Emansipasi Wanita

1.100 views

Emansipasi Wanita

Oleh

Grace Doloksaribu

Sekolah Tinggi Teologi Immanuel Nusantara

 

Menurut data proyeksi pertumbuhan penduduk Badan Perencanaan pembangunan Nasional, jumlah penduduk Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 131, 88 juta jiwa berjenis kelamin perempuan. Jumlah wanita lebih banyak dari laki- laki, maka tidak heran jikalau beberapa tahun belakangan ini beberapa aktivitas perempuan menyuarakan persamaan gender antara laki- laki dan perempuan.

 

Berdeda dengan agama- agama lain yang secara implisit maupun eksplisit, menempatkam manusia sebagai ‘manusia kelas dua’. Kekristenan telah lebih dahulu mengakui bahwa laki – laki dan perempuan sama dimata Tuhan. Itu bukan hasil usaha orang Kristen yang menyuarakan persamaan itu. Tapi itu semata- mata adalah anugerah Tuhan ketika Dia menciptakan manusia. Tuhan Allah telah berfirman “ Tidak baik, kalau mansusia itu seorang diri saja, aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia ( Kej 2 : 18), jadi sebenarnya sejak semula, Allah telah “ mengakui “ bahwa laki- laki dan perempuan itu memang sama dan sepadan. Alkitab juga banyak menceritakan tentang perempuan perempuan lain, entah itu pecundang, atau pahlawan/ pemenang, atau perempuan jahat atau baik.

 

Penulis mengutip kisah yang ada dalam 1 Raja-raja 21 kisah Izebel, putri dari Etbal, raja Iman Tirus dan Sidon kawin dengan Ahab untuk memperkuat persekutuan Tirus dan Israel. Wataknya keras dan bersifat menguasai, mengikuti kehendak sendiri dan bersifat memaksa. Dia penyembah dewa Melkart yaitu Baal orang Tirus. Lepas dari kebobrokannya moralnya, Izebel termasuk perempuan yang Pintar, Izebel memegang peran utama dalam peristiwa kebun Anggur Nabot, tindakan sadis yang tidak mengenal perikemanusiaan, memanipulasi dan menulis surat atas nama Ahab dan mengesahkan dengan meterai raja. Tindakan inilah yang membuat Allah menjadi sangat marah dan menyuruh Nabi Elia mendatangi Ahab dan berkata Beginilah Firman Tuhan Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya Begini Firman Tuhan : Ditempat anjing telah menjilat darah Nabot, disitu jugalah anjing akan menjilat darahmu. Akhir dari kisah kedua pasangan suami istri ini sangat menyedihkan.

 

Berbicara emansipasi tidak terlepas dari sosok Raden Ajeng Kartini, usahanya memperjuangkan hak wanita untuk mendapatkan pendidikan setinggi- tingginya adalah hal yang mulia yang bisa dirasakan oleh para kaum hawa modern saat ini, berbicara Emansipasi juga pasti dalam fikiran kita adalah hal- hal yang berbau positif dan yang baik- baik saja, namun kisah Izebel menjadi sosok Emansipasi wanita yang kurang baik, memperjuangkan yang bukan hak dengan memaksa, bahkan menipu dan mendominasi suaminya sendiri yaitu Raja Ahab agar keinginan mereka tercapai hinggah membunuh. Tetapi dari kisah ini kita sama- sama belajar agar menjadi seorang wanita yang tahu menempatkan posisinya semestinya, jika dalam Alkitab fungsi kehadiran wanita sebagai pendamping atau pelengkap untuk laki- laki, lakukanlah tugas tersebut sesuai dengan Firman Tuhan apalagi kita sebagai wanita Kristen harus memiliki perbedaan dari wanita- wanita yang tidak mengenal Yesus.

 

Jadi akhirnya kita harus mengakui bahwa perempuan memang punya andil yang besar terhadap perubahan baik atau pun buruk dalam kehidupan rumah tangga, pemerintahan dan juga dalam organisasi Gereja. Kita dapat menentukan sikap, memilih mengikuti jejak Izebel atau menyadari fungsi wanita didalam kejadian 2 : 18. Pilihlah yang pasti, inilah saatnya emansipasi wanita menuju perubahan yang semakin baik.

 

Tuhan Yesus Memberkati wanita- wanita modern saat ini.

 

Referensi

Alkitab. ( 1974). 1 Raja raja 21, Kejadian 2 : 18. Lembaga Alkitab Indonesia : Jakarta.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/06/08/jumlah-penduduk-perempuan-indonesia-pada-2018-mencapai-1319-juta-jiwa

https://wolipop.detik.com/read/2015/04/27/164606/2899486/1133/bentuk-emansipasi-wanita-di-zaman-kartini-modern

Tim BPS-GKSI. (2010). Garis- garis besar Khotbah. Jakarta: Departemen Literatur Media Arastamar (Delima)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Please Contact STT LETS...!