Pemuridan Bagi Orang-orang dengan Gangguan Depresi

861 views

Pemuridan Bagi Orang-orang dengan Gangguan Depresi

Oleh

Roni Wijaya

STT LETS

Pemuridan adalah istilah yang sering terdengar di telinga. Beragam arti dari kata ini juga dipaparkan. Pemuridan dalam hal ini mengambil makna meneruskan pemuridan yang Tuhan Yesus ajarkan. Pemuridan adalah usaha untuk menjadikan seseorang menjadi murid Kristus dalam seluruh aspek kehidupan. Jadi tidak terbatas pada area rohani saja tetapi juga area jasmani. Seorang pemurid memberikan dirinya untuk kemajuan muridnya, membagi hidup bahkan dalam aspek perekonomian. Seorang pemurid disebut berhasil ketika muridnya dapat memuridkan orang lain, bahkan sampai cicit murid. Pemuridan bukanlah hal yang mudah melainkan hal yang membutuhkan komitmen dan pengorbanan. Beban dan tanggung jawab akan dirasakan semakin berat jika yang dimuridkan adalah orang-orang dengan gangguan jiwa. Orang-orang ini adalah orang-orang yang sering tersisihkan, dianggap sebagai aib atau kena kutuk, dan kerap terabaikan. Pemuridan orang-orang dengan gangguan jiwa merupakan hal yang tidak lazim. Namun mereka adalah manusia seutuhnya yang juga memerlukan bimbingan dan arahan yang benar.

            Matius 28:18-20 (TB)

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Dalam pemuridan diperlukan orang-orang yang bersedia untuk berkomitmen menyisihkan waktu dan tenaga, bahkan hal keuangan demi keberlangsungan proses pemuridan itu sendiri. Pemuridan bukanlah kegiatan yang dapat dilakukan sambil lalu dengan investasi seadanya dan komitmen yang kurang serius. Hasil akhir dari pemuridan yang diharapkan adalah munculnya murid-murid Kristus yang mencerminkan karakter Yesus dalam seluruh kehidupan.

Pemurid dan murid bersama-sama melangkah dalam satu visi untuk menjadi murid Kristus. Meskipun pemurid lebih dewasa secara rohani, keduanya sama-sama murid Kristus yang harus berkesinambungan belajar. Dalam mengajar, seorang pemurid juga mengalami proses belajar yang lebih mendalam dan makin membuatnya bergairah untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. Memuridkan berarti menjadi murid yang memuridkan orang lain yang juga sedang atau akan memuridkan orang lain lagi. Bahkan sampai tingkat cicit murid. Dengan terus berlangsungnya proses pemuridan, kerendahan hati dan kelemahlembutan dapat terus diasah dan mempunyai sikap mau terus dikoreksi dan melaksanakan prinsip akuntabilitas. Pertumbuhan rohani seorang murid dapat diikuti perkembangannya dan terukur. Dalam pemuridan, penilaian dari orang lain di luar pemurid dan murid juga diperlukan sehingga ada keseimbangan perspektif persepsi yang ada.

Sebelum membahas pemuridan dalam pelayanan orang-orang dengan gangguan jiwa, apa definisi gangguan jiwa tersebut. Gangguan jiwa adalah diagnosis medis yang dilakukan oleh psikiater atau dokter spesialis kedokteran jiwa di mana penggolongan gangguan jiwa ini sangat bervariasi dan terus berkembang seiring berkembangnya waktu. Gangguan jiwa yang akan dibahas hanya gangguan mood (perasaan) dan gangguan jiwa skizofrenia.

Gangguan mood sendiri dibagi dua kategori besar, yaitu gangguan manik dan gangguan depresi. Gangguan manik merupakan gangguan jiwa dengan meningkatnya suasana hati diiringi meningkatnya energi dan berkurangnya kebutuhan tidur. Gejala manik yang paling sering muncul antara lain (https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/gejala-serangan-panik-manic-psikotik/):

  1. Merasa terlalu antusias dan bersemangat
  2. Sangat sensitif dan mudah tersinggung
  3. Banyak makan
  4. Hanya tidur sebentar, tapi tetap bertenaga seolah-olah tidak butuh tidur
  5. Bersikap gegabah dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko tanpa berpikir panjang
  6. Berbicara dengan sangat cepat dan mengubah topik pembicaraan dari satu topik ke yang lainnya (tidak nyambung)
  7. Tidak bisa berpikir jernih
  8. Bisa juga dapat melihat hal-hal aneh dan mendengar suara-suara misterius yang sebenarnya tidak ada

Tidak seperti gangguan manik, depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Semua orang pasti pernah merasa sedih atau murung sesekali, hal tersebut normal. Namun seseorang dinyatakan mengalami depresi, jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga. Ciri-ciri fisik dari seseorang mengalami depresi adalah sebagai berikut: (https://www.alodokter.com/depresi)

  1. Selalu merasa lelah dan tak bertenaga
  2. Mengalami pusing dan rasa nyeri tanpa penyebab yang jelas
  3. Menurunnya selera makan

            Selain itu ada gangguan mood yang dicirikan gangguan manik dan depresi secara bergantian pada satu orang yang sama. Gangguan ini disebut gangguan bipolar. Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis. Seseorang yang menderita gangguan bipolar dapat merasakan gejala mania (sangat senang) dan depresif (sangat terpuruk). Gangguan bipolar umumnya ditandai dengan perubahan emosi yang drastis, seperti:

  1. Dari sangat bahagia menjadi sangat sedih.
  2. Dari percaya diri menjadi pesimis.
  3. Dari bersemangat menjadi malas beraktivitas.

Setiap fase emosi dapat berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan. (https://www.alodokter.com/gangguan-bipolar)

Selain gangguan mood, gangguan jiwa lain yang merupakan gangguan jiwa berat adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Gejala tersebut merupakan gejala dari psikosis, yaitu kondisi di mana penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri. (https://www.alodokter.com/skizofrenia)

Memuridkan orang yang normal saja sebenarnya tidak mudah apalagi memuridkan orang dengan gangguan jiwa. Pertama yang perlu diperhatikan adalah pastikan orang-orang tersebut mendapatkan pertolongan medis oleh psikiater. Obat-obatan yang diberikan psikiater wajib dikonsumsi sesuai dosis dan secara teratur. Obat-obatan tersebut secara ilmiah terbukti mampu membantu kestabilan neurotransmiter-neurotransmiter di dalam otak sehingga memberikan perbaikan gejala pada orang-orang yang telah didiagnosis mengalami gangguan jiwa. Jika orang-orang ini masih dalam keadaan gaduh gelisah, maka pemuridan belum dapat dilaksanakan. Dalam kondisi seperti ini, dokter akan memberikan obat-obatan yang membuat penderita gangguan jiwa menjadi tenang. Setelah kondisi tenang ini telah stabil, barulah proses pemuridan dalam dilaksanakan.

Tema pemuridan yang diberikan pertama kali kepada orang-orang dengan gangguan jiwa adalah membimbing mereka agar dapat hidup mandiri tidak bergantung pada orang lain. Proses ini tampaknya sederhana, padahal tidak sesederhana yang dipikirkan. Kita perlu membimbing mereka untuk teratur makan, mandi, tidur, dan beraktivitas fisik ringan. Penderita gangguan jiwa dibimbing untuk dapat mengurus dirinya sendiri untuk hal-hal yang secara normal orang-orang lain dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Pemuridan awal ini mungkin menyita waktu yang panjang, tetapi kesabaran akan membuahkan hasil yang lebih baik. Jika mereka kembali ke fase gaduh gelisah maka psikiater akan memberikan pengobatan yang diperlukan. Dan setelah stabil barulah dapat dilanjutkan proses pemuridan dasar ini, yang bisa disebut pemuridan agar para murid dapat hidup mandiri mengurung dirinya sendiri.

Tahap selanjutnya dari pemuridan ini adalah membantu mereka untuk mulai belajar firman Tuhan. Rasa keberhagaan di mata Tuhan dan bukan manusia perlu ditekankan agar suasana hati mereka menjadi lebih terkendali. Bacakan ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai keberhargaan di hadapan Tuhan, ayat-ayat yang menghibur, tentang pengampunan dosa, dsb. Jangan mengharapkan pemulihan orang-orang ini berlangsung cepat atau instan. Kesabaran yang ekstra sangat diperlukan untuk mengantisipasi naik-turunnya gejala kejiwaan tersebut. Jika mereka mengalami fase bergejala lagi, maka bantuan psikiater akan sangat diperlukan. Jadi pemuridan orang-orang dengan gangguan jiwa adalah pemuridan yang harus dilakukan oleh sebuah tim, bukan seorang saja.

Setelah kebiasaan sehari-hari orang-orang dengan gangguan jiwa ini sudah terbentuk, maka pemuridan yang lebih dalam dapat mulai dilaksanakan. Seorang mentor atau pemurid haruslah orang yang memiliki karakter yang dewasa. Bagaimana mungkin seseorang yang belum dewasa secara rohani dapat memuridkan orang lain yang masih bayi secara rohani? Apalagi adanya gangguan jiwa bisa menimbulkan stres tersendiri pada diri pemurid tersebut. Jangan sampai gangguan jiwa ringan seperti kecemasan dan depresi ringan justru dialami oleh seorang pemurid.

Seorang pemurid orang-orang dengan gangguan jiwa haruslah seorang yang memiliki visi yang jelas dan terkonfirmasi. Tidak boleh ikut-ikutan, melainkan secara yakin seorang pemurid yakin bahwa memuridkan orang-orang dengan gangguan jiwa adalah panggilan hidupnya. Dukungan dari keluarga pemurid juga diperlukan. Pemuridan jenis ini sangat langka dan merupakan pelayanan yang tidak populer. Perasaan sombong atau meninggikan diri haruslah sudah terhalau dan ketidakmurnian motivasi juga haruslah sudah dapat disingkirkan jauh-jauh sebelum seseorang terjun ke dalam pemuridan kejiwaan ini.

Tahap selanjutnya dari pemuridan ini adalah mulai mengajarkan mereka untuk berdoa dan membaca Alkitab. Mulailah dengan memberikan contoh doa yang sederhana dan pembacaan firman Tuhan yang mendasar. Setelah pasien berhasil mengurusi hal-hal jasmani untuk dirinya sendiri, proses ini barulah dapat dilakukan. Doa sederhana yang tulus perlu diucapkan untuk membangun kehidupan rohani orang-orang dengan gangguan jiwa ini. Status penyandang gangguan jiwa harus ditangani secara baik oleh pemurid, amat terlebih oleh si murid itu sendiri. Diagnosis dari psikiater harus ditempatkan secara proporsional sebagai kehati-hatian dan pembangunan kesadaran murid agar tidak meremehkan diagnosis ini atau melupakannya. Diagnosis dari psikiater tidak boleh membuat murid menjadi lemah dan merasa tersisihkan dari kehidupan normal. Walau bagaimana pun juga diagnosis ini diperlukan untuk pemantauan perkembangan diri murid. Tim yang solid dari para pemurid sangat diperlukan.

Hal rohani mendasar tentang doa dan firman Tuhan akan memperkokoh fondasi kejiwaan murid sehingga ia dapat secara bertahap melawan gangguan jiwa yang dia idap. Bukan tidak mungkin perbaikan gejala yang signifikan terjadi karena kuasa doa dan firman. Dan perlu diingat bahwa Tuhan juga bekerja melalui pengobatan medis yang diberikan. Jangan pernah menghentikan atau mengubah pengobatan yang diberikan oleh dokter psikiater. Umumnya pengobatan psikiatri ini cukup panjang bahkan seumur hidup. Fokus pertama tetap adalah agar murid-murid dengan gangguan jiwa ini dapat menjalani kehidupan normal: makan, tidur, beraktivitas dengan baik sesuai dengan tahap perbaikan gejala yang bisa diamati. Setelah mulai stabil, barulah pengajaran secara rohani dapat mulai diterapkan.

Sekali lagi kesabaran dan hati hamba sangat diperlukan untuk dimiliki oleh seorang pemurid. Tanpa kedua hal ini, lebih baik tidak terjun ke dalam pelayanan terhadap orang-orang dengan gangguan jiwa ini. Kasih yang tulus dan doa yang tekun mutlak dilakukan. Proses kesembuhan para murid perlu diikuti dan dapat sambil dimuridkan sedikit demi sedikit melalui penanaman doktrin dasar kekristenan untuk memberikan fondasi yang kokoh kepada murid yang sedang mengalami gangguan kejiwaan. Selain itu dukungan dari internal keluarga murid dan pemurid juga tidak boleh dilupakan. Jika semuanya ada secara proporsional maka proses pemuridan atas orang-orang dengan gangguan jiwa dapat dilaksanakan dan bukan tidak mungkin kesembuhan total para murid dapat terjadi melalui kasih karunia dan ketekunan tim pemurid yang terdiri dari pemurid itu sendiri, rekan medis (psikiater), para perawat, dan orang-orang lain yang berkontribusi nyata atas para murid.

Referensi:

Alkitab. (2014). Mat 28 : 19-20. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

https://www.alodokter.com/gangguan-bipolarhttps://www.alodokter.com/skizofrenia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!