Mengendalikan Diri Seperti Kristus
Oleh
Yartini Lombu
Sekolah Tinggi Teologi Imanuel Nusantara
Kapan kita merasa trauma, kapok dan menyerah kepada kehidupan ini? Apakah masalah di dalam hidup ini menjadi sebuah ukuran yang membuat kita menyerah? Di dalam kehidupan ini sering diperhadapkan berbagai dengan masalah demi masalah dan yang cukup menarik didalam kehidupan sekarang ini sulit menghadapi kenyataan. Kita berfikir jika ekonomi semakin baik akan membuat hidup kita semakin baik pula, namun teryata tidak. Bagaimana mengendalikan hidup ini seperti Kristus, Karena setiap hal yang baik di ikuti dengan tuntutan. Masalah timbul bisa dari luar diri kita dan dari diri sendiri. Masalah dari luar diri kita tidak dapat kita kendalikan.
Menjadi orang yang menyerah dari kehidupan kita masing-masing sangat tergantung dari acara kita mengendalikan. Jadi kendali itu ada di dalam diri kita sendiri, sekalipun Allah memiliki kuasa untuk menjadikan kita apa saja. Sumber kendali semuanya dari Tuhan, tetapi Allah memberikan sebuah kebebesan kepada kita untuk mengedalikan diri kita sendiri. Jadi kita akan menyerah pada kehidupan ini, sangat tergantung pada cara kita mengedalikan hidup kita. Kitab Yesaya adalah nubuatan Nabi Yesaya sebelum pembuangan, yaitu sebuah berita penghiburan bagi mereka yang akan mengalami pembuangan selama 70 tahun. Ini keadaan dan masalah karena akan mengalami pembuangan selama 70 tahun dan Nabi Yesaya menyampaikan ini. Alkitab mengatakan orang Israel akan merasa di tinggalkan, merasa di buang dan merasa seakan-akan Tuhan tidak peduli. Disini bisa kita lihat bahwa persepsi orang Israel ialah “merasa”, jika Tuhan membuang serta Tuhan tidak mengerti itu berasal dari Tuhan, tetapi jika kita “merasa” Tuhan membuang serta Tuhan tidak mengerti itu urusan kita yang mengendalikan.
Masalah dalam kehidupan kita setiap hari akan terjadi, Allah memberikan kepada kita sebuah kendali. Jika hidup kita tidak ada masalah, mari kita lihat Adam dan Hawa di ciptakan oleh Tuhan dari awal tidak memiliki masalah, di dalam kekudusan segala ada tetapi mengapa kemudian menjadi sebauh masalah? Artinya, kehidupan yang ada masalah sebetulnya bukanlah sebuah masalah, karena maslah itu ialah dari diri sendiri, saat kita tidak ada masalahpun, kita sendiri menciptakan sebuah masalah dari bagaimana kita mengendalikan diri sendiri.
Sebetulnya Allah membuat kita hidup di dalam kesederhanaan. Jika hidup kita semakain sederhana maka ada sudut pandang dimana kita mengendalikan hidup kita dengan cara yang benar. Alkitab berkata, Allah yang kekal Dialah yang membawa kita yang lemah lesu, akan Tuhan angkat seperti burung rajawali yang di berikan kekuatan. Kekuatan Allah tidak akan berkurang, pertolongan Tuhan tidak akan berkurang, perlindungan Tuhan tidak akan berkurang, yang kurang di dalam kehidupan kita ialah mengendalkian hidup kita.
Nafsu, keinginan, keserakahan adalah bentuk satu control diri yang rendah. Saat pengendalian diri berkembang, maka kita di perhadapkan kepada sebuah masalah dimana mudah menyerah dan bukan karena masalahnya yang berat tetapi nafsunya yang tinggi. Kapan kita hidup menjadi orang susah itu tergantung kita di dalam pengendalian diri. Alkitab mengatakan, jika kita hadir di hadapan Allah uantuk di kendalikan Tuhan, maka itu adalah sebuah kemenangan. Jika hidup kita diserahkan kepada Tuhan untuk di kendalikan, maka kita dapat mengendalikan diri di dalam kebenaran.
Kata – kata bijak :
- Orang yang memperoleh kemampuan untuk secara penuh mengendalikan pikirannya dapat memiliki segala sesuatu yang pantas untuk dia miliki.
- Karena orang hebat bukanlah mereka yang mampu mengendalikan orang lain, tetapi mereka yang mampu mengendalikan diri sendiri.
Referensi:
Alkitab. (2014). Yesaya 40 : 27-31. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.