TIPS MENJAGA IMUNITAS TUBUH PADA MASA PANDEMI COVID-19
Ditulis oleh:
Marlinang Diarta Siburian, M.Biomedik_
Konsultan Pendidikan Sekolah Tunas Pertiwi Bogor Berdomisili dan Bekerja di Jepang
PENDAHULUAN
Tidak terasa pandemik COVID-19 sudah berlangsung lebih dari setahun. Suatu peristiwa yang sangat mengejutkan bagi seluruh dunia. Penyakit COVID-19 yang pada awalnya terkesan amat sangat menakutkan. Sebagian besar diakibatkan karena begitu banyak hal yang tidak kita ketahui penyebab dan karakteristik penyakit ini dan bisa memperkeruh suasana. Penyakit COVID-19 adalah penyakit pernafasan yang diakibatkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), dengan berbagai rentang gejala mulai dari tanpa indikasi apapun, kehilangan indera penciuman, demam ringan, gangguan pernafasan, kesulitan bernafas, dan hingga yang mengakibatkan kematian. Para peneliti sedang terus mencari tahu faktor-faktor yang menjadi penentu dari resiko untuk keparahan penyakit COVID-19. Diantaranya yang sudah diketahui adalah pasien dengan usia lanjut (>60 tahun), pasien dengan penyakit bawaan atau komorbid seperti diabetes atau jantung serta pasien dengan penyakit yang terkait kondisi imun.
Kondisi imunitas kita ternyata menjadi faktor yang sangat menentukan dalam berhadapan dengan penyakit COVID-19 ini. Virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan, bisa melalui hidung ataupun mulut. Ketika pertama kali masuk, maka sistem imun kita akan berespon dengan mengeluarkan berbagai molekul kimia tubuh diantaranya yang disebut sitokin, yang memberikan sinyal-sinyal kepada sel-sel di dalam tubuh agar segera berespon terhadap invasi virus tersebut. Diantaranya yang paling umum adalah terjadinya peningkatan suhu tubuh atau demam. Namun berikutnya yang paling penting adalah distimulasinya pembentukkan antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 untuk menangkap virus-virus SARS-CoV-2 dan menghancurkannya.
Pada seseorang yang kondisi imunitasnya tidak baik, maka akan ada masalah pada regulasi molekul-molekul kimia tubuh yang mengatur terjadinya respon imun. Inilah yang menyebabkan alih-alih membantu tubuh mengeliminasi virus yang masuk, sistem imun kita justru menghancurkan tubuh kita sendiri. Berbagai reaksi imun yang berlebihan telah menjadi penyebab keparahan pada pasien-pasien COVID-19 atau yang dikenal dengan badai sitokin. Sebaliknya pada orang dengan kondisi imun yang baik, mereka yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 hanya menderita gejala ringan dan kemudian dapat pulih dengan sendirinya.
Sangat perlu memahami bahwa kesehatan bukan sekedar berkat dari Tuhan tetapi adalah kehendak Allah bagi manusia. Yesus mati di kayu salib tidak hanya untuk penebusan dosa kita tetapi juga untuk kesembuhan kita. Yesaya 53:4-5 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Yesus rela menanggung luka-luka bekas cambuk supaya kita dapat beroleh kesembuhan dari sakit-penyakit kita. Tuhan ingin membuat kita mengerti bahwa sakit-penyakit bukanlah kehendak Tuhan.
Pertanyaannya, lantas kenapa ada diantara kita yang sakit?. Ketika Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Allah memberi peringatan kepada mereka: Ulangan 7:12,15 “Dan akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. 7:15 TUHAN akan menjauhkan segala penyakit dari padamu, dan tidak ada satu dari wabah celaka yang kaukenal di Mesir itu akan ditimpakan-Nya kepadamu, tetapi Ia akan mendatangkannya kepada semua orang yang membenci engkau. Firman Tuhan di Ulangan menunjukkan bahwa ada hubungannya antara kita menjaga perintah-perintah Tuhan dengan dijauhkannya sakit-penyakit.
