Refleksi Doktrin Trinitas dari John Owen Terhadap Situasi Akhir Zaman dan Relevansinya dengan Pandemi Virus Corona
Oleh
Christar A. R
STT Pelita Bangsa
Ramalan mengenai masa yang akan datang diupayakan oleh berbagai disiplin untuk sehingga dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal yang buruk maupun baik. Itulah sebabnya, ilmu pengetahuan terus dikembangkan, ilmuawan berusaha menjangkau rahasia-rahasia alam semesta demi menguraikan prediksi masa depan dunia. Namun, Alkitab sudah memberikan informasi yang cukup untuk manusia, pewahyuan akhir zaman cukup untuk kapasitas manusia walaupun wawasan yang diberikan tidak lengkap. Alkitab mengatakan bahwa apa yang diberikan melalui firman Tuhan itu merupakan bagian manusia, sedangkan yang tersembunyi merupakan milik Allah (Ul. 29:29), sehingga yang perlu di imani saat ini adalah bahwa rencana Tuhan dimasa yang akan datang adalah yang terbaik untuk manusia (Yer. 29:11). Salah satu nubutan Alkitab tentang akhir zaman yaitu wabah penyakit (Luk. 21:11). Orang Kristen yang setia seharusnya tidak mengalami efek kejut dengan berbagai musibah yang melanda dunia, khususnya Indonesia. Dunia tidak akan menjadi lebih baik, namun menjadi lebih buruk sampai tidak dapat diperbaiki lagi dan hanya Tuhan sendiri yang harus memperbaikinya.
Saat ini berbagai dimensi sosial sedang terguncang dengan maraknya pandemi virus corona. Indonesia salah satu negara yang terdampak langsung akan wabah penyakit ini. Hal ini menuntun umat Kristen kepada suatu pertanyaan kritis, apa yang sebenarnya terjadi? Dimanakah Tuhan saat umatNya menderita? Apa yang harus disikapi oleh gereja sehubungan dengan fenomena covid 19? Berbagai ekspresi pertanyaan terurai beserta dengan turunannya yang menuntut suatu kepastian. Berbagai pendekatan disajikan oleh para hamba Tuhan dengan tujuan memberikan kelegaan dan pengharapan kepada umat-umat Tuhan. Referensi-referensi rohani, media-media sosial, dan mediator rohani lainnya dimanfaatkan untuk memberikan sedikit ketenangan dan rasa aman. Topik-topik cerita dalam Alkitab dan pemikiran para teolog menjadi sangat laris dan mendapatkan ekspektasi tinggi dari umat, harapan agar ada sesuatu yang dapat menenangkan jiwa ditengah-tengah ketakutan akan virus corona.
John Owen, seorang reformator gereja dari Inggris, memiliki kontribusi besar dalam perkembangan doktrin gereja protestant, terkenal dengan karya-karya mengenai topic ilahi, bisa menjadi alternatif orang Kristen yang mencari pengharapan di tengah-tengah krisis saat ini. Karakter Allah Bapa yang kasih, Anak Allah yang adalah rahmat, dan Roh Kudus yang menghibur,[1] dapat menjadi harapan bagi orang Kristen saat ini. Bahwa wabah penyakit ini merupakan wujud kasih Allah, ada tujuan baik disetiap musibah yang manusia alami, kemudian Kristus, Anak Allah sudah mengaruniakan pengampunan dosa kepada semua manusia, sehingga maut bukan hal yang menakutkan bagi orang Kristen, lagi pula, ada Roh Kudus yang akan memberikan penghiburan sejati, membagikan rasa aman yang dan nyaman walaupun masalah melanda umat manusia. Namun hal ini bukan berarti bahwa kasih hanya berasal dari Allah Bapa saja, walaupun Ia merupakan sumber kasih tersebut, kasih yang ilahi. Yesus Kristus dan Roh Kudus memiliki kasih yang sama seperti yang dimiliki oleh Allah Bapa.[2] Bahkan Roh Kudus yang mengeratkan kasih antara Bapa dan Anak.[3] Hal ini tentunya merupakan kabar baik bagi orang Kristen di tengah-tengah krisis yang dialami, bahwa kasih Allah itu melimpah dikehidupan umat manusia, kasih dari Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, kasih yang berlipat ganda akan disalurkan.
Lebih jauh, Kristus yang bertindak sebagai mediator pada waktu datang ke bumi, menghubungkan Allah Bapa yang kekal dan suci dengan manusia yang sudah berlumuran dosa.[4] Hubungan khusus ini tidak tergerus oleh virus corona, namun hubungan intim dengan Bapa masih terus terjaga karena pengorbanan Yesus dikayu salib. Dengan demikian, orang Kristen saat ini memiliki akses langsung untuk berhubugan dengan Bapa, menaruh harapan dan percaya kepadaNya. Hal ini disebabkan karena mediasi yang ditawarkan oleh Yesus kristus sifatnya kekal.[5] Itulah sebabnya, gagasan dan konsep trinitas dari John Owen sangat cukup untuk mengakomodasi kehawatiran dan keraguan umat Tuhan ditengah situasi sulit saat ini. Hal-hal buruk memang harus terjadi di akhir zaman seperti yang diberitakan oleh Lukas, tetapi ada kasih kekal yang ditawarkan oleh Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus bagi umatNya yang setia.
Referensi:
McGraw, R. (2015). Trinitarian doxology: Reassessing John Owen’s contribution to reformed orthodox trinitarian Theology. Westminster Theological Journal, 41(2) 38-68.
Owen, J. (1850). Nature and the beauty of public worship. Edited by William H. Goold. Edinburgh: Johnstone & Hunter.
Owen, J. (2009). The glory of christ. MI: Reformed Church Publication.
Owen, J. (1850).
Communion with God. Edited by William
H. Goold. Edinburgh: Johnstone &
Hunter.
[1] John Owen, Communion with God. Edited by William H. Goold (Edinburgh: Johnstone & Hunter, 1850) 19-20.
[2] John Owen, Nature and the Beauty of Public Worship. Edited by William H. Goold (Edinburgh: Johnstone & Hunter, 1850), 58-59
[3] Ryan McGraw, Trinitarian Doxology: Reassessing John Owen’s Contribution to Reformed Orthodox Trinitarian Theology (Westminster Theological Journal, Volume 41, no (2) 38-68, 2015), 50.
[4] Owen, Communion with God, 27, 31.
[5] John Owen, The Glory of Christ (MI: Reformed Church Publication, 2009), 61-62.