminan dalam penugasan Tuhan.

Amin

 

Daftar Pustaka

Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas, Malang, 1994

Dianne Bergant &Robert J.Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002

Charles F.Pfreiffer, Efferett F.Harisson, The Wycliffe Bibble Commentary, Gandum Mas, Malang, 2007

Walter C.Kaiser,Jr. Teologi Perjanjian Lama, Gandum Mas, Malang, 2000

Handbook to the Bible, Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab, Kalam Hidup,Malang, 2015

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!