Kompetensi Spiritual Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kristen
(Suatu Panduan Praktis Bagi Guru, Dosen dan Pengelolah Pendidikan Kristen)
Oleh
Obden Sumero Odoh
STT LETS
Pendahuluan
Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Roma 12: 11. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyalah nayala dan layanilah Tuhan.
1 Korintus 12:7-11, “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”
Pengertian Kompetensi: Menurut UU No.13 Tahun 2013 kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengertian kompetensi menurut para ahli: Menurut Sedarmayanti kompetensi adalah karakteristik mendasar yang dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung terhadap, atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik.
Pengertian Pendidik: Dari segi bahasa, seperti dikutip dari WJS, Poerwadarminta pengertian pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Pendidik dalam bahasa Inggris disebut Teacher, Dalam literatur lainya kita mengenal guru, dosen, pengajar, tutor, lecturer, educator, trainer dan lain sebagainya. Dari istilah-istilah sinonim di atas, kata pendidik secara fungsional menunjukan kepada seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan, keterampilan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya, bisa siapa saja dan dimana saja. Secara luas dalam keluarga adalah orang tua, guru jika itu disekolah, di kampus disebut dosen. Pengertian Guru, kata guru artinya didasko, master, instructor. Kata Yunani utama yang digunakan berhubungan dengan pelayanan mengajar adalah didasko. Akar kata ini berarti “mengajar” atau “memberi petunjuk”. Ini adalah proses menjelaskan atau menerangkan sesuatu.
Pengertian Tenaga Kependidikan: Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah: Kepala Satuan Pendidikan; pendidik; dan tenaga kependidikan lainnya. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, leader, inovator dan mediator. Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah: Kepala Sekolah, Rektor, Direktur, Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai ke khususannya yaitu: Guru, Dosen, Konselor, Instruktur, Fasilitator.
Pengertian Spiritualitas Kristen. Dalam Alkitab, spiritual yang berasal dari kata spirit ditulis dalam bahasa asli: ruakh (Ibrani) dan pneuma (Yunani). Arti kata ruakh atau pneuma dalam Alkitab adalah “nafas atau angin yang menggerakkan dan menghidupkan”. Pengertian ini sama dengan pengertian kata spirit yang sering kita pakai sehari-hari, yaitu ‘semangat’. Semangat atau spirit yang kita butuhkan untuk bergerak dan hidup. Semangat atau spirit ini hanya kita miliki di dalam Roh Kudus. Oleh karena spiritual berkaitan dengan kehidupan iman – apa yang menggerakkan dan memotivasinya.
Spiritualitas Kristen menyangkut adanya keinginan mencari dan memenuhi kebenaran hidup secara agamawi, meliputi hal-hal yang bersifat memperjelas konteks agama dimaksud, serta keseluruhan pengalaman makhluk hidup dalam ruang lingkup agama itu sendiri. Sementara itu Philip Sheldrake dalam bukunya yang berjudul Spirituality and History sebagaimana dikutip oleh Bambang H. Widjaja dalam tulisannya mendefinisikan spiritualitas sebagai “the conscious human response to God that is both personal and ecclesial” (respon sadar dari manusia kepada Tuhan, baik secara pribadi mau pun dalam kebersamaan sebagai umat). Seorang teolog Indonesia, yaitu Eka Dharmaputra memahami bahwa spiritualitas adalah roh, jiwa, semangat dan gairah. Spiritualitas menempati rangking teratas dalam skala prioritas. Ibarat gereja yang mempunyai segala macam dan segala sesuatu: gedung gereja, pendeta, kegiatan-kegiatan, keuangan, aktivitas yang banyak, tetapi tanpa spiritualitas yaitu roh, jiwa, semangat dan gairah, maka semuanya itu akan berubah menjadi sekedar sebuah rutinitas gereja semata.
