UJIAN KEPEMIMPINAN KRISTEN
Di tulis Oleh : Ir. Nelson Martogi Panjaitan, M.Th
Alumni Pasca Sarjana STT LETS
PENDAHULUAN
Di awal Maret 2021 ini dunia Kekristenan dikejutkan oleh isu tidak sedap. Terdengar kabar bahwa almarhum Rev. Ravi Zacharias, seorang pembicara dan apologist Kristen yang sangat terkenal di dunia, ternyata memiliki kehidupan ganda yang ekstrim bertolak-belakang. Beliau seorang yang berkepribadian ganda. Kabar ini secara terang-terangan bahkan dirilis di website resmi Ravi Zacharias International Ministries (RZIM), lembaga yang didirikannya sendiri. RZIM ini berpusat di Amerika Serikat dan sudah memiliki banyak cabang di seluruh dunia.
Temuan kasus ini bermula dari kesaksian pengakuan seorang wanita yang menjadi korban pelecehan seksual, yang kemudian disusul dengan beberapa korban wanita lainnya. Dalam penyelidikan internal RIZM sendiri, kasus pelecehan ini memang akhirnya terbukti setelah ditemukannya ratusan foto-foto dan chat pembicaraan mesra antara Ravi Zacharias dengan para korbannya. Kasus tokoh besar ini menambah daftar banyaknya tokoh-tokoh terkenal yang berkelakuan buruk, baik di dunia sekuler maupun kerohanian. Mungkin kalau di dunia sekuler hal tersebut tidak terlalu mengejutkan namun ketika itu terjadi di dunia kekristenan maka hal itu sungguh menyedihkan banyak orang terutama para pengikut dan fans dari tokoh kepemimpinan tersebut.
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan sangat diperlukan oleh setiap komunitas mulai komunitas terkecil (keluarga) sampai kepada negara dan bangsa. Namun memiliki kekuasaan bukanlah sesuatu yang menyenangkan dan tanpa masalah. Christian Lazarski mengutip tulisan yang terkenal dari Sir John Dalberg-Acton, seorang sejarahwan katolik, penulis, dan politisi terkenal Inggris di abad ke-19 dalam mengatakan bahwa memiliki kekuasaan adalah masalah besar dari banyak pemimpin. Satu quote dari John Dalberg yang sangat terkenal adalah Power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely. Kekuasaan cenderung disalahgunakan. Semakin besar kekuasaan semakin besar pula potensi untuk disalahgunakan. Sir John Dalberg-Acton menegaskan perlunya pembatasan kekuasaan karena banyak pemimpin justru dirusak oleh kekuasaan itu sendiri.
Dalam kasus di atas, diketahui bahwa para korban pelecehan seksual tersebut sangat sulit untuk melaporkan perkara tersebut bahkan itu sering menyakitkan hati mereka. Dari pihak RZIM sendiri juga menyadari kesalahan mereka dengan mengatakan bahwa secara kelembagaan mereka turut berkontribusi dalam kesalahan pemimpin. Hal ini terkait dengan budaya organisasi yang kurang baik ketika seorang pemimpin memiliki pengaruh yang begitu kuat dan centralized.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin seorang pemimpin rohani yang begitu menginspirasi banyak orang di seluruh dunia seperti Ravi Zacharias melakukan perbuatan tercela? Bukankah dia dipakai Tuhan sangat luar biasa selama puluhan tahun ini? Begitu banyak pertanyaan yang bermunculan atas masalah ini. Para fans yang sangat mengagumi beliau pun bahkan mempertanyakan mengapa Tuhan seolah membiarkan dosa ini terjadi bertahun-tahun. Dalam berbagai banyak sudut pandang orang, penulis hanya fokus kepada faktor apa yang membuat hal ini bisa terjadi pada kepemimpinan Kristen.
POKOK PEMBAHASAN
Kepemimpinan Kristen dan kepemimpinan sekuler memang memiliki kesamaan dalam hal-hal alamiah (natural matters), namun sangat berbeda dalam hal yang terkait hal-hal supernatural. J. Oswald Sanders dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Rohani mengatakan, kepemimpinan Kristen adalah satu campuran antara sifat-sifat alamiah dan rohani, dan unsur utama yang melengkapi sifat-sifat alamiah itu tidak datang dari dunia melainkan dari Roh Allah yang bertujuan agar seorang pemimpin mampu mengatasi setiap pergumulan hidupnya.
