Mendengar dan Berbicara

788 views

Mendengar dan Berbicara

Oleh

Selviana

Fakultas Psikologi UPI YAI/ STT LETS

 

Setiap kita pasti sudah tahu fungsi telinga dan mulut. Telinga adalah untuk mendengar sedangkan mulut adalah untuk berbicara. Di dalam komunikasi secara langsung, kita akan menggunakan fungsi dari kedua anggota tubuh ini. Ketika kita sedang membangun komunikasi dengan seseorang secara langsung baik di telepon atau bertemu, maka akan ada bagian dimana kita akan mendengar dan ada bagian dimana kita akan berbicara. Ada dua point penting yang ditekankan menurut firman Tuhdan dalam kitab Yakobus 1 : 19-20 ini, yaitu mendengarkan dan berkata-kata. Mendengar dan berkata-kata adalah dua hal penting yang akan mempengaruhi interaksi antar manusia, karena kedua hal ini adalah alat yang di pergunakan untuk berkomunikasi. Mendengar adalah menangkap dengan seksama apa yang disampaikan oleh oranglain dalam berkomunikasi, sedangkan berbicara adalah mengungkapkan apa yang ada dalam hati seseoang kepada orang lain  dalam bentuk perkataan. Bila kedua alat ini dipergunakan dengan baik maka baiklah interaksi sosial kita, namun bila dipergunakan dengan tidak baik, maka buruklah interaksi sosialnya. Bahkan, tidak jarang pertengkaran, keributan dan kericuhan karena konflik yang disebabkan persepsi yang salah dalam berkomunikasi, baik salah dalam berbicara atau salah dalam menangkap suatu pesan yang dimaksud, suasana damai dan tenteram bisa hilang dan menjadi kacau karena terjadinya kesalahan dalam berbicara. Oleh sebab itu kita harus belajar untuk memperhatikan bagaimana kita menggunakan telinga kita untuk mendengar dan mulut kita untuk berbicara.

  1. Mendengar

Untuk menjadi pendengar yang baik sangat dibutuhkan kesabaran, karena keegoisan membuat manusia menempatkan diri untuk hanya ingin didengar. Mari kita perhatikan di sekeliling kita, ketika terjadi perdebatan, lama kelamaan suara kedua belah pihak semakin keras dan semakin keras. Akhirnya terjadi keributan bahkan perkelahian. Mengapa demikian? Itu karena masing-masing pihak ingin di dengar, tidak mau mendengar. Ketika suara yang satu berbicara tidak didengar maka ia akan lebih mengeraskan suaranya dengan maksud agar didengar oleh pihak lawan. Bagaimana seandainya salah satu pihak memiliki cukup kesabaran dan mau mendengar perkataan pihak lain, maka pertengkaran dan keributan tidak akan terjadi. Itulah sebabnya Yakobus meminta kita untuk cepat mendengar, artinya kita perlu berusaha menempatkan diri sebagai pendengar terlebih dahulu sebelum berbicara. Jika masing-masing orang mau mendengar terlebih dahulu maka pertengkaran dapat. di cegah.

  1. Berbicara

Yakobus 3:8 mencatat bahwa lidah adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai dan penuh racun yang mematikan. Mengapa Yakobus berkata demikian? Karena secara fakta banyak konflik terjadi disebabkan oleh lidah. Maka tidak heran Amsal 18:21 berkata hidup mati dikuasai lidah. Lidah yang tidak dikuasai akan membuat kekacauan dimana-mana. Itulah sebabnya Yakobus meminta kita untuk lambat berkata-kata. Sebelum mengatakan sesuatu pikirkanlah terlebih dahulu apakah hal itu perlu dikatakan atau tidak, apakah jika hal itu dikatakan akan menyakiti hati yang mendengar atau tidak. Ketika terjadi perbedaan pandangan sebaiknya untuk tidak cepat berkata-kata, lebih baik menahan diri dan mendengar dengan sabar karena semakin banyak berkata-kata akan semakin banyak pula kesalahan yang akan terjadi. Biarlah kita senantiasa belajar untuk semakin menguasai diri kita dalam mendengar dan berkata-kata. Selamat belajar. Tuhan Yesus memberkati!

Mendengar yang baik dan berbicara yang baik akan menolong kita membangun relasi yang baik dengan orang lain

 

Referensi:

Alkitab (Yakobus 1 : 19 – 20; Yakobus 3 : 8; Amsal 18 : 21).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!