Spiritualitas juga diartikan sebagai keberadaan seseorang yang berada di dalam relasi yang benar dengan Allah, sesama dan ciptaan yang lain. Yang dimaksudkan dengan benar di sini bukan berbicara tentang what is (apa yang terjadi), melainkan what ought to (apa yang seharusnya terjadi). Sebagai orang Kristen, apa yang seharusnya terjadi tentu saja mengacu pada apa yang dinyatakan oleh firman Tuhan dan bukan pada pikiran dan kehendaknya sendiri. Spiritualitas mempunyai akarnya pada keteladanan Yesus, yakni: ketaatan yang total kepada Allah dan kepedulian yang eksistensial kepada manusia. Dengan demikian spiritualitas adalah sesuatu hal yang diyakini dan dihayati dalam hidup dan yang menjadi pendorong seseorang dalam bertindak dan bersikap di dalam kehidupannya.
Penutup
Dalam pemahaman agama Kristen, spiritualitas berawal pada saat seseorang percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Orang tersebut diberi kuasa oleh Allah sebagaimana telah dinyatakan dalam firman Tuhan, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yoh. 1:12). Ayat ini menjelaskan bahwa setiap orang percaya, diberi kuasa oleh Allah untuk menjadi anak-anak Allah yang bersikap dan hidup seturut dengan kehendak Allah. Sikap dan cara hidup yang seturut dengan kehendak Allah itulah yang disebut dengan spiritualitas Kristen. Hakikat Spiritualitas Kristen, berdasarkan uraian definisi spiritualitas Kristen di atas, maka dirumuskan bahwa hakikat spiritualitas Kristen adalah:
- Spiritualitas Kristen adalah hubungan antara manusia dengan Allah.
Yohanes Calvin berpendapat bahwa spiritualitas sejati terletak pada hubungan pribadi dengan Allah daripada pengetahuan tentang Allah. Artinya seseorang yang menguasai teologi secara baik dan sistematis, berbeda dengan mengenal Allah secara pribadi. Oleh karena itu spiritualitas Kristen bukanlah persoalan sejauh mana manusia memiliki pengetahuan tentang Allah, melainkan persoalan sejauh mana manusia tersebut mengenal Allah secara pribadi. Dengan kata lain hakekat spiritualitas Kristen adalah berpusat pada Allah sendiri dengan kehadiran-Nya di dalam diri setiap orang percaya.
- Spiritualitas Kristen menjadi penggerak dan pengarah hidup orang Kristen.
Hal ini disebabkan karena spiritualitas Kristen mengacu kepada firman Tuhan yang merupakan insiatif dari Allah dan manusia meresponi sebagaimana seharusnya sesuai dengan iman yang telah dianugerahkan kepadanya. Namun itu semua hanyalah titik tolak yang harus dilanjutkan dengan proses pengudusan (Ef. 4:23; Kol. 3:10). Anugerah Allah memungkinkan terjadinya transformasi pada diri seseorang untuk menjadi serupa dengan Kristus. Hal itu dimungkinkan dengan adanya peran Roh Kudus dalam diri orang percaya (Tit. 3:5) sehingga manusia kembali dimungkinkan untuk menjadi gambar Allah yang mempermuliakan Allah sesuai dengan tujuan Allah sejak penciptaan (Ef. 2:1-10).
- Spiritualitas Kristen berhubungan dengan iman.
Hubungan ini terletak pada kenyataan bahwa: Spiritualitas adalah penghayatan iman yang akhirnya melahirkan buah-buah iman dalam sikap dan cara hidup orang Kristen. Imanlah yang memyemangati orang Kristen untuk bergerak dan hidup di bawah pimpinan Roh Kudus.
Daftar Pustaka
____Alktab. Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta, 2012
____Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
_____Rahmiati Tanudjaja, Anugerah demi Anugerah dalam Spiritualitas Kristen yang Sejati, Jurnal.Veritas,Oktober2002,
____Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008),
Keren.. Memberkati sekali