Kalau dalam kepemimpinan sekuler seorang pemimpin mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan alamiahnya dengan berbagai soft skills dan hard skills dari berbagai macam sumber, tapi dalam kepemimpinan Kristen sumber utama yang memampukan seorang pemimpin memenuhi tugas panggilannya adalah Roh Allah. Dalam kepemimpinan Kristen, semua hal yang dikerjakan harus tertuju kepada misi Tuhan. Tuhan memilih, membentuk, dan memperlengkapi seorang pemimpin Kristen untuk menuntaskan misi Tuhan di bumi. Jadi peran Tuhan adalah peran yang sentral.
Singkatnya, goals and job description dari seorang pemimpin rohani adalah mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan semata. Dalam mengerjakan panggilan tersebut pasti akan seringkali terjadi banyak pergumulan dan godaan. Bahkan kadangkala yang dikerjakan tampak baik dan logis dimana tujuan ilahi bercampur dengan ambisi pribadi sang pemimpin. Hal ini bisa kita pelajari dari banyak tokoh-tokoh rohani yang tertulis di Alkitab. Manusia pertama Adam bergumul dan jatuh dalam dosa yang mengakibatkan seluruh dunia berdosa. Abraham akhirnya menuruti saran istrinya untuk memiliki keturunan yang bukan dari rahim Sarah seperti janji Allah. Musa yang kurang mengindahkan Tuhan walau itu timbul karena amarahnya kepada bangsa Israel yang selalu tegar tengkuk. Simson yang terperdaya oleh bujukan istrinya. Saul yang tidaksabaran menunggu Samuel datang sehingga mengambil peran kenabian. Daud yang tega melakukan pembunuhan berencana atas panglima Uria karena dorongan nafsu dagingnya untuk melakukan perbuatan tercela atas Betsyeba.
Bahkan Yudas Iskariot yang selama 3 tahun, setiap hari bersama-sama dengan Tuhan Yesus bahkan rela menjual gurunya itu hanya dengan 30 keping perak. Masih banyak sekali kisah para pemimpin atau tokoh rohani di Alkitab yang mengalami ujian atau pencobaan. Apakah Tuhan tidak tahu dan lepas kendali atas hamba-hamba-Nya itu? Tentu saja tidak! Dari kisah nabi Ayub kita jelas mengetahui bahwa Allah mengetahuinya dan Allah melindungi Ayub dan semua asetnya. Tetapi Allah juga mengizinkan para hamba-Nya untuk dicobai oleh iblis. Bahkan Allah mengizinkan iblis untuk melakukan apapun terhadap harta benda milik Ayub, tetapi Allah tidak mengizinkan iblis menyentuh Ayub dengan tangannya.
Lalu jawab iblis kepada TUHAN: “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.” Maka firman TUHAN kepada iblis: “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” (Ayub 1:9-12)
Semua orang Kristen terutama para pemimpin bisa dipastikan akan mengalami ujian demi ujian yang beragam melalui pencobaan-pencobaan yang di-inisiasi oleh iblis. Allah mengizinkan itu terjadi ! Allah tidak jauh dari kita, Dia Immanuel. Lantas mengapa seolah Allah membiarkan ketika para hamba-Nya jatuh di dalam dosa? Semuanya untuk pemurnian dari sifat-sifat alamiah jasmaniah kepada sifat-sifat rohaniah batiniah. Seorang pemimpin Kristen tidak menjadi pemimpin atas kehendaknya sendiri.
Pemimpin Kristen diangkat oleh Tuhan dan fokus hanya kepada Tuhan. Bentuk kepemilikan pribadi mulai dari harta berwujud ( uang dan aset-aset) sampai harta tak berwujud (pendidikan, prestasi, sanjungan, dan lain sebagainya) akan menjadi sarana pengujian dan pencobaan yang harus dilalui setiap orang percaya. Dari kisah Ayub tadi dapat diketahui bahwa harta benda berwujud dan tak berwujud (tangible and intangible) menjadi sasaran empuk yang selalu dipakai iblis untuk menjatuhkan para pemimpin. Tuhan melatih dan memperlengkapi setiap pemimpin Kristen untuk melayakkan mereka mengelola “tanah perjanjian” yang Tuhan hendak percayakan. Ujian adalah bagian dari proses untuk mengurangi dan menghilangkan faktor pengotor dan sikap tidak murni dari seorang yang Tuhan percayakan.
Frank Damazio dalam bukunya yang berjudul The Making of A Leader, merinci sejumlah ujian yang harus dilalui oleh seorang pemimpin rohani. Ujian ini tentu saja bukan untuk menjatuhkan seorang pemimpin melainkan membangun dan membentuk seorang pemimpin yang bertumbuh dalam iman seturut panggilannya. Beberapa ujian tersebut ringkasnya adalah sebagai berikut:
1. Time Test. Dalam ujian ini seolah Tuhan tidak menjawab apa yang Tuhan janjikan sebelumnya. Melalui penundaan-penundaan, pemimpin dilatih untuk melihat kemurnian pribadinya.
2. Word Test. Dalam ujian ini seolah semua kebenaran Firman Tuhan seoalh bertolak belakang dengan kenyataan. Pemimpin dilatih untuk tetap bertahan dalam ketaatan.
3. Character Test. Melalui ujian ini pemimpin dilatih bagaimana mempertahankan kekudusan diri di tengah-tengah situasi sekitar yang penuh tawaran kedagingan.
4. Motivation Test. Ujian ini untuk melihat faktor eksternal dan internal seorang pemimpin ketika membuat keputusan. Ambisi pribadi tidak mendapat.
5. Wilderness Test. Kadangkala Tuhan membawa pemimpin ke situasi “gurun pasir” sehingga diperlukan daya juang yang tinggi untuk tetap bergantung pada tuntunan Tuhan.
6. Servant Test. Pemimpin dibawa ke dalam situasi yang kurang nyaman untuk membentuk kualitas kerendahan hatinya sehingga gengsi, harga diri, egoisme bisa dikikis.
7. Misunderstanding Test. Kadangkala komunikasi pemimpin tidak dimengerti oleh anggota sehingga pemimpin diuji untuk tidak mudah menyalahkan mereka.
8. Patience Test. Seringkali apa yang direncanakan tidak terjadi dan kadangkala para pengikut memang salah. Dalam ujian ini pemimpin dilatih untuk panjang sabar.
9. Integrity Test. Pemimpin diperhadapkan pada situasi yang apa, berani berkata benar sekalipun dalam situasi yang mungkin terlihat merugikan.
10. Self Will Test. Tuhan mengizinkan suatu konflik terjadi agar semua kehendak pribadi ditekan. Pemimpin harus berkorban baik perasaan, pikiran, tenaga, waktu bahkan materi.
11. Rebellion Test. Pada ujian ini para pengikut memberontak melawan pemimpin. Tuhan membentuk pemimpin agar mampu menghadapi masalah dengan tenang.
PENUTUP
Setiap pemimpin pasti akan menghadapi banyak tantangan baik dari dalam maaupun dari luar otoritas kepemimpinannya. Kekuasaan yang dimiliki para pemimpin bukan tanpa masalah, bahkan kekuasaan itu bisa menjatuhkan wibawa sang pemimpin. Banyaknya kasus demi kasus yang terjadi di kalangan pemimpin hanyalah gambaran dari kegagalan sang pemimpin dalam melewati ujian kepemimpinan. Ujian demi ujian tersebut dirumuskan terperinci oleh Frank Damazio setelah melihat ujian-ujian dari Tuhan (atau pencobaan-pencobaan dari iblis) yang dikisahkan dalam Alkitab.
Kepemimpinan Kristen bertujuan untuk memuliakan nama Tuhan, menjadikan Tuhan sebagai pusat dan sumber otoritas kepemimpinan. Selama pemimpin Kristen mengutamakan Tuhan maka setiap ujian akan dapat dilewati dengan baik. Seringkali ujian-ujian hidup itu adalah proses untuk membawa para hamba-Nya ke tingkat rohani yang lebih tinggi. Tuhan hendak mempercayakan tugas dan tanggung-jawab dalam perkara yang lebih besar kepada hamba-Nya yang baik dan setia (Matius 25:20-21).
Dari kisah Ayub kita dapat mengerti bahwa Tuhan mengizinkan iblis mencobai umat-Nya melalui harta benda dan kepemilikannya, namun Tuhan tidak mengizinkan iblis menyentuh dan mengambil nyawa umat-Nya. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Pencobaan-pencobaan yang dialami umat-Nya adalah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan uamt-Nya (1 Korintus 10:13). Tuhan senantiasa melihat umat-Nya di kala mereka menghadapi ujian atau pencobaan hidup. Dia adalah Immanuel !
Daftar Pustaka
Alkitab, 2004, Lembaga Alkitab Indonesia
Frank Damazio, 1987. The Making Of A Leader, City Bible Publishing Portland, Oregon,
J. Oswald Sandres, 2017 Kepemimpinan Kristen, Kalam Hidup Bandung, Chrsitian Lazarski, 2012 Power Tends to Corrupt, Northern Illinois University Press,
https://www.rzim.org/read/rzim-updates/board-statement