Dunia ini adalah dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, telah kehilangan kemuliaan Allah karena di bawah kuasa kutuk. Kutuk kesakitan serta jerih lelah dalam mengelola tanah yang terkutuk semua adalah akibat dosa. Namun kabar sukacita bagi mereka yang percaya kepada karya Kristus di Kayu Salib, Paulus menuliskan: Roma 8:1-2 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
Oleh anugerah-Nya kita sekarang hidup dalam hukum kasih karunia. Tetapi bila demikian apakah kita menjadi kebal dari sakit-penyakit? Tentu tidak. Di dalam Yesus, roh kita telah menjadi baru, namun tubuh kita masih tubuh yang lama, tubuh yang fana yang akan menjadi lelah, menua, dan akhirnya dapat mati. Karena itu penting untuk kita tetap menjaga tubuh kita agar terpelihara dari sakit-penyakit. Lalu apa bedanya dengan ketika kita masih diluar Kristus? Kalau kita diluar Kristus, saat kita sakit, kita harus menanggung sendiri kesakitan kita dan mencari solusi sendiri, mengandalkan obat-obatan yang ada, teknologi kesehatan yang ada, dan semua usaha yang manusia dapat lakukan, karena kita ada di bawah kutuk dan dosa. Tetapi di dalam Yesus, seandainyapun kita jatuh sakit karena kebodohan atau ketidaktaatan kita ataupun karena Tuhan ijinkan, kita tidak perlu menanggungnya sendiri, ada mujizat yang tersedia bagi kita bila kita datang kepada Dia. Dan terlebih penting lagi, kita tahu ada kebaikan Tuhan dalam apa yang Dia ijinkan terjadi. Yakobus 5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
PENUTUP
Tips hidup sehat menurut Alkitab
Agar tubuh kita terpelihara dari sakit-penyakit kita perlu menjaganya seperti yang Tuhan perintahkan kepada Bangsa Israel yaitu dengan hidup memperhatikan perintah-perintah Tuhan. Berikut ini adalah beberapa perintah Tuhan yaitu :
1. Makan dan minum untuk kemuliaan Tuhan
1 Korintus 10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Ayat ini berbicara bahwa ternyata melalui sekedar makan atau minum sajapun kita dapat membawa kemuliaan bagi Tuhan. Kalau demikian kita perlu memperhatikan apa yang kita makan atau minum serta bagaimana kita makan atau minum.
Makanlah makanan yang cukup gizi seperti sayur dan buah-buahan, kurangi atau hindari makanan-makanan olahan (processed food) yang mengandung zat-zat kimia yang tidak diperlukan oleh tubuh kita seperti zat pengawet makanan serta bahan kimia dari kemasan makanan olahan tsb. Tubuh kita secara alami dapat menetralisir racun yang masuk melalui makanan atau minuman, tetapi bila kadarnya terlalu banyak maka sistem imun kitapun dapat terpengaruh atau disebut imunotoksisitas. Dampak buruknya adalah melemahnya sistem imun sehingga meningkatnya resiko infeksi ataupun resiko berkembangnya tumor. Selain kualitas, kuantitas makanan dan minuman juga hal yang perlu kita perhatikan. Makan terlalu banyak atau kurang pun dapat menjadi masalah bagi tubuh kita. Kerakusan adalah salah satu dosa yang membuat Bangsa Israel tertimpa tulah (Bilangan 11:33). Obesitas atau kegemukan dapat menyebabkan penyakit diabetes dan kemudian berbagai penyakit komplikasi lainnya.
2. Hati yang gembira
Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Suasana hati kita sangat mempengaruhi produksi molekul-molekul kimia dalam tubuh kita. Stres diketahui dapat meningkatkan produksi asam lambung seseorang. Sedangkan ketika seseorang bahagia maka hormon yang dapat menstimulasi daya pikir dan energi akan dikeluarkan.
Firman Tuhan katakan: Bersukacitalah senantiasa! Mengapa kita diperintahkan untuk bersukacita? Karena ternyata sukacita bukanlah perasaan, sukacita adalah realita yang kita pilih. Sama seperti mengasihi sesama adalah suatu perintah, dan bukan sesuatu yang kita lakukan karena perasaan kita. Ketika kita memilih untuk mengasihi dan mulai melakukan tindakan kasih, perasaan kasih itu akan muncul kemudian. Alasan sukacita kita yang utama adalah Tuhan bukan keadaan. Karena keadaan sekeliling kita dapat berubah, tetapi Tuhan kita tidak pernah berubah. Dia Tuhan yang sama yang menyelamatkan kita dari kuasa dosa, Dia Yesus yang sama yang akan selalu menolong kita. Ketika kita memilih untuk bersukacita, maka perasaan bahagia itu akan muncul kemudian.
3. Perkataan yang menyenangkan
Amsal 16:24 Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. Ternyata perkataan-perkataan kita dapat menjadi obat bagi orang lain. Di masa-masa sukar seperti pandemik memang sulit untuk mengeluarkan perkataan yang menyenangkan atau sekedar perkataan yang baik. Tetapi mari kita belajar mengganti perkataan kita yang negatif dan buruk dengan perkataan yang positif, yang manis, dan yang membangun. Bagaimana caranya? Ganti apa yang biasa kita dengar dan baca. Karena secara natural kita belajar berkata-kata dari apa yang biasa kita dengarkan. Pernah sadarkah kita ketika kita banyak menonton atau mendengar video atau sekedar lawakan, kita akan meniru kata-kata dari tayangan atau lawakan tersebut. Hindarilah mendengarkan perkataan yang tidak menyenangkan. Jangan habiskan waktu membaca berita-berita buruk atau komentar-komentar buruk di media sosial. Mulailah mendengarkan lagu-lagu pujian, membaca kesaksian-kesaksian, membaca Alkitab, dan saling menyemangati satu dengan yang lain.
4. Tidak usah takut
Mazmur 91:5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.
Janji Tuhan di Mazmur 91 sangat luar biasa. Tetapi Tuhan meminta satu hal yaitu supaya kita jangan menjadi takut. Dalam Kitab Ayub dikatakan apa yang kita takutkan itulah yang menimpa kita (Ayub 3:25). Mari kita menaruh kepercayaan kita sepenuhnya kepada Dia, Allah sendiri yang meminta kepada kita jangan takut. Bila kita percaya bahwa Dia sanggup melepaskan kita dari kematian masakan kita tidak percaya bahwa Dia akan sanggup meluputkan kita dari pandemik ini. Ketakutan dapat melemahkan sistem imun dan menyebabkan stress sehingga kita rentan untuk menjadi sakit. Ia dapat juga mengganggu proses berpikir kita. Ketimbang proses berpikir yang logis dalam keadaan normal, ketakutan membuat molekul kimia tubuh mengambil alih diantaranya hormon amigdala. Akibatnya kita menjadi lebih rentan melakukan kecerobohan hingga tidak berjaga-jaga dan bisa terkena penyakit.
Itulah beberapa tips yang dapat dibagikan pada kesempatan ini. Yuk, kita coba praktekkan di masa pandemik ini. Masih ada banyak lagi tentunya yang dapat kita gali dan temukan dari Firman Tuhan. Karena itu, jangan khawatir! Roh Kudus akan menolong kita mengerti firman-Nya dan mengajar kita berjalan dalam keselamatan yang Yesus sudah sediakan. 2 Timotius 3:15 …Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
Daftar Pustaka
1. Alkitab, 2017, Lembaga Akitab Indonesia, Jakarta
2. Marlinang, 2021, Materi Parenting Sekolah Tunas Pertiwi Bogor, Tentang Covid-19