Tetap Kuat dan Mengubahkan Kota di tengah-tengah Kota Metropolitan
Oleh
Eduar J. Moniyong
STT LETS
Kita hidup di tengah-tengah kota metropolitan dengan segala kompleksitas yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Kita juga hidup di jaman keterbukaan informasi karena perkembangan teknologi elektronika, komunikasi, jaringan internet yang membuat informasi semakin cepat dan murah. Anak-anak kita dengan mudah mencari, melihat informasi, gambar-gambar, video klip dari yang membangun dan baik sampai yang kotor dan merusak. Anak-anak kita, baik yang masih kecil maupun yang sudah remaja begitu mudah melihat hal-hal yang negatif seperti pornografi, penyimpangan seksual seperti LGBT (lesbian, gay, transgender, bisexual), pedofil dll. Ataupun melihat kekejaman, sadisme, demikian juga pola hidup glamour, kesombongan memamerkan kehidupan glamour melalui film, internet.
Pikiran dan alam bawah sadar kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan saksikan. Jika anak-anak kita berjam-jam dipenuhi oleh informasi, film pornografi, kelainan seksual, kekerasan sadisme, glamour keangkuhan hidup, apa yang terjadi dengan hidup mereka? Seorang pedofil menceritakan bagaimana ia jatuh menjadi pedofil berawal dengan membaca dan melihat kisah-kisah pedofil yang kemudian membangkitkan imajinasi-imajinasi pedofil dalam pikirannya, sehingga ia di kemudian hari menjadi pedofil. Saya pernah melihat seorang anak berumur sekitar 4-5 tahun sedang asyik melihat video klip/Youtube tentang pocong, saya berpikir bagaimana jadinya anak ini jika pikirannya dipenuhi dengan hal-hal mistik tersebut, bagaimana hidupnya kelak?
Jika anak terus-menerus melihat hal-hal negatif tersebut maka akan masuk pemikiran-pemikiran pembenaran dunia yang tidak benar dan menyesatkan seperti:
- Hal itu biasa dan lumrah, pornografi, hubungan sex di luar nikah biasa, bukan dosa tapi kebutuhan manusia. Alkitab berkata perzinahan adalah dosa, merusak kehidupan dan kebahagiaa
- LGBT, pedofil adalah kelainan manusia yang perlu ditolong dan bukan dosa. Ini sama saja mengatakan pembunuh, pencuri tidak bersalah karena mereka adalah korban yang perlu ditolong. Hal ini jelas-jelas salah dan bertentangan dengan Alkitab, melemparkan dosa manusia pada situasi dan keadaan. Pembunuh, pencuri, LGBT, pedofil tidak diciptakan demikian. Memang manusia berdosa punya kecenderungan berbuat dosa, namun semua terjadi karena rentetan pilihan, keputusan, pemberontakan yang membawa kepada dosa tersebut di atas. Mulai dari memutuskan untuk melihat, terus melihat, ikut membenarkan sampai pertama melakukan, kedua melakukan, dan seterus
Lingkungan sekolah, pekerjaan pun kerapkali juga sangat terpengaruh oleh hal-hal diatas, dan anak-anak yang terjerumus ke dalam hal-hal diatas cenderung mencari teman untuk bersama-sama hidup dalam kehidupan yang demikian.
Seseorang yang tidak punya visi, tidak punya tujuan yang mulia akan sangat mudah terseret masuk ke dalam kehidupan yang kacau diatas. Jikalau tujuan hidup hanya untuk berhasil, sukses, akan sangat mudah tenggelam dalam kehidupan glamour yang sangat dekat dengan percabulan, LGBT, dll. Jika pemimpin keluarga tidak punya visi, maka anak-anak akan terseret dalam arus dunia yang sangat deras dan masif dari segala penjuru.
Tiga hal untuk bisa bertahan dan bertindak ditengah arus dunia yang deras:
- Visi, Tujuan Hidup yang mulia, ilahi.
- Berpegang erat pada Firman Tuhan yang berkuasa.
- Komunitas orang percaya yang takut akan Tuhan, yang rindu muliakan Tuhan.
Amsal 29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
Tuhan kita punya Firman Tuhan yang hidup dan kuat, berkuasa dan mengubahkan. Tanpa visi umat Tuhan menjadi liar, binasa. Tanpa tujuan mulia maka tujuan dunia akan memenuhi hati kita. Banyak orang percaya yang rajin ke Gereja, KT/persekutuan, juga ikut melayani, namun hatinya tidak punya kerinduan yang dalam untuk memuliakan Tuhan. Anak-anak yang kehidupan orang tuanya hanya seputar bisnis, karir, dari liburan yang satu ke yang lain, tidak ada kerinduan yang dalam untuk memuliakan Tuhan, meskipun tiap minggu ke Gereja, KT/persekutuan, melayani sekedarnya, namun tidak punya tujuan/visi yang mulia sehingga akan sangat mudah terseret oleh derasnya arus dunia.
Firman Tuhan sangat kuat dan berkuasa mampu menghancurkan arus deras dunia, mampu menghancurkan siasat busuk kuasa kegelapan, mampu mengubahkan manusia, keadaan yang terburuk sekalipun menjadi baik. Jika kita berpegang erat pada Firman Tuhan, anak -anak kita berpegang erat pada Firman Tuhan, maka kita akan kuat untuk terus hidup dalam track Tuhan, kita tidak diseret arus dunia sebaliknya mengubahkan dunia.
Komunitas orang percaya, Gereja yang kuat akan membangun atmosfir yang haus akan Tuhan, yang penuh dengan hati yang tulus untuk beribadah kepada Tuhan dan membenci dosa (percabulan, ketidakjujuran, dll). Gereja yang kuat berperang menjangkau jiwa-jiwa, mengubahkan keadaan desa – kota – bangsa, mengubahkan dan memuridkan jemaat untuk berperang mengubah banyak orang sekitarnya. Gereja yang lemah atmosfirnya duniawi, kecenderungan keangkuhan hidup, ibadah rutinitas, tidak ada gairah hati yang haus untuk menjangkau yang terhilang, tujuannya lebih memperbaiki fasilitas untuk kenyamanan beribadah, daripada visi mengubahkan kota dan bangsa.
Mari saudara-saudara yang kekasih kobarkan visi yang Tuhan taruh di hati kita, pegang erat-erat Firman Tuhan, renungkan siang dan malam. Bangun atmosfir Gereja yang kuat yang haus akan Tuhan.