Kita Sudah Datang ke Bukit Sion,
Kota Allah yang Hidup
Oleh
Eduar J. Moniyong
STT LETS
Ibrani 12: 22-24
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, (24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Firman Tuhan di atas memberikan kepastian kepada kita, umat Tuhan, bahwa kita secara rohani sudah berada di satu kota Tuhan yang aman. Kita sudah ada di tengah-tengah kumpulan malaikat Tuhan yang tidak terhitung banyaknya, dan ditengah-tengah umat Tuhan. Allah sendiri adalah Penjaganya, bagaikan api yang menghanguskan segala sesuatu yang ingin mengganggu kota Tuhan.
Sekalipun saat ini kita ada ditengah-tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu, konflik dan peperangan, terorisme, bencana alam yang tidak berhenti. Juga situasi bangsa Indonesia dengan suhu politik yang semakin memanas menjelang Pilpres, politik identitas dan hoax yang memecah bangsa secara begitu masif, apalagi bencana alam mengerikan yang bertubi-tubi menimpa beberapa tempat di tanah air. Disamping itu juga kondisi geografis Indonesia yang berada di jalur Ring Of Fire, yang berarti secara potensi rawan dengan bencana erupsi ledakan gunung berapi maupun dengan gempa dan tsunami sebagai akibat ledakan gunung berapi.
Firman Tuhan di atas tidak berkata bahwa kita akan (kelak, nanti) masuk ke kota Tuhan (saat ini belum, masih di dunia), tidak demikian jemaat yang kekasih. Namun firman Tuhan dengan tegas berkata bahwa kita sudah masuk, sudah berada di kota Tuhan, sudah berada bersama kumpulan malaikat Tuhan yang tidak terhitung, haleluya puji Tuhan. Kota adalah gambaran komunitas yang aman, zaman Israel dahulu kota dijadikan benteng (kota yang berkubu), dimana tembok kota merupakan tempat yang paling aman menjaga semua penduduk kota dari serangan mendadak musuh.
Mari Saudara mata kita memandang pada firman Tuhan di atas, jadikan dasar pegangan iman kita, meski kondisi di sekitar kita penuh dengan goncangan. Apapun yang terjadi di sekeliling kita baik goncangan politik, goncangan ekonomi, goncangan disintegrasi bangsa, konflik horisontal, goncangan terorisme, kita tidak tergoyahkan. Meskipun secara fisik kita ada ditengah-tengah situasi yang demikian, kita percaya di alam roh yang tidak kelihatan kita aman ada di kota Raja Segala Raja, kota Allah Pencipta langit dan bumi Yang Maha Kuasa. Allah kita adalah api yang menghanguskan, yang menghanguskan segala sesuatu, tidak ada yang dapat bertahan menghadapi kedahsyatan kuasa-Nya yang bagaikan api yang menghanguskan membakar habis tanpa sisa.
Alkitab menjelaskan peristiwa yang dialami nabi Elisa ketika kota Samaria dikepung tentara musuh yang jauh lebih kuat dan lebih banyak. Bujangnya ketakutan, namun Elisa berdoa agar Tuhan membuka mata bujangnya untuk dapat melihat dengan mata sorgawi. Ketika matanya dibukakan maka tampaklah bahwa ada tentara malaikat yang berapi disekitar mereka yang jauh lebih besar dan lebih kuat, sehingga bujangnya menjadi tenang dan yakin bahwa mereka aman dikelilingi oleh tentara TUHAN yang kuat dan besar dengan kereta berapi yang menghanguskan (2 Raja 6:17). Bahkan tentara musuh tersebut akhirnya dibutakan matanya dan digiring Elisa ke benteng tentara Israel di Samaria (2 Raja 6:18-23).
Kita juga dikuatkan oleh kisah hujan belerang dan api yang menghancurkan kota-kota Sodom dan Gomora, namun Lot dan keluarganya diselamatkan Tuhan. Malaikat Tuhan menarik tangan Lot ketika ia berlambat-lambat, dan menyelamatkan Lot serta keluarganya keluar dari Sodom dan Gomora yang akan dimusnahkan dengan api dan belerang (Kejadian 19:12-20).
Haleluya puji Tuhan kita sudah ada di kota Tuhan dan Dia melindungi kita. Mari kita semakin hormat dan takut akan TUHAN kita yang adalah api yang menghanguskan, yang sudah menyediakan dan menaruh kita di tempat yang aman.
Pertanyaan
- Bagaimana seharusnya kita menyikapi bencana yang begitu bertubi-tubi terjadi di bangsa kita dan memakan banyak korban jiwa manusia?
Apa yang kita rasakan, apa sikap kita menghadapi situasi ini, apakah kita perlu melakukan persiapan menghadapi bencana secara baik?
- Dapatkah, tepatkah atau haruskah kita bersaksi dan memenangkan jiwa-jiwa datang kepada Tuhan YESUS ditengah-tengah situasi bencana dan politik yang memanas?
Diskusikan jawaban Saudara.
Referensi
Alkitab. (1974). Kej 19:12-20. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Alkitab. (1974). Ibrani 12: 22-24. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Alkitab. (1974). 2 Raj 6 : 17 – 23